Resensi Buku

Hancurkan Lawan Tanpa Sisa (2)

Sejarah Tiongkok dipenuhi dengan contoh musuh yang dibiarkan hidup dan kemudian bangkit kembali dengan lebih kuat. Prinsip strategis utama Sun-tzu dalam bukunya, The Art of War, adalah “hancurkan musuh”. Konsepnya sederhana: Musuh Anda ingin melihat Anda hancur. Mereka tidak berharap apa-apa kecuali kebinasaan Anda. Jika dalam pertempuran dengan mereka, Anda berhenti di tengah jalan atau bahkan hanya setengah jalan, karena belas kasihan atau harapan rekonsiliasi, Anda hanya membuat mereka lebih bertekad, lebih terluka hatinya, dan pada suatu hari mereka akan membalas dendam. Mungkin mereka tampak bersahabat di waktu dekat, tetapi itu hanya karena Anda telah mengalahkan mereka. Mereka tidak punya pilihan selain menunggu kesempatan. Solusinya: Jangan menunjukkan belas kasihan. Hancurkan musuh Anda sepenuhnya sebagaimana mereka akan menghancurkan Anda. Pada akhirnya, satu-satunya perdamaian dan keamanan yang dapat Anda harapkan dari musuh Anda adalah kehilangan mereka secara total.

Mencapai kemenangan total adalah prinsip fundamental dalam perang modern, dan prinsip ini dikodifikasi oleh Carl von Clausewitz, seorang filsuf terkemuka dalam bidang perang. Melalui analisis kampanye Napoleon, von Clausewitz menulis, “Tujuan utama perang harus pemusnahan langsung pasukan musuh. Itulah pertimbangan yang paling penting. Setelah mencapai kemenangan besar, tidak ada waktu untuk beristirahat atau bernafas. Hanya ada pengejaran musuh, merebut ibu kota, menyerang pasokan, dan tindakan lain yang dapat membantu dan mendukung kemenangan.”

Alasan di balik ini adalah bahwa setelah perang berakhir, negosiasi dan pembagian wilayah akan terjadi. Jika Anda hanya meraih kemenangan yang tidak menyeluruh, Anda pasti akan kalah dalam negosiasi terkait apa yang telah Anda peroleh dalam perang. Solusinya sederhana: Jangan beri musuh Anda pilihan. Hancurkan mereka dan wilayah mereka akan menjadi milik Anda. Tujuan kekuasaan adalah untuk mengendalikan musuh sepenuhnya, membuat mereka tunduk pada kehendak Anda. Anda tidak bisa berhenti di tengah jalan. Jika mereka tidak memiliki pilihan, mereka akan terpaksa menerima tawaran Anda. Prinsip ini berlaku tidak hanya di medan perang, tetapi juga dalam negosiasi. Negosiasi adalah ular berbisa yang akan merusak kemenangan Anda, jadi jangan berikan musuh apapun yang bisa mereka tawar-tawar. Jangan beri harapan, jangan beri ruang bernegosiasi. Hancurkan mereka, itulah satu-satunya jalan.

Dalam perjuangan meraih atau mempertahankan otoritas, Anda akan menghasilkan persaingan dan menciptakan musuh. Akan selalu ada orang-orang yang tidak akan berpihak pada Anda dan tetap menjadi musuh, terlepas apapun yang terjadi. Namun, janganlah memandang kebencian mereka sebagai sesuatu yang bersifat pribadi, apapun luka yang Anda munculkan, sengaja atau tidak. Sadarilah bahwa perdamaian Anda dengan mereka tidak mungkin terjadi, terutama selama Anda masih memegang kekuasaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *