Leadership

Potensi Kepemimpinan Merupakan Faktor Penentu (3)

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa Dick dan Maurice adalah pemilik restoran yang baik. Mereka memahami bagaimana menjalankan bisnis, membuat sistem mereka efisien, memangkas biaya, dan meningkatkan keuntungan. Mereka adalah manajer yang efisien. Tetapi mereka bukan pemimpin. Pola pikir mereka membatasi apa yang dapat mereka lakukan. Pada puncak kesuksesan mereka, Dick dan Maurice menemukan diri mereka terhalang prinsip potensi kepemimpinan.

Pada tahun 1954, kedua bersaudara ini bertemu dengan seorang pria bernama Ray Kroc yang merupakan seorang pemimpin. Kroc telah menjalankan sebuah perusahaan kecil yang ia dirikan, yang menjual mesin untuk membuat milkshake. Ia tahu tentang McDonald’s. Restoran mereka adalah salah satu pelanggannya yang terbaik. Dan begitu ia mengunjungi toko tersebut, ia mendapatkan sebuah visi potensial. Dalam pikirannya, ia bisa melihat restoran tersebut menjadi waralaba di ratusan tempat. Ia segera membuat kesepakatan dengan Dick dan Maurice, dan pada tahun 1955, ia membentuk McDonald’s System, Inc. (yang kemudian disebut McDonald’s Corporation).

Kroc segera membeli hak waralaba agar bisa menggunakannya sebagai model dan prototipe untuk menjual waralaba lainnya. Kemudian ia mulai merangkai tim dan membangun organisasi untuk membuat McDonald’s menjadi entitas nasional. Ia merekrut dan mempekerjakan orang-orang terbaik yang bisa ia temukan, dan seiring bertambahnya jumlah dan kemampuan timnya, orang-orangnya mengembangkan rekrutan tambahan dengan keterampilan kepemimpinan.

Pada tahun-tahun awal, Kroc mengorbankan banyak hal. Meskipun ia berusia lima puluhan, ia bekerja keras seperti saat pertama kali memulai bisnis tiga puluh tahun yang lalu. Ia menghilangkan banyak kegiatan di rumah, termasuk keanggotaan klub golfnya. Selama delapan tahun pertamanya dengan McDonald’s, ia tidak mengambil gaji. Tidak hanya itu, tetapi ia juga meminjam uang dari bank dan dari asuransi jiwa untuk membantu menutupi gaji beberapa pemimpin kunci yang ingin ia miliki dalam tim. Pengorbanan dan kepemimpinan Kroc berbuah hasil. Pada tahun 1961 dengan harga $2,7 juta, Kroc membeli hak eksklusif untuk McDonald’s dari kedua bersaudara tersebut, dan ia kemudian menjadikannya sebagai bisnis yang terus bertumbuh hingga mendunia.

Selama bertahun-tahun, Dick dan Maurice McDonald mencoba mewaralabakan sistem layanan makanan rintisannya, mereka hanya berhasil menjual konsep itu kepada lima belas pembeli, hanya sepuluh di antaranya yang benar-benar membuka restoran. Dan bahkan dalam usaha kecil itu, kepemimpinan dan visi terbatas mereka merupakan hambatan. Sebagai contoh, ketika franchisee pertama mereka, Neil Fox dari Phoenix, mengatakan kepada kedua bersaudara bahwa ia ingin menamai restorannya McDonald’s, tanggapan Dick adalah, “Apa.. untuk apa? McDonald’s tidak berarti apa-apa di Phoenix.”

Di sisi lain, potensi kepemimpinan dalam kehidupan Ray Kroc sangatlah tinggi. Antara tahun 1955 hingga 1959, Kroc berhasil membuka 100 restoran. Empat tahun setelah itu, sudah ada 500 McDonald’s. Dari kisah ini terlihat bahwa potensi kepemimpinan McDonalds bersaudara memiliki keterbatasan dibandingkan dengan Ray Kroc.

bersambung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *