HR Scorecard: Apa dan Bagaimana Implementasinya?
HR Scorecard adalah sebuah cara untuk mengukur dan menampilkan kinerja bidang SDM secara komprehensif yang dikaitkan secara langsung (align) dengan pencapaian tujuan perusahaan. Cara ini mengimplementasikan fungsi HR sebagai strategic partner dalam menjalankan bisnis perusahaan.
HR Scorecard terinspirasi oleh Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton yang merupakan metode untuk mensinergikan beragam aspek (keuangan, pelanggan, internal business process, learning and growth) untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan . HR Scorecard dapat pula diintegrasikan sebagai support dalam kerangkan besar balanced scorecard.
Dalam berjalannya roda perusahaan, sering dijumpai fungsi HR sebatas administratif, yang mengurusi masalah-masalah kepegawaian seperti cuti, lembur, penggajian, asuransi, jaminan kesehatan, dll. Hal ini belum menyentuh aspek strategic dari pengelolaan SDM.
Melalui penerapan HR Scorecard diharapkan fungsi-fungsi HR di perusahaan dapat menunjukkan bagaimana aktifitas pengelolaan SDM berdampak langsung pada pencapaian tujuan perusahaan.
Bagaimana menyusun HR Scorecard, berikut hal-hal inti yang perlu diperhatikan:
- Mengidentifikasi sumbangsih kritis bidang HR dang berdampak langsung pada kinerja perusahaan.
- Mengidentifikasi pihak-pihak atau orang-orang yang menjadi customer HR.
- Mendefinisikan aktifitas-aktifitas bidang HR yang dapat memberikan kontribusi yang signifikan, seperti high talent staffing atau inisiatif-inisiatif untuk program retensi karyawan.
- Melakukan analisa cost-benefit untuk kegiatan-kegiatan HR yang berdampak signifikan.
Untuk mengembangkan aspek-aspek yang akan diukur dalam HR scorecard, berikut contoh-contoh yg dapat dilakukan :
- Dalam bidang rekrutmen, dapat diukur seberapa banyak talent terbaik yang dapat direkrut dan dipertahankan melalui metode rekrutmen dan retensi tertentu.
- Dalam bidang diklat: berapa jumlah jam training yang berorientasi pada hasil yang diberikan kepada karyawan baru tiap tahun.
- Dalam hal penggajian, apakah ada perbedaan signifikan antara karyawan yang berkinerja tinggi (high performer) dengan yang berkinerja rendah (low performer).
- Pendapatan rata-rata per pegawai (average revenue per employee).
- Attrition rate atau tingkat turn over karyawan.
- Indeks survey kepuasan atau survey engagement karyawan.
Implementasi HR scorecard akan berdampak strategic bagi perusahaan dimana seluruh aktifitas pengelolaan SDM align dengan visi, misi, dan program perusahaan.
Saya sangat tertarik dengan dunia HR setelah bergabung di sebuah perusahaan outsourching di Jakarta sebagai Human Capital Manager. tetapi disebabkan ada hal prinsip yang harus saya tinggal, saya hanya sempat bekerja sebagai Human Capital Manager selama 7 bulan saja. Saat ini saya membutuhkan guidance untuk mendapatkan ilmu tambahan mengenai HR
Selamat membaca tulisan-tulisan saya. Terima kasih sudah mampir di blog saya.
Terima kasih mampir ke blog saya.
Pingback: HR Scorecard: Indikator Kinerja SDM dengan Tujuan Perusahaan
Apakah hasil HR Scorecard dapat dicascading menjadi level divisi dan dilanjutkan ke level individu? terimakasih sebelumnya
Tentunya harus di-cascade sampai ke level individu supaya dapat dijalankan. Cascadingnya sesuai dengan tupoksi bidang masing-masing. Misalnya terkait HR Score Card rekrutmen, ditangani oleh karyawan di bagian rekrutmen/penerimaan karyawan. Tks.