Resensi Buku

Resensi Buku: “Influencer: Ilmu Baru dalam Memimpin Perubahan”

Buku ini, “Influencer: Ilmu Baru dalam Memimpin Perubahan” ditulis oleh Joseph Greeny, et all, yang sebelumnya menulis buku yang sangat laris “Crucial Conversation”. Buku ini adalah buku yang banyak diminati, salah satunya adalah visualisasi konsep yang jelas dan mudah diingat.

Kepemimpinan menuntut kemampuan untuk mempengaruhi dan mengubah perilaku orang. Para influencer adalah para pemimpin yang memahami seluk beluk cara menciptakan perubahan perilaku yang mendalam, cepat, dan bersifat longterm, jangka panjang.

Para influencer melakukan 3 hal utama yang membedakan dengan para pemimpin tradisional. Mereka memiliki tujuan atau program yang sangat jelas, termasuk di dalamnya cara mengukur tingkat keberhasilannya. Mereka fokus pada sejumlah kecil perilaku vital yang akan membantu mereka mencapai perubahan yang diinginkan. Mereka juga sangat disiplin melakukan perubahan dengan memanfaatkan seoptimal mungkin 6 sumber pengaruh yang dijelaskan lebih rinci dalam buku ini.

Kerangka kerja yang ditawarkan oleh penulisnya adalah grid 6 kuadran sumber pengaruh untuk membantu mengidentifikasi cara-cara untuk mempengaruhi diri kita maupun orang lain. Penulis menyajikan kerangka kerja mereka untuk mempertimbangkan pengaruh sebagai grid dengan dua sumbu, vertikal dan horisontal.

Sumbu vertical, mencerminkan luasan pengaruh, mencakup tiga hal:

  • Pribadi – Diri sendiri, atau individu yang ingin dipengaruhi
  • Sosial – orang lain yang ingin dipengaruhi
  • Struktur – lingkungan sekitar individu

Sumbu horizontal, mencerminkan aspek yang ingin dipengaruhi, mencakup dua item:

  • Motivasi – hasrat dan dorongan positif untuk bertindak
  • Kemampuan – kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bertindak

6 Strategi Perubahan

  1. Motivasi Pribadi

Jauh lebih mudah membuat seseorang melakukan sesuatu secara konsisten jika mereka ingin melakukannya. Sebaliknya, apabila tidak ada kemauan dan tidak ada sesuatu yang menarik bagi seseorang untuk merubah perilaku, maka akan menjadi tugas berat bagi perusahaan untuk mendorong karyawan menjadi lebih baik.

Strategi motivasi pribadi dapat dilakukan adalah membangun keselarasan antara perilaku yang diinginkan sebagai tujuan perubahan dengan hal-hal yang menyenangkan, motivated, dan bermakna bagi individu. Kalau kita menginginkan karyawan care dengan kebijakan penghematan energi di perusahaan, maka tugas change agent adalah meyakinkan bahwa kebijakan tersebut bermanfaat, menarik, dan bermakna. Misalnya, dapat menjelaskan bahwa penghematan listrik dapat mengurangi biaya sehingga laba perusahaan diharapkan meningkat, dan berdampak pada peningkatan bonus yang diterima karyawan.

2. Kemampuan Pribadi

Tidak cukup bagi seseorang untuk hanya memiliki kemauan melakukan sesuatu, mereka harus mampu melakukannya. Mereka perlu memiliki keterampilan, pengalaman praktis, dan kepercayaan diri untuk mengasah kemampuannya.

Kunci strategi pada kuadran kemampuan pribadi adalah bagaimana suatu cara dibuat untuk mengembangkan skill karyawan dalam organisasi dengan menekankan pemberian pengalaman praktis pada karyawan untuk menguasai suatu ketrampilan. Bentuk pengalaman praktis dapat berupa on the job learning, simulasi, management trainee (magang) atau pemberian penugasan (job assignment).

