Penetapan Target Hasil, Kinerja, dan Proses bag 2
Di bagian kedua tulisan ini kita memasuki pembahasan penetapan target proses.
Target Berdasarkan Proses
target berdasarkan proses mendukung target kinerja dengan memberi sesuatu untuk dijadikan fokus saat Anda menuju target kinerja. target proses sepenuhnya di bawah kendali Anda. Target proses adalah hal-hal kecil yang harus Anda fokuskan untuk akhirnya mencapai target kinerja.
Contoh target proses antara lain:
- Berlatih 4 hari seminggu.
- Makan kurang dari 1.800 kalori per hari.
- Memastikan setiap artikel baru di situs web memiliki ajakan pembelian.
- Menghubungi 5 prospek setiap hari sebelum jam istirahat siang.
Salah satu keuntungan menggunakan 3 jenis target ini adalah memungkinkan untuk merasa puas dengan kinerja Anda bahkan jika hasil akhirnya tidak sesuai harapan. Inilah sebabnya mengapa atlet merasa bangga dengan pencapaiannya walau ia tidak memenangkan lomba.
Memanfaatkan target dengan LEBIH cerdas.
Baik atlet maupun pebisnis sering kali menetapkan target yang sangat sulit diukur, misalnya, “meraih medali emas” atau “menambah penjualan”.
Untuk menghindari problematika ini, pastikan semua target tersebut menjadi “cerdas”. Maksud cerdas di sini adalah SMART, jika dijabarkan menjadi Specific, Measureable, Agreed, Realistic, dan Time-bound. Agar lebih jelas, berikut adalah penjelasannya:
- Spesifik: target Anda harus didefinisikan dengan baik.
- Terukur: harus jelas parameternya ketika Anda telah mencapai target itu.
- Disetujui: pemangku kepentingan perlu menyepakati target melalui negosiasi.
- Realistis: semua pihak harus percaya bahwa target dapat dicapai.
- Terikat waktu: target harus memiliki tenggat waktu.
Selain 5 prinsip di atas terdapat lagi beberapa hal yang patut diperhatikan saat menentukan target.
- Menyenangkan: target harus menggairahkan dan memberi orang energi untuk mencapainya.
- Dapat direkam: kemajuan menuju target harus dapat dicatat agar bisa digunakan sebagai bahan evaluasi.
Menggunakan target Hasil, Kinerja, dan Proses dalam Kehidupan Nyata
Selain menetapkan target menggunakan prinsip SMART seperti yang dijelaskan di atas saat menetapkan target hasil, kinerja, dan proses, ada baiknya untuk memecah garis waktu pencapaian hasil tersebut ke dalam blok yang lebih kecil.
Sebuah studi tahun 2007 oleh psikolog Richard Wiseman menunjukkan bahwa 88% orang yang berusaha mewujudkan resolusi Tahun Barunya mengalami kegagalan. Untuk permasalahan ini, jangan membuat rencana jangka panjang terperinci yang berfokus pada satu tahun atau lebih. Akan lebih baik jika tetap berpegang pada skala waktu yang lebih pendek seperti 13 minggu. Ada beberapa alasan mengapa harus melakukan ini:
- Skala waktu 13 minggu yang lebih pendek akan membantu Anda tetap fokus, berkomitmen, dan bersemangat untuk mencapai target Anda.
- 13 minggu dalam satu tahun terdapat 4 kali, artinya ini cara yang bagus untuk merencanakan seperempat bagian dari target keseluruhan.
- Jangka waktu yang tidak terlalu jauh hingga membuat kehilangan motivasi.
- Tidak terlalu banyak perubahan (semoga saja) dalam kurun waktu 13 minggu sehingga Anda memiliki peluang bagus untuk mencapai target Anda. Dengan begitu akan membantu Anda membangun dan mempertahankan momentum saat Anda menuju blok perencanaan 13 minggu berikutnya.