Resensi Buku

Bagian ke-4 Resensi Buku “The Art of Possibility”

Kita membahas lagi sebuah buku yang berjudul “The Art of Possibility.” Bab 3 dalam buku yang ditulis oleh Rosamund Stone Zander dan Benjamin Zander ini berjudul “Memberikan Nilai A”, mengeksplorasi sebuah praktik yang mengubah cara kita berinteraksi dengan orang lain. Praktik ini mendorong kita untuk melepaskan penilaian dan perbandingan, serta membuka diri terhadap potensi dan pertumbuhan individu.

Konsep “Memberikan Nilai A” bermula dari pengamatan tentang sistem penilaian yang berlaku dalam dunia pendidikan. Penilaian seringkali berfokus pada perbandingan antar individu, bukan pada perkembangan dan potensi masing-masing. Hal ini mengakibatkan penurunan motivasi dan rasa percaya diri, terutama bagi mereka yang dianggap “kurang berhasil”.

Para penulis menyajikan analogi patung Michelangelo untuk mengilustrasikan konsep ini. Michelangelo pernah berkata bahwa di dalam setiap blok batu atau marmer tersembunyi sebuah patung indah, dan tugas seniman hanya untuk melepaskan material yang berlebihan untuk mengungkap karya seni di dalamnya. Demikian pula, setiap individu memiliki potensi yang luar biasa, dan tugas kita bukan membandingkannya dengan orang lain, melainkan membantu mereka mengungkap potensi tersebut.

Praktik “Memberikan Nilai A” menuntut perubahan cara pandang. Kita diajak untuk melihat orang lain sebagai potensi yang belum terungkap, dan bukan sebagai objek yang harus dinilai berdasarkan standar yang kita tetapkan. Memberikan Nilai A berarti menaruh kepercayaan dan penghargaan terhadap kemampuan orang lain untuk berkembang, dan mendukung mereka untuk mencapai tujuan dan impian mereka.

Penerapan praktik ini sangat luas, dapat diterapkan dalam berbagai konteks, seperti hubungan antar pribadi, dunia kerja, dan bahkan dalam berinteraksi dengan orang asing. Saat kita memberikan Nilai A, kita membangun hubungan berdasarkan rasa hormat dan kepercayaan, membuka ruang bagi orang lain untuk bereksplorasi dan mewujudkan potensi mereka.

Para penulis juga berbagi pengalaman bagaimana praktik “Memberikan Nilai A” diterapkan dalam kelas musik. Benjamin Zander, seorang konduktor orkestra, memberikan nilai A kepada setiap siswa di kelasnya, tanpa syarat. Dia meminta siswa untuk menulis surat kepadanya di akhir semester, menggambarkan bagaimana mereka telah mencapai potensi mereka berdasarkan nilai A yang mereka terima.

Hasilnya luar biasa. Siswa menjadi lebih percaya diri, bersedia mengambil risiko, dan mencapai hasil yang lebih baik daripada sebelumnya. Mereka juga menemukan makna dan tujuan yang lebih dalam dalam bermusik.

Praktik “Memberikan Nilai A” mengajarkan kita untuk melepaskan penilaian dan perbandingan, serta membangun hubungan yang lebih bermakna dan mendukung. Dengan mengadopsi praktik ini, kita membuka diri terhadap potensi yang tak terbatas dalam diri kita dan orang lain, dan membangun dunia yang lebih penuh kasih dan bermakna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *