Leadership

Prinsip Reproduksi dalam Kepemimpinan 2

Pada pembahasan tentang hukum rasa hormat dalam kepemimpinan, John C. Maxwell menjelaskan bahwa orang secara alami akan mengikuti pemimpin yang lebih kuat daripada dirinya. Maka dari itu, hanya para pemimpin yang mampu mengembangkan pemimpin lain. Orang pastinya tidak bisa memberikan sesuatu yang bahkan dia tidak memilikinya. Berarti pula, seorang pengikut tidak akan bisa membentuk seorang pemimpin. Tetapi hanya karena seseorang adalah pemimpin, itu tidak berarti bahwa ia akan membesarkan pemimpin lain.

Ada pemimpin yang membentuk pemimpin lain, Ada yang Tidak. Bila di bagian sebelumya diceritakan adanya nama kepala pelatih di NFL yang melahirkan kepala pelatih lain,seperti bill walsh, george seifert, atau tom landry. Maka ada seorang kepala pelatih bernama vince lombardi — yaitu seorang pelatih dan pemimpin yang baik dalam kapasitas tertentu, tetapi tidak membesarkan para pelatih hebat lainnya untuk mengikuti jejaknya.

Mengapa tidak semua pemimpin mengembangkan orang lain? Ada banyak alasan. Terkadang mereka hanya tidak mengenali nilai luar biasa dari mengembangkan para pemimpin baru sebagai penerus mereka. Bisa jadi mereka ini tidak memahami adanya pertumbuhan explosive dalam pengembangan kepemimpinan bagi organisasinya. Atau mungkin pemimpin itu terlalu fokus pada pengikutnya dan memberi begitu banyak kepada mereka, sehingga pemimpin itu tidak memiliki apa-apa lagi untuk staf utamanya. Pemimpin ini terlalu mencurahkan dirinya untuk melayani orang-orang di akar rumput, sehingga ia kehabisan waktu dalam mengajarkan kepemimpinannya kepada para staf yang membantunya. Bagi pemimpin lainnya, masalah sebenarnya mungkin adalah rasa tidak aman. Hal yang terakhir ini berhubungan dengan apa yang pernah dibahas dalam Hukum Pemberdayaan: Hanya pemimpin yang merasa aman yang memberi kekuatan kepada orang lain.

Anda tentu pernah menonton acara kuis atau permainan, entah itu di televisi maupun melihat secara langsung. Terkadang pembuat kuis berusaha mengecoh peserta dengan tantangan yang menjebak. Bahkan pada kuis yang mempertemukan dua tim yang saling berhadapan, kadang diadakan aturan kalau tim yang bisa memecahkan tantangan akan mengurangi nilai tim lawannya. Bila kita memandang skenario ini dari sisi pembuat kuis, maka ia berusaha agar selalu lebih unggul dari pemain dengan cara mengalahkan mereka. Apabila ada pihak lain yang bersaing meraih keunggulan, maka pembuat kuis dalam hal ini mencoba membenturkan pihak-pihak yang bersaing.

Ada pula video game berjenis balapan yang menyisipkan unsur tambahan yang unik, yaitu unsur pertarungan. Jenis yang sangar bernama Road Rash. Pada game ini pemain mengalahkan lawan dengan dua cara, memenangi balapan atau menjatuhkan lawan dengan tendangan atau pukulan sembari menaiki motor. Jenis yang lucu bernama CTR. Game balap ini menggunakan karakter lucu. Untuk memenangkan permainan, pemain harus memenangi balapan dan menghambat lawan dengan memasang jebakan di sepanjang rute.

Pada skenario pembuat kuis dan video game di atas terdapat kesamaan, yaitu untuk menang, Anda harus membuat orang lain kalah. Ini bertentangan dengan cara Anda membesarkan para pemimpin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *