Perencanaan SDM

Pembagian Peran dalam Tim Menurut Belbin (1)

Pernahkah Anda menjadi bagian dari tim yang bisa menyatu tanpa perlu usaha ekstra? Mungkin Anda pernah menjadi bagian dari tim yang walau orang-orang di dalamnya sudah berusaha keras, entah bagaimana gagal terus-menerus? Jika Anda termasuk dalam jajaran kepemimpinan, apakah menurut Anda berguna untuk meningkatkan peluang keberhasilan membentuk tim yang efektif secara alami? Dengan memahami pembagian peran individu dalam tim menurut Belbin, Anda dapat melakukan hal itu.

Permodelan Belbin memungkinkan Anda memahami perilaku yang disukai orang-orang saat bekerja dalam tim. Penting untuk disadari bahwa kita berbicara tentang perilaku dan bukan kepribadian. Ini tentang bagaimana orang berperilaku, berkontribusi, dan berhubungan dengan orang lain dalam sebuah tim.

Cara yang sangat sederhana untuk menganalisa Pembagian peran dalam tim menurut Belbin adalah dengan menyadari bahwa terdapat dua bagian dalam setiap pekerjaan. Yaitu tentang apa yang kita lakukan dan bagaimana kita melakukannya. Bagian kedua inilah yang menjadi fokus Belbin.

Mengapa Anda dan Tim Anda Harus Memahami Permodelan Belbin

Sebagai anggota tim, konsep Belbin memungkinkan Anda untuk memahami kekuatan dan mengelola kelemahan Anda, memungkinkan Anda untuk berkontribusi lebih baik kepada tim.

Sebagai individu yang bertanggung jawab menyusun tim, konsep Belbin memungkinkan Anda membangun tim yang lebih seimbang.

Jika Anda membentuk sebuah tim yang mana semua anggota memiliki Peran dalam Tim yang sangat mirip, maka kemungkinannya, tim secara keseluruhan akan mengalami ketidakseimbangan, sama seperti komposisi peran individu yang membentuk tim.

Model Pembagian Peran dalam Tim Belbin memungkinkan Anda memastikan bahwa semua peran yang dibutuhkan oleh tim tercakup dalam susunan tim Anda, dan kedua, kelemahan struktural perilaku dalam tim secara keseluruhan tertangani.

Sejarah Teori Belbin

Meredith Belbin mengembangkan teorinya selama tahun 1970-an. Penelitiannya mempelajari perilaku anggota tim dari sejumlah nnegara.

Langkah pertama penelitian ini adalah untuk mengetahui tipe kepribadian masing-masing peserta dan gaya kerja yang disukai dalam tim dengan melakukan tes psikometri. Dengan informasi ini, langkah penelitian selanjutnya adalah menempatkan orang-orang ini dalam tim dari berbagai komposisi, dan meminta mereka untuk melakukan tugas-tugas kompleks yang membutuhkan kerja tim.

Dari percobaan inilah 3 kelompok perilaku yang berbeda dapat teridentifikasi. Seiring waktu, 9 peran tim yang berbeda dapat teridentifikasi (3 peran per kelompok).

Selain mendefinisikan peran masing-masing tim, Belbin juga mengidentifikasi kelemahan dalam hal karakteristik yang cenderung menyertai setiap peran. Belbin menyebut kelemahan ini sebagai kelemahan yang “masih bisa ditoleransi”. Anda dapat menganggapnya sebagai bidang yang harus diperhatikan dan berpotensi untuk diperbaiki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *