Rekrutmen

Kesalahpahaman Seputar Masa Pengenalan Karyawan Baru 2

Proses orientasi karyawan yang efektif sangat penting untuk memastikan karyawan baru beradaptasi dengan budaya perusahaan dan terlibat dalam pekerjaan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa periode beberapa minggu dan bulan pertama memiliki dampak besar pada retensi karyawan. Sebuah studi menemukan bahwa hampir 20% karyawan baru meninggalkan perusahaan dalam waktu sembilan minggu setelah memulai pekerjaan, dan sepertiga meninggalkan dalam enam bulan pertama. Orientasi yang buruk, pemahaman tugas yang tidak jelas, dan manajemen yang buruk adalah alasan utama karyawan keluar sebelum mencapai enam bulan. Oleh karena itu, penting untuk menghilangkan kesalahpahaman umum tentang orientasi karyawan dan memastikan proses orientasi yang baik.

Banyak yang beranggapan kalau karyawan akan memikirkan semuanya sendiri.

Ketika Anda merekrut karyawan baru, mungkin Anda berpikir bahwa mereka sudah terampil dan mampu mengatasi masalah mereka sendiri. Namun kenyataannya tidak sesederhana itu.

Pada awal-awal perekrutan, karyawan harus mencerna banyak informasi sekaligus. Dalam proses ini, ada kemungkinan beberapa hal terlewat, oleh karena itu, penting untuk memberikan informasi yang paling penting dan merangkum kebijakan dan praktik dalam waktu satu bulan. Dalam periode ini, karyawan sudah memiliki waktu yang cukup untuk menyesuaikan diri, dan dengan meninjau kembali kebijakan, Anda dapat memastikan bahwa mereka tidak melewatkan informasi penting. Ini juga merupakan kesempatan baik untuk meminta masukan mengenai proses orientasi yang telah berlangsung dan mendapatkan wawasan berharga untuk meningkatkan orientasi di masa depan.

Salah satu alasan utama karyawan keluar dalam waktu singkat adalah karena ekspektasi yang tidak jelas. Oleh karena itu, pastikan karyawan Anda mengetahui apa yang diharapkan dari mereka sejak awal. Berikan jadwal orientasi yang jelas dan jelaskan bagaimana kinerja mereka akan diukur. Setelah orientasi awal, pastikan karyawan baru selalu menyadari tugas mereka dan bagaimana mereka berkontribusi pada visi perusahaan secara keseluruhan. Memulai pekerjaan baru bisa menegangkan, dan memiliki ekspektasi yang jelas membantu mengurangi stres yang dirasakan.

Kesalahan berikutnya adalah anggapan bahwa karyawan akan berintegrasi setelah hanya melihat presentasi.

Banyak perusahaan menekankan pentingnya nilai-nilai dan budaya perusahaan dalam orientasi. Namun hanya menyampaikannya melalui slide presentasi akan memunculkan kesenjangan dalam memahami dan merasakan budaya organisasi.

Slide presentasi hanya awalan. Yang lebih penting adalah bagaimana karyawan beradaptasi dengan tim dan budaya kerja. Apakah mereka dapat menerapkan praktik terbaik mereka sambil belajar praktik terbaik perusahaan? Orientasi karyawan haruslah proses integrasi, bukan hanya indoktrinasi.

Sejak hari pertama, penting untuk menunjukkan bahwa karyawan baru dilihat, didengar, dan dihargai, dan mereka diharapkan untuk memberikan dampak positif dalam organisasi, berdasarkan perspektif dan keahlian masing-masing. Meskipun karyawan baru mungkin berada dalam posisi magang atau posisi junior, mereka tetap membawa informasi, keterampilan, dan kepribadian yang berharga bagi perusahaan. Dengan membantu karyawan mengadopsi identitas organisasi dan memanfaatkan kepribadian serta keterampilan mereka, akan memastikan karyawan merasa dihargai dan dapat memberikan kontribusi maksimal. Pastikan untuk berkomunikasi bagaimana Anda berencana menggunakan keterampilan individu karyawan dalam organisasi, dan bagaimana karyawan diharapkan mengelola diri mereka dan mencapai kesuksesan dalam perusahaan.

Budaya perusahaan akan mudah dipelajari dari presentasi.

Tentu saja slide presentasi penting, tetapi itu bukan segalanya. Karyawan berbagi pengetahuan secara formal dan informal, terutama melalui percakapan santai di luar pekerjaan resmi, seperti saat makan siang atau istirahat ngopi. Mendapatkan informasi ini sangat penting untuk suksesnya orientasi karyawan. Percakapan informal juga membantu membangun hubungan antara karyawan, yang pada gilirannya meningkatkan retensi karyawan.

Integrasi ke dalam budaya perusahaan adalah salah satu aspek penting dalam orientasi karyawan, dan hal ini tidak bisa dipelajari hanya dari buku pedoman perusahaan. Proses ini melibatkan pembelajaran melalui pengalaman dan pengamatan langsung terhadap cara orang bekerja. Orientasi karyawan menjadi lebih mudah dan lebih bermakna ketika perusahaan memiliki budaya yang terbuka dan berbagi pengetahuan yang fungsional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *