Kepemimpinan Lintas Budaya (2)
Tidaklah mudah bagi seorang pemimpin untuk mengetahui pola pikir kelompok-kelompok yang memiliki perbedaan budaya. Itulah mengapa seorang pemimpin yang berhasil membimbing sekelompok orang dengan latar budaya yang sama dengannya, belum tentu berhasil saat berada di lingkungan dengan latar budaya yang baru sama sekali.
Apa itu Budaya?
Ini adalah studi yang membedakan orang berdasarkan usia, latar belakang, kepercayaan, nilai, etnis, moral, sikap, perilaku, dsb., yang ternyata merupakan cara yang tidak identik untuk memahami kumpulan orang yang beragam. Seringkali masalah muncul ketika kita mencoba menyatukan perbedaan itu tanpa memahami dengan baik aspek budaya dan tidak sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan.
Siapa yang Disebut sebagai Pemimpin?
Seorang pemimpin adalah orang yang memotivasi, mendukung, mendengarkan semua suara pengikutnya dan mencontohkan nilai-nilai yang baik ketika membentuk pengikutnya agar bisa mencapai kehidupan yang diinginkan. Pemimpin ini bisa berupa manajer tim berbasis perusahaan, guru sekolah, perwakilan kelas, perwakilan perguruan tinggi, politisi, perdana menteri, presiden, dsb. Semua tipe pemimpin ini akan terus tumbuh sebagai ahli ketika ide dan sudut pandang yang ia sampaikan terorganisir dan masuk akal ketika menyuarakan berbagai masukan yang ia terima.
Berbagai pemimpin memiliki bermacam gaya kepemimpinan yang tersebar di beragam lingkungan profesional dan non-profesional. Setiap pemimpin menerapkan gayanya sendiri dalam membimbing para pengikutnya, tidak ada keharusan bagi para pemimpin untuk mengikuti suatu gaya kepemimpinan yang sama. Dan inilah bagian terpenting ketika menjadi seorang pemimpin yang sukses. Gaya kepemimpinan memainkan peran utama dalam menjadikan seorang pemimpin unik ketika berbicara di hadapan bawahannya. Begitulah cara kita membedakan seorang pemimpin; apakah ramah, suka memerintah, tidak peduli, pemarah, baik hati, dsb. Seorang pemimpin disukai dan mengilhami orang-orang yang ia pimpin ketika para bawahan itu mulai memahami cara pemimpinnya berperilaku dan berbicara dengan mereka. Gaya kepemimjpinan adalah gagasan utama yang kita coba bawa sebagai poin penting dalam artikel ini.
Pemahaman Dimensi Multikultural Hofstede
Pemahaman lintas-budaya bukanlah tugas yang mudah ketika memutuskan suatu kebutuhan bersama demi memenuhi sesuatu yang berkaitan dengan banyak pihak. Berdasarkan aspek kelembagaan dan organisasi, penelitian Hofstede menemukan 6 dimensi budaya ketika ia meneliti perbedaan budaya yang dirasakan dalam beberapa kelompok orang dengan latar belakang yang berbeda.
Indeks Kesenjangan Kekuasaan: Pemerataan kedekatan kekuasaan yang didistribusikan kepada orang-orang dalam suatu kelompok. Tingkat indeks yang tinggi menunjukkan bahwa orang-orang menganggap bahwa terdapat kesenjangan kekuasaan yang jauh antara seorang pemimpin dan para pengikutnya. Tingkat yang lebih rendah menunjukkan bahwa orang-orang menganggap pemimpin dan para pengikutnya sesungguhnya tidak terlalu berjarak dalam hal kekuