Rekrutmen

Kesalahpahaman Seputar Masa Pengenalan Karyawan Baru 1

Optimalisasi proses pengenalan karyawan baru akan memastikan mereka cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya perusahaan, serta mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan di tempat kerja.

Proses pengenalan karyawan baru adalah komponen krusial dalam kesejahteraan, retensi, dan keterlibatan karyawan. Beberapa minggu dan bulan awal sangat berpengaruh dalam menentukan apakah karyawan tersebut akan bertahan atau memutuskan meninggalkan perusahaan.

Sebuah studi menunjukkan bahwa hampir 20% karyawan baru memutuskan untuk keluar dari perusahaan antara minggu pertama hingga kesembilan setelah mereka mulai bekerja. Di sisi lain, hampir 90 persen responden merasa bahwa keputusan untuk bertahan dalam perusahaan dalam jangka panjang diambil dalam enam bulan pertama.

Alasan utama berhenti sebelum mencapai masa enam bulan adalah proses pengenalan yang tidak memadai, kurangnya pemahaman tentang tugas dan harapan, serta manajemen yang kurang baik. Karena proses pengenalan memegang peran yang sangat penting dalam kesuksesan perusahaan. Kita perlu menghancurkan beberapa mitos umum tentang proses pengenalan karyawan baru.

Proses pengenalan hanya membutuhkan waktu sekitar seminggu.

Anda memasuki tempat kerja baru untuk pertama kalinya, penuh semangat dan tidak tahu apa yang akan terjadi. Begitu Anda masuk, Anda akan diberikan satu set kunci, kartu pengunjung, laptop, dan tumpukan dokumen. Anda menghabiskan hari itu untuk membaca dan menandatangani setumpuk dokumen dan pulang dengan perasaan yang lebih membingungkan. Pada hari-hari berikutnya, Anda diajak berkeliling kantor dan diperkenalkan kepada orang-orang yang nama dan wajahnya akan cepat Anda lupakan. Anda lalu duduk di hadapan tim SDM, yang menjelaskan seluk-beluk-perusahaan dalam istilah yang terdengar asing, dan setelah tiga hingga lima hari, Anda dituntut menjadi unggul dalam peran Anda.

Apakah ini terdengar realistis? Mungkin tidak, karena memang tidak demikian. Proses pengenalan tidak boleh dipaksakan, karena hanya akan menghabiskan waktu dan uang perusahaan di masa depan. Proses pengenalan lebih dari sekedar dokumen yang perlu ditandatangani dan pernyataan resmi yang perlu dibaca secara menyeluruh, dan proses pengenalan tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang harus “diselesaikan” begitu pekerjaan dimulai. Karyawan baru dapat berinteraksi dan bekerja dengan baik dengan timnya saat proses pengenalan resmi mereka masih belum selesai. Daripada mencoba memeras semua informasi menjadi satu atau dua hari yang melelahkan, buatlah informasi yang mengalir selama hari-hari dan minggu pertama. Pastikan karyawan baru tersebut belajar, bukan hanya mendengarkan, dan berikan mereka materi yang bisa mereka pelajari sendiri dengan damai dan tenang. Jika Anda memiliki pusat konten internal, berikan waktu kepada karyawan Anda untuk mempelajarinya, dan berikan mereka waktu untuk mendalami metode komunikasi internal.

Proses orientasi karyawan hanya urusan bidang SDM.

Mayoritas karyawan lebih memilih untuk diberi tugas oleh atasan langsung, supervisor, atau pemimpin tim. Fokus orientasi karyawan seharusnya tidak hanya pada kebijakan dan praktik SDM yang dikendalikan oleh tim SDM, tetapi juga pada pemahaman menyeluruh tentang budaya perusahaan, nilai-nilai inti, dan praktik terbaik. Oleh karena itu, melibatkan beberapa orang dalam proses orientasi, terutama yang memiliki keahlian di bidang mereka masing-masing, adalah langkah yang masuk akal. Misalnya, bagian administrasi dapat menjelaskan tentang administrasi, tim pemasaran dapat membahas kebijakan media sosial, dan seterusnya.

Karyawan akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja ketika anggota tim terlibat dalam proses orientasi. Kolaborasi sejak hari pertama juga membantu karyawan untuk mengenal anggota tim baru dan memahami bidang spesialisasi masing-masing anggota tim.

Salah satu cara lain yang efektif untuk meningkatkan orientasi adalah dengan menunjuk seorang mentor di tempat kerja (atau “teman”), khususnya bagi karyawan baru. Mentor ini sebaiknya bukan atasan langsung, dan semakin santai hubungannya, semakin mudah bagi karyawan untuk bertanya dan mendapatkan informasi tentang kehidupan sehari-hari di kantor.

Dengan memperbaiki proses orientasi, perusahaan dapat meningkatkan retensi karyawan, keterlibatan, dan kesejahteraan umum di tempat kerja. Orientasi yang efektif adalah investasi jangka panjang bagi kesuksesan perusahaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *