HR Strategic

Pertanyaan “Bagaimana Saya Dapat Membantu?” dalam Kebiasaan Coaching

Dalam tulisan kali ini, kita kembali membicarakan tentang kebiasaan coaching kagi para manajer. Salah satu bagian dari konsep kebiasaan coaching yang ditawarkan oleh Michael Bungay Stanier membahas pertanyaan “Bagaimana saya dapat membantu?” sebagai alat untuk mengakhiri kebiasaan menyelamatkan dan membuka jalan untuk kejelasan dalam hubungan profesional.

Keinginan untuk “bermanfaat” dan “menambahkan nilai” seringkali membuat kita terjebak dalam peran “penyelamat” (Rescuer) dalam Drama Triangle Karpman. Drama Triangle Karpman adalah model interaksi yang tidak sehat dan berulang dalam hubungan. Model ini dikembangkan oleh psikiater Stephen Karpman pada tahun 1968.

Triangle ini terdiri dari tiga peran:

Victim (Korban): Orang yang merasa tidak berdaya, teraniaya, dan membutuhkan bantuan.
Persecutor (Penindas): Orang yang menyalahkan, mengkritik, dan mengendalikan orang lain.
Rescuer (Penyelamat): Orang yang ingin membantu dan memperbaiki situasi, meskipun tidak diminta.

Misalnya, seorang karyawan (Victim) mengeluh kepada manajernya (Rescuer) tentang rekan kerja yang tidak kooperatif (Persecutor). Manajer, yang ingin membantu, mungkin akan mencoba untuk menyelesaikan konflik tersebut, namun hal ini hanya akan memperkuat peran Victim dan Persecutor. Karyawan akan terus mengeluh, dan rekan kerja akan terus bersikap tidak kooperatif.

Peran penyelamat ini, meskipun dilandasi niat baik, justru berdampak negatif karena:

Menurunkan status orang yang kita “bantu”: Dengan menawarkan bantuan, kita secara tidak sadar menempatkan diri di atas mereka dan membuat mereka merasa tidak mampu.
Memperkuat siklus ketergantungan: Orang yang kita “bantu” menjadi semakin bergantung pada kita dan tidak belajar untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Menciptakan rasa frustrasi: Kita merasa lelah dan terbebani karena harus terus-menerus membantu, sementara orang yang kita bantu merasa tidak berdaya dan tidak dihargai.

Untuk mengatasi kebiasaan ini, Anda bisa menggunakan pertanyaan “Bagaimana saya dapat membantu?”. Pertanyaan ini memiliki dua kekuatan utama:

Meminta kejelasan: Pertanyaan ini memaksa orang yang kita ajak bicara agar mengartikulasikan dengan jelas apa yang mereka inginkan. Seringkali, mereka sendiri tidak sepenuhnya yakin apa yang mereka butuhkan, dan pertanyaan ini membantu mereka untuk menemukan kejelasan.
Mencegah kita langsung memberikan solusi: Pertanyaan ini membuat kita berhenti berpikir bahwa kita tahu cara terbaik untuk membantu dan memaksa kita untuk tetap penasaran.

Selain itu, Anda juga bisa menggunakan pertanyaan yang lebih langsung, “Apa yang Anda inginkan dari saya?” Namun perlu diingat bahwa pertanyaan ini harus disampaikan dengan nada yang tepat agar tidak terkesan agresif atau merendahkan.

Pertanyaan “Bagaimana saya dapat membantu?” merupakan alat yang efektif untuk membangun hubungan profesional yang lebih sehat dan produktif. Dengan menggunakan pertanyaan ini, kita dapat menghindari peran “penyelamat” yang merugikan, membangun kepercayaan, dan membantu orang lain untuk menemukan solusi mereka sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *