Cara Terbaik untuk Menerapkan Filosofi Kaizen dalam Kehidupan Pribadi Anda (1)
Filosofi Kaizen merupakan sesuatu yang pada awalnya dimulai sebagai proyek penelitian. Namun kemudian penelitian itu berubah menjadi mantra pengembangan dan pertumbuhan pribadi.
Ternyata, prinsip dari Jepang ini tidak hanya sekadar keputusan yang cerdas dalam bisnis. Dengan menggunakan mantra “perbaikan berkelanjutan” konsepsi ini dapat mengubah kehidupan dan membangun karier. Ini juga merupakan cara terbaik untuk bangkit melalui berbagai tantangan pasca-pandemi.
Triknya adalah mengetahui bagaimana menerapkan filosofi Kaizen dalam kehidupan pribadi dan berkomitmen pada prinsip-prinsip yang dimilikinya.
Inilah semua yang perlu Anda ketahui tentangn konsep kaizen.
Dasar-dasar: Apa itu Filsafat Kaizen?
Filosofi Kaizen menggabungkan dua istilah Jepang, “Kai” (baik) dan “Zen” (perubahan). Terjemahan sederhana istilah ini bisa disamakan dengan frasa “berubah menjadi lebih baik.”
Metode inti Kaizen berpusat pada keyakinan bahwa dengan berfokus pada “peningkatan berkelanjutan” dapat menghasilkan hasil yang lebih baik. Orang-orang Jepang dapat dengan baik mengintegrasikan konsep ini dalam budaya perusahaan mereka pasca-Perang Dunia II. Implementasi standar Kaizen mengharuskan orang untuk menghilangkan tugas dan investasi yang tidak penting untuk memaksimalkan efisiensi.
Para eksekutif bisnis modern memandang prinsip-prinsip Kaizen sebagai sebuah pendekatan orisinil yang mengadopsi manajemen perampingan. Tujuan utama mereka ketika mengimplementasikan konsep ini diantaranya termasuk menciptakan efektivitas biaya, produktivitas yang lebih tinggi, dan hasil yang lebih baik. Perspektif ini tidak mengejutkan jika mengingat asal usul metode Kaizen.
Asal Usul: Bagaimana Semuanya Dimulai
Kita dapat melacak konsepsi iini ke sebuah kantor sederhana milik perusahaan mobil. Ketika Toyota mulai menggunakan prinsip Kaizen, mereka hanya mencoba untuk memulihkan operasionalnya setelah bencana. Namun, metodologi manajemen yang efektif dan perbaikan bertahap ini mengubahnya menjadi merek mobil terkemuka di dunia.
Kemudian, Masaki Imai memperkenalkan istilah Kaizen setelah melakukan analisis data yang ekstensif dan penilaian pada prinsip-prinsip produktivitas. Dia mendedikasikan hidupnya untuk memahami filosofi Kaizen dan juga mendirikan Institut Kaizen. Studi yang dilakukan institusinya itu menyederhanakan dan mengajarkan metode ini kepada kliennya. Pada waktu yang sama, bisnis di Barat mulai mengadopsi formula ini untuk meniru kesuksesan Toyota. Ketertarikan mereka mengubah buku Masaki Imai “Kaizen: Japanese Spirit of Improvement” (yang diterbitkan pada tahun 1985) menjadi buku terlaris. Sisanya, seperti yang bisa kita saksikan bersama, sejarah mencatat dominasi Toyota di dunia industri otomotif.
Selama bertahun-tahun, Kaizen lalu berkembang menjadi cara hidup yang penuh makna.
Anggap saja seperti kisah tentang kelinci dan kura-kura. Kelinci mungkin saja cepat, tetapi kemajuan kura-kura yang lambat dan mantap akhirnya menghasilkan kemenangan.
bersambung