Ciptakan Karakter yang Sesuai untuk Meraih Tujuan 3
Dunia kekuasaan membutuhkan adanya peran yang luwes. Bila kita memiliki keluwesan itu, kita akan lebih mudah menaiki jenjang kekuasaan.
Masyarakat cenderung memberi kita peran tertentu dalam hidup. Jika kita menerima peran tersebut begitu saja, kita akan terjerat dan terbatas olehnya. Kekuatan kita hanya akan terfokus pada peran yang telah kita pilih atau yang dipaksakan pada kita.
Sebaliknya, kita bisa meniru aktor, ia bisa memainkan banyak peran. Nikmati kekuatan yang fleksibel ini, dan jika tidak mungkin untuk mencapainya, setidaknya ciptakanlah identitas baru yang merupakan karya Anda sendiri. Identitas baru ini tidak akan terbatasi oleh batasan-batasan yang ditentukan oleh dunia, yang sebagai akibat rasa iri dan permusuhan. Tindakan ini berarti kita bertanggung jawab atas penciptaan diri kita sendiri. Identitas baru ini akan melindungi kita dari dunia karena ia bukan “kita” sebenarnya; identitas ini seperti pakaian yang bisa kita kenakan dan lepaskan. Kita tidak perlu menganggapnya terlalu pribadi. Dan identitas baru ini akan membedakan kita, memberikan kehadiran teatrikal pada diri kita. Orang-orang di sekitar kita akan melihat dan mendengar kita dengan lebih jelas. Mereka yang berada di dekat kita akan mengagumi keberanian kita.
Mengolah diri kita sendiri seperti seorang pematung yang mengukir tanah liat harus menjadi salah satu tugas utama dan menyenangkan dalam hidup kita. Dengan demikian, kita menjadi seorang seniman yang menciptakan diri sendiri. Ide penciptaan diri ini sebenarnya berasal dari dunia seni. Selama ribuan tahun, hanya para raja dan penguasa tertinggi yang memiliki kebebasan untuk membentuk citra publik mereka dan menentukan identitas mereka sendiri. Begitu juga dalam seni, hanya para raja dan orang-orang kaya yang bisa merenungkan tentang citra mereka dalam karya seni, dan dengan sadar mengubahnya. Sementara itu, orang-orang lain di masyarakat berperan sesuai tuntutan yang ada, dan mungkin memiliki sedikit kesadaran tentang diri mereka sendiri.
Pergeseran citra ini bisa dilihat dalam lukisan Velázquez yang berjudul “Las Meninas,” yang dibuat pada tahun 1656. Di lukisan tersebut, sang seniman muncul di sebelah kiri kanvas, berdiri di depan lukisan yang sedang ia gambar, tetapi dia menghadap ke arah yang berlawanan sehingga kita tidak bisa melihat wajahnya. Di sampingnya, ada seorang putri, pelayannya, dan salah satu kurcaci istana yang sedang mengawasinya bekerja. Orang-orang yang berpose untuk lukisan tersebut tidak tampak secara langsung, namun kita dapat melihat mereka melalui pantulan kecil di cermin di dinding belakang, yang menunjukkan raja dan ratu Spanyol yang sedang duduk di luar kanvas, di tempat yang tidak terlihat dalam lukisan.
Lukisan ini mencerminkan perubahan dramatis dalam dinamika kekuasaan dan kemampuan untuk menentukan posisi sosial dalam masyarakat. Bagi Velázquez, sang seniman, posisinya jauh lebih menonjol daripada raja dan ratu. Dalam arti tertentu, dia lebih kuat daripada mereka karena dia yang mengontrol gambar yang dimiliki oleh mereka. Velázquez tidak lagi melihat dirinya sebagai seniman yang bergantung pada penguasa. Dia telah mengubah dirinya menjadi orang yang berkuasa atas karyanya. Konsep penciptaan diri pertama kali muncul melalui seniman dan penulis. Saat ini, konsep penciptaan diri telah menyebar ke seluruh masyarakat dan menjadi aspirasi yang diidamkan. Seperti Velázquez, Anda juga harus menuntut kekuatan untuk menentukan posisi Anda dalam kehidupan dan menciptakan citra diri Anda sendiri.