Resensi Buku

Dalam Kekuasaan, Jagalah Tangan Anda Selalu Bersih 1

Menurut Robert Greene, dalam bukunya 48 Laws of Power, sebagai pemimpin, Anda harus terlihat sebagai sosok yang sopan dan mampu bertindak secara efisien: Jangan biarkan tangan Anda kotor karena kesalahan atau perbuatan jahat. Jaga agar penampilan Anda selalu bersih, dan jika ada masalah, gunakan orang lain sebagai penerima kesalahan atau sebagai pelaksana peran kotor Anda.

Sembunyikan kesalahan Anda — Sembunyikan dengan Kambing Hitam. Nama baik dan reputasi Anda lebih bergantung pada hal-hal yang Anda sembunyikan daripada hal-hal yang Anda ceritakan terang-terangan. Semua orang pasti pernah berbuat kesalahan, tapi orang pintar tahu bagaimana menyembunyikannya dengan baik, seraya menjadikan orang lain sebagai sasaran kesalahan tersebut. Kambing hitam yang siap menanggung kesalahan perlu dipersiapkan, terutama saat situasi membutuhkan.

Selama beberapa tahun, Cesare Borgia terlibat dalam kampanye untuk menguasai sebagian besar wilayah Italia atas nama ayahnya, Paus Alexander. Pada tahun 1500, ia berhasil merebut wilayah Romagna di bagian utara Italia. Wilayah ini telah lama dikuasai oleh sejumlah penguasa yang rakus, yang sukanya memeras rakyat demi memperkaya diri mereka sendiri. Tanpa kehadiran polisi atau hukum yang kuat, wilayah ini merosot menjadi tempat yang penuh kekacauan, dikuasai oleh perampok dan sejumlah keluarga yang terlibat dalam konflik berkepanjangan. Dalam rangka mengembalikan ketertiban, Cesare Borgia menunjuk seorang letnan jenderal bernama Remirro de Orco untuk memimpin wilayah tersebut. De Orco dianggap sebagai seorang tokoh yang kejam dan kuat. Cesare memberikan kekuasaan mutlak kepada de Orco, yang dengan keras dan tegas menerapkan keadilan di Romagna. Namun, sikap kerasnya terkadang melampaui batas, dan setelah beberapa tahun, penduduk setempat mulai membenciinya.

Pada bulan Desember 1502, Cesare Borgia mengambil tindakan drastis. Dia mencoba untuk membersihkan diri dari tindakan kejam dan brutal de Orco, yang telah menjadi reputasi buruk bagi wilayah itu. Pada tanggal 22 Desember, ia memenjarakan de Orco di kota Cesena. Setelah Natal, warga kota kaget menemukan pemandangan aneh di tengah alun-alun: tubuh de Orco tanpa kepala, berpakaian mewah dengan jubah ungu, kepalanya yang telah terpisah dari tubuhnya ditempatkan di sampingnya dengan tombak dan pisau berdarah serta alat eksekusi.

Melalui cerita ini, Cesare Borgia terbukti sebagai pemain ulung dalam permainan kekuasaan. Dengan merencanakan beberapa langkah ke depan, ia berhasil memanipulasi banyak lawannya dengan taktik cerdas. Machiavelli bahkan menghormatinya di dalam karyanya “Sang Pangeran”. Di Romagna, Cesare berhasil meramalkan bahwa satu-satunya cara untuk menegakkan kembali ketertiban adalah dengan keadilan yang brutal. Proses ini memakan waktu beberapa tahun, awalnya diterima dengan baik, tetapi lambat laun ia memunculkan banyak musuh dan penduduk lokal mulai membencinya. Oleh karena itu, Cesare merancang sebuah skenario dimana ia memiliki kambing hitam yang dapat dijadikan alasan untuk tindakan-tindakannya. Dalam situasi ini, Remirro de Orco menjadi kambing hitam yang sempurna. Dengan memindahkan tanggung jawab kepada orang lain, Cesare berhasil menjalankan rencananya tanpa harus melakukan tindakan brutal tersebut secara langsung. Dalam kasus seperti ini, penggunaan kambing hitam adalah taktik cerdas yang membantu mempertahankan citra dan menghindari konsekuensi yang merugikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *