Pentingnya Berpikir Kritis bagi Karyawan
Sebagian besar perusahaan membatasi otoritas pengambilan keputusan hanya bisa dilakukan oleh para manajer dan eksekutif, tidak mungkin untuk sepenuhnya menyerahkan semua proses pengambilan keputusan kepada pekerja garis depan.
Hal itu bukan berarti baik atau buruk, tetapi karyawan tetap perlu memiliki kemampuan untuk membuat penilaian dan keputusan yang efektif dan memproses informasi dengan cepat saat mereka tidak ada pilihan untuk bertanya ke atasan mereka.
Salah satu komponen terpenting dalam perangkat pembuat keputusan apapun adalah keterampilan berpikir kritis. Dalam postingan ini, kami membahas makna, nilai dan bagaimana berpikir kritis bagi setiap karyawan.
Apa Itu Berpikir Kritis
Terdapat banyak definisi tergantung sudut pandang Anda; namun, kesemuanya memiliki gagasan yang kurang lebih sama. Berpikir kritis dapat didefinisikan sebagai
“proses disiplin intelektual dari secara aktif dan terampil membuat konsep, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan / atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh, observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan untuk keyakinan dan tindakan. ”
Nilai Penting Berpikir Kritis
Secara umum, berpikir kritis membantu pengambilan keputusan yang efektif karena membantu menghindari pengambilan keputusan berdasarkan asumsi yang menyesatkan, sumber yang dipertanyakan, dan adanya bias. Berpikir kritis juga efektif dalam proses pemecahan masalah karena memberikan keterampilan yang diperlukan untuk mengumpulkan dan memproses informasi.
Berpikir kritis adalah komponen penting pada proses pengambilan keputusan yang efektif. Hal ini penting di semua tingkat organisasi, dari CEO hingga staf garis depan.
Berikut ini beberapa elemen kunci dalam melatih keterampilan berpikir kritis.
Mengevaluasi Sumber Informasi
Mengetahui sumber informasi sangat penting dalam menentukan seberapa besar bobot yang akan diberikan padanya. Misalnya, tulisan oleh dokter dalam jurnal medis merupakan sumber informasi terpercaya tentang perawatan kanker daripada posingan di Facebook seseorang. Atau evaluasi kepala departemen tentang efektifitas departemennya mungkin kurang dapat diandalkan dibandingkan evaluasi pihak independen.
Penting untuk Memahami Bias dan Motivasi
Salah satu alasan utama untuk mempertanyakan informasi yang seolah dapat dipercaya adalah adanya bias dan motivasi dari sumbernya. Misalnya, kelompok pecinta lingkungan atau perusahaan minyak tentu memiliki bias dan motivasi yang berbeda saat menginformasikan dampak lingkungan pengeboran minyak dan konsumsi bahan bakar fosil. Dengan memahami faktor-faktor ini membantu kita melihat informasi melalui teropong yang sesuai.
Mengidentifikasi dan Mempertanyakan Asumsi
Bagian terbesar dari pemikiran kritis adalah memahami bahwa kita semua mendasarkan pendapat, keputusan, dan tindakan pada seperangkat asumsi. Asumsi ini penting karena tanpa asumsi, kita akan menganalisis suatu masalah secara berlebihan. Namun berbagai asumsi itu harus dianalisa.
Misalnya, sebuah rencana pemasaran 5 tahun, seorang analis pemasaran berasumsi bahwa selama 5 tahun mendatang dunia akan terus ada dan bahwa selera konsumen pada mobil tidak akan berubah. Tentunya asumsi pertama jauh lebih masuk akal daripada yang kedua.
Penting bagi pemikir kritis untuk menyadari asumsi yang mereka buat dan mampu mempertanyakan asumsi yang tidak terlalu meyakinkan.
Banyak orang tidak memiliki keterampilan dasar berpikir kritis. Untungnya, berpikir kritis bukanlah sesuatu yang dimiliki sejak lahir; kemampuan itu dapat dipelajari dan, oleh karena itu perlu diajarkan. Manajer dan tim HRD perlu mempertimbangkan pelatihan keterampilan berpikir kritis sebagai prioritas penting bagi karyawan di semua tingkat organisasi.