3. Motivasi Sosial

Inti strategi dalam motivasi social adalah memanfaatkan kekuatan pengaruh social dengan melibatkan para pemimpin dan pemuka opini untuk mendorong terjadinya perilaku vital, perubahan perilaku yang diinginkan. Tekanan social dalam hal ini dianggap sebagai motivator yang sangat kuat. Dalam menggunakan tekanan social, beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

  1. Perilaku yang diharapkan harus jelas.
  2. Program harus dapat diterima secara social agar dapat saling mengingatkan apabila ada perilaku dari anggota masyarakat yang tidak sesuai dengan perilaku yang seharusnya.
  3. Bekerja pada tim lebih efektif daripada sendirian.

4. Kemampuan Sosial

Orang butuh lebih dari sekedar dorongan, seringkali mereka memerlukan bantuan agar bisa mengubah cara mereka untuk bertindak pada saat-saat krusial.

Orang-orang di sekitar kita dapat mendukung atau menghalangi perilaku yang diinginkan. Mereka dapat membantu atau justru menjadi penghalang dengan menahan bantuan, informasi, dan sumber daya yang diperlukan.

Para influencer yang cerdas tahu cara terbaik untuk memanfaatkan modal sosial dengan mempertimbangkan bantuan, otoritas, persetujuan, atau kerja sama dengan orang-orang atau pihak-pihak yang dapat membantu dalam menghadapi siatuasi yang berisiko atau sulit.

5. Motivasi Struktural

Apakah lingkungan mendorong perilaku yang diinginkan? Lingkungan mencakup segala sesuatu di sekitar Anda, seperti gedung, area kerja, komputer dan perangkat lunak, struktur organisasi, dan insentif kinerja. Apakah hal-hal tersebut sudah diarahkan untuk mendukung terwujudnya perubahan perilaku yang diharapkan?

Beri imbalan dengan cara yang cerdas dan tidak berlebihan untuk keberhasilan awal. Beri hukuman jika diperlukan, dengan didahului upaya peruingatan atau pembinaan sebelum diberikan hukuman.

Dalam hal pemberian insentif kinerja untuk mendorong produktifitas, agar dilakukan secara cermat. Pemberian insentif kinerja yang salah dapat membuat karyawan lebih fokus untuk mendapatkan insentif saja tanpa ada dampak pada perubahan perilaku produktif yang diinginkan perusahaan.

6. Kemampuan Struktural

Sumber teakhir dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk mempengaruhi adalah dengan menggunakan kekuatan non human (bukan manusia) dalam hal ini adalah bagunan, ruang, suara, pandangan, dan lainnya yang bersifat benda fisik.

Jika selama ini kita beranggapan bahwa keberadaan lingkungan fisik tidak memiliki dampak signifikan dalam merubah perilaku, maka saat ini anggapan tersebut harus disingkirkan jauh-jauh.

Penelitian yang intensif dalam hal menurunkan berat badan ditemukan bahwa penggunaan ukuran piring yang lebih kecil cenderung akan mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi dan berdampak pada penurunan berat badan.

Leon Festinger, seorang psikolog social meneliti secara khusus dampak kedekatan fisik dengan kualitas dan intensitas hubungan. Penerapannya di perusahaan, ketika ada jak fisik, yang mengakibatkan karyawan jarang berinteraksi, maka prejudice (prasangka) akan berkembang membuat hubungan antar karyawan menjadi bermasalah.

Sebagai manusia, kita tidak hidup atau bekerja secara terpisah, jadi mengetahui bagaimana bekerja dengan orang lain itu penting. Pengaruh adalah keterampilan penting saat bekerja dengan orang lain. Membaca buku ini, “Influencer: Ilmu Baru dalam Memimpin Perubahan” yang ditulis oleh Joseph Greeny, et all,  akan memberikan wawasan yang komprehensif untuk dapat menjadi individu yang memiliki pengaruh yang kuat di masyarakat dan organisasi.

2 komentar pada “Resensi Buku: “Influencer: Ilmu Baru dalam Memimpin Perubahan”

  • Saya baru saja selesai membaca buku ini, buku ini memang bagus, walaupun diberikan banyak contoh, sayangnya tidak detail memberikan caranya dalam mempengaruhi orang lain. yang paling sulit adalah membuat rekan kerja mau untuk sukarela bekerja sama.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *