Leadership

Potensi Kepemimpinan Merupakan Faktor Penentu (2)

Potensi kepemimpinan menentukan keberhasilan seseorang. Sebagai ilustrasi berikut adalah kelanjutan kisah dua bersaudara yang mencoba meraih peruntungan mereka di bisnis restoran dari artikel sebelumnya.

Restoran drive-in kecil milik Dick dan Maurice di Pasadena menjadi sebuah kesuksesan besar, dan pada tahun 1940, mereka memutuskan untuk memindahkan operasional bisnis ke San Bernardino, sebuah kota yang mengalami ledakan kelas pekerja delapan puluh km di timur Los Angeles. Mereka membangun fasilitas yang lebih besar dan memperbanyak menu mereka, mulai dari hot dog, kentang goreng, milkshake, sandwich daging sapi, babi panggang, hamburger, dan item lainnya. Bisnis mereka meledak. Penjualan tahunan mencapai $200.000, dan kedua saudara itu mencatatkan pembagian keuntungan $50.000 setiap tahun, suatu jumlah yang membuat mereka menjadi bagian dari golongan masyarakat elit di kota itu.

Pada tahun 1948, mereka merasa bahwa zaman sedang berubah, dan mulai melakukan modifikasi pada bisnis restoran mereka. Mereka menghilangkan carhops, mulai melayani hanya pelanggan yang berjalan kaki, dan menyederhanakan semuanya. Mereka mengurangi menu dan fokus pada penjualan hamburger. Restoran itu menghilangkan piring, gelas, dan peralatan makan logam, beralih ke produk kertas. Mereka mengurangi biaya dan harga yang mereka kenakan pada pelanggan. Mereka juga membuat Sistem Layanan Cepat. Dapur restoran menjadi seperti jalur perakitan, di mana setiap pekerja fokus pada kecepatan layanan. Tujuan mereka adalah untuk memenuhi pesanan setiap pelanggan dalam tiga puluh detik atau kurang. Dan mereka berhasil. Di sekitar tahun 1950, pendapatan tahunan dua bersaudara ini menyentuh angka $350.000, dan di saat itu, Dick dan Maurice masing-masing bisa meraup laba bersih sebesar sekitar $100.000 per tahun.

Siapakah dua bersaudara ini? Pada saat itu, Anda bisa mengetahuinya dengan berkendara di sekitar restoran kecil milik mereka di sudut Fourteenth dan E Streets di San Bernardino. Di depan sebuah bangunan oktagonal kecil tergantung neon yang hanya bertuliskan MCDONALD’S HAMBURGERS. Dick dan Maurice McDonald telah meraih mimpi mereka. Tapi McDonalds tidak pernah bisa berkembang lagi karena kepemimpinan yang lemah memunculkan batasan mereka untuk berhasil lebih jauh.

Memang benar bahwa dua bersaudara ini telah mencapai keamanan finansial. Usaha restoran mereka adalah salah satu yang paling menguntungkan saat itu, dan mereka merasa kesulitan untuk menghabiskan semua uang yang mereka hasilkan. Kecerdasan mereka terletak pada pelayanan pelanggan dan organisasi dapur. Bakat itu membuat mereka bisa menciptakan sistem baru dalam pelayanan makanan dan minuman. Bahkan, bakat mereka begitu dikenal dalam bisnis pelayanan makanan sehingga orang mulai menulis surat dan berkunjung dari seluruh negara untuk belajar lebih banyak tentang metode mereka. Pada satu titik, mereka menerima hingga tiga ratus panggilan dan surat setiap bulan.

Bakat itu melahirkan ide untuk memasarkan konsep McDonald’s. Ide franchising restoran bukanlah hal yang baru. Sudah ada selama beberapa dekade sebelumnya. Bagi dua bersaudara itu, tampaknya ini adalah cara untuk menghasilkan uang tanpa harus membuka restoran lain sendiri. Pada tahun 1952, mereka memulai usaha tersebut, namun usaha mereka gagal dengan sangat buruk. Alasannya sederhana. Mereka kekurangan kepemimpinan yang diperlukan untuk membuatnya efektif.

bersambung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *