Manajemen Kinerja

Mengapa Manajemen Mikro Berdampak Negatif terhadap Moral Karyawan

Di dunia kerja, khususnya bidang manajerial, ketika mendengar istilah manajemen mikro maka yang terbersit dalam benak kita adalah sesuatu yangtidak buruk. Itu sesuatu yang wajar, karena istilah manajemen mikro memiliki konotasi negatif yang begitu tertanam kuat di pola pikir kita.

Walaupun banyak diantara para manajer sudah mengetahui hal itu, mereka belum benar-benar memahami dampak negatif dari kebiasaan memantau dan mengarahkan karyawan mereka dengan terlalu cermat dan mendetail.

Ada beberapa alasan mengapa manajemen mikro dapat memiliki dampak kontraproduktif di tempat kerja. Contoh yang paling jelas dari dampak semacam ini adalah penggunaan waktu kerja manajer dan karyawannya menjadi tidak efisien. 

Selain inefisiensi waktu kerja, dampak negatif pada kondisi moral karyawan juga menjadi masalah signifikan pada budaya kerja yang dipengaruhi oleh keberadaan manajemen mikro.

Dalam tulisan ini kami akan menyajikan secara spesifik mengapa manajemen mikro dapat merusak moral karyawan.

Staf Akan Merasa Tidak Kompeten

Karyawan yang mendapat perlakuan manajemen mikro akan sering merasa dirinya tidak kompeten. Atau memiliki asumsi bahwa manajernya menganggap dirinya tidak kompeten. Karyawan tentu bertanya sendiri, mengapa juga ia harus terus didikte untuk setiap apa yang ia kerjakan jika ia sebenarnya mampu menjalankan pekerjaan tersebut.

Staf Mengalami Stres untuk Setiap Detail Pekerjaan

Ketika seorang atasan memberikan arahan yang terlalu detail tentang bagaimana bawahannya harus melakukan tugasnya, maka karyawan itu bukan hanya akan merasakan tekanan untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik, tetapi ia juga akan merasakan tekanan untuk melakukan tahapan pekerjaan itu dengan baik pula. Dengan begitu karyawan menjadi cenderung terpaku pada detail pekerjaannya agar sesuai harapan atasannya. Jika demikian karyawan tidak mampu menangkap aspek holistik dari pekerjaan yang ia lakukan. Lagi pula karena hal itu karyawan menjadi lebih stress.

Staf Merasa Kurang Produktif Dari Yang seharusnya Mereka Bisa

Setiap manajer pasti menginginkan karyawannya melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik dan benar. Tetapi ketika seorang karyawan mengalami manajerial mikro, dia dipaksakan agar melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan cara tertentu, karyawan malah menjadi kurang efisien jika dibandingkan ketika ia diberi keleluasaan dan fleksibilitas tentang bagaimana ia menyelesaikan tugasnya. Produktifitas yang hilang ini, jika dipandang dari sisi perusahaan tentu merugikan. Apabila dipandang dari sisi karyawan, kehilangan ini membuat dirinya merasakan tingkat kinerjanya lebih rendah dari ekspektasi mereka.

Manajemen mikro seperti ini memang lebih baik tidak diterapkan di sebagian besar lingkungan profesional. Memahami dampak buruk dari pola manajerial bersifat negatif  seperti ini penting bagi manajer yang berharap mencapai keseimbangan terbaik antara kemandirian bekerja dan kemampuan berproses pada diri karyawan. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *