Retensi Karyawan

Dari Work-Life Balanced Menuju Work-Life Integration

work-life-integrationWork-Life balance atau work-life integration? Keduanya berbicara tentang bagaimana mengakomodasi kebutuhan dari perusahaan dan kebutuhan karyawan agar diperoleh keseimbangan yang maksimal bagi kedua belah pihak.
Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi atau yang biasa disebut work –life balance, adalah paradigma yang cukup bijak. Alasan utamanya adalah bahwa work atau pekerjaan merupakan bagian dari kehidupan sehingga banyak aspek lain dalam kehidupan (keluarga, spiritual, pengembangan diri, hoby, komunitas) yang terabaikan apabila seseorang karyawan menghabiskan waktunya untuk pekerjaan.
Konsep work-life balance meyakini keseimbangan antara hidup dan pekerjaan akan berdampak signifikan dalam kinerja karyawan dan perusahaan. Oleh karenanya banyak perusahaan yang menyadari hal ini, membuat kegiatan-kegiatan dan komunitas-komunitas untuk menampung dan memfasilitasi minat karyawan di luar pekerjaan.
Dalam penerapannya, work-life balance diartikan memisahkan secara tegas waktu kerja dan waktu di luar jam kerja. Waktu kerja digunakan untuk mengerjakan tugas dari perusahaan. Di luar jam kerja adalah waktu untuk kehidupan pribadi.
Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi, batasan waktu kerja dan waktu di luar jam kerja menjadi kabur.
Saat ini, lingkungan dan tuntutan bisnis belangsung 24/7. Terkoneksi setiap saat adalah kata kuncinya. Pada jam kerja tak jarang karyawan melakukan komunikasi di luar urusan pekerjaan, seperti sekedar mengirim text (sms, WA, telegram, dll) untuk keperluan keluarga atau mengakses aplikasi untuk memesan taxi.
Di luar jam kerja, pada malam hari atau week end, tak jarang karyawan melayani pelanggan dengangadgetnya karena saat ini komunikasi menjadi sangat mudah dan murah, dapat dikirimkan kapanpun dimanapun.
Work-Life Integration, adalah konsep baru yang mengemuka karena kapabilitas teknologi modern yang memungkikan interaksi terjadi setiap saat, antara atasan bawahan, terlebih lagi antara perusahaan dengan pengguna jasa.
Apabila perusahaan fokus pada pelayanan pelanggan, maka work-life integration menjadi pilihan terbaik bagi perusahaan untuk mengatur sistim kerja karyawan.

Perspektif Work-Life Integration
1. Flexible Work Schedule
Keluwesan dalam jadwal kerja memungkinkan karyawan mengatur jadwal kerja disesuaikan dengan kebutuhan pribadinya. Perusahaan dapat memberikan pilihan-pilihan menarik terkait jadwal kerja.
2. Telecommuting Technology
Perkembangan teknologi saat ini sangat memungkinkan suatu pekerjaan dilakukan secara remote atau jarak jauh. Untuk berkomunikasi penggunaan aplikasi WA, Telegram, BBM, Skype memungkinkan komunikasi terjadi secara jarak jauh dan murah.
3. Kinerja dilihat dari hasil kerja daripada jam kerja dan kehadiran fisik.
Hasil kerja adalah tolok ukur kontribusi karyawan untuk perusahaan. Tantangan bagi perusahaan adalah membuat tolok ukur kinerja yang jelas.
4. Flexible work arrangement meningkatkan kepuasan, produktifitas, retensi, loyalitas dan komitmen. Perusahaan dapat memberi keleluasaan pada karyawan untuk mengatur jadwal dan cara kerja.

Implementasi Program Work-Life Integration
1. Mengidentifikasi kebutuhan work-Life
Ini adalah langkah penting dimana perusahaan perlu mengidentifikasi aspirasi karyawan terutama yang menyangkut jadwal dan cara kerja. Beberapa perusahaan telah mulai menerapkan flexible time dalam rangka mengantisipasi kemacetan, misalnya dengan jadwal masuk jam 10.00 dengan jadwal pulan jam 19.00
2. Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan percaya
Perusahaan perlu secara terus menerus mensosialisasikan bahwa bagi perusahaan hasil kerja jauh lebih penting daripada kehadiran fisik tepat waktu di tempat kerja.
Target kerja yang jelas membantu agar karyawan fokus pada pencapaian target. Target kinerja yang jelas akan membingkai hubungan antara manajemen dan karyawan menjadi hubungan yang saling percaya bahwa perusahaan memberikan keleluasaan karyawan untuk menyelesaikan tugas dengan caranya masing-masing.
3. Menyediakan alat dan teknologi yang mendukung
Perusahaan perlu meneydiakan software maupun aplikasi yang dapat mendukung terjadinya file sharing, akses mobile, video chat dan video conferencing. Tidak perlu khawatir terkait biaya investasi mengingat banyak aplikasi yang tidak berbayar alias nol rupiah.
Work-Life integration merupakan cara perusahaan untuk menyeimbangkan antara kepentingan perusahaan dengan kebutuhan karyawan. Penerapan jadwal dan cara kerja yang fleksibel ditunjang dengan penerapan teknologi mobile menjadi kunci suksesnya penerapan program ini.
Tujuan akhir dari metode ini adalah produktifitas yang lebih tinggi dan kepuasan serta engagement karyawan terhadap perusahaan semakin meningkat.

One thought on “Dari Work-Life Balanced Menuju Work-Life Integration

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *