Gaya Kepemimpinan : Mana yang Terbaik?
Sebagaimana individu yang memiliki beragam karakter, kepemimpinan juga dapat dibedakan dalam beberapa gaya yang umum dijumpai. Dengan memahami berbagai gaya kepemimpinan, kita bisa memanfaatkan gaya kepemimpinan yang paling pas untuk kita.
- Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis memungkinkan bawahan untuk memberikan masukan kepada pimpinan, walaupun pada akhirnya pemimpinlah yang mengambil keputusan akhir. Karena bawahan masih memiliki pengaruh menentukan arah tim di masa mendatang, mereka bisa mempersiapkan bagaimana peran yang nantinya akan mereka ambil jika mereka dipromosikan menjadi pemimpin.
- Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan ini berlawanan dengan gaya demokratis. Pada gaya ini, pemimpin tidak harus mempertimbangkan masukan dari bawahan. Pemimpin langsung memberikan perintah kepada bawahan tentang apa yang harus dilakukan. Tim yang menggunakan gaya ini rentan kehilangan anggota karena kurangnya kesempatan mengembangkan diri.
- Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin bergaya ini selain memberi tugas harian kepada bawahannya, ia juga memacu mereka untuk meningkatkan kemampuan dengan memberikan tugas tambahan. Bisa juga tidak ada tugas tambahan, tapi tingkat kesulitannya bertambah dan tenggat waktunya diperpendek. Gaya kepemimpinan ini cocok untuk tim yang selalu ingin berkembang. Namun bagi bawahan yang tidak bisa mengikuti laju perkembangan tim, mereka bisa tersisih.
- Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan ini biasanya mengutamakan sistem penghargaan dalam operasionalnya. Pemimpin memberikan target kepada anggota tim, apabila target terlampaui maka ada penghargaan tambahan, jika target tidak terpenuhi akan ada konsekuensi. Pemberian insentif dapat digunakan sebagai pedoman peran dan motivasi dalam tim yang mengutamakan pencapaian target kuantitas.
- Kepemimpinan Bergaya Pelatih
Pemimpin ini menitikberatkan untuk mengenali dan mengasah keunggulan individu dari setiap anggota tim, selayaknya seorang pelatih olah raga. Gaya ini menekankan pada pertumbuhan dan kesuksesan anggota tim. Pemimpin tidak mengharuskan anggota tim untuk fokus pada kemampuan dan tujuan yang sama. Dalam jangka panjang, pemimpin ini bertujuan menciptakan tim yang kuat dengan merangkul keahlian unik anggotanya untuk menyelesaikan pekerjaan.
- Kepemimpinan Birokratif
Pemimpin yang bergaya ini cenderung mengikuti aturan, bahkan tradisi, organisasi secara kaku. Kepemimpinan ini terbentuk karena kondisi yang dirasa stabil pada tim dan kondisi tersebut harus dipertahankan. Masukan dari anggota tim hanya bisa diterima bila sejalan dengan norma yang sudah ada. Usulan baru sulit diterima karena belum teruji dan hanya akan mendatangkan kerugian.
- Kepemimpinan Laissez-faire.
Istilah ini adalah bahasa Perancis yang maksudnya kepemimpinan yang mendelegasikan sebagian besar pekerjaan pada bawahan tanpa pengendalian ketat. Pemimpin seperti ini memberi kebebasan penuh kepada bawahannya. Gaya kepemimpinan ini cocok bagi tim yang anggotanya bisa bekerja mandiri, berpengalaman, sudah paham peran dan target yang harus dipenuhi.
- Kepemimpinan yang melayani.
Kepemimpinan ini mengutamakan kepuasan anggota tim. Dengan terciptanya kepuasan pada bawahan maka mereka akan menghasilkan kinerja yang baik. Pemimpin seperti ini pandai memotivasi bawahannya dan biasanya sangat dihormati. Gaya seperti ini banyak ditemui di organisasi nirlaba.
- Kepemimpinan Visioner.
Pemimpin visioner memiliki kemampuan yang kuat untuk mendorong kemajuan dan membawa perubahan dengan menginspirasi bawahan dan dipercaya karena ide-ide barunya. Jenis kepemimpinan ini sangat dibutuhkan untuk organisasi kecil yang sedang tumbuh cepat, atau organisasi besar yang mengalami restrukturisasi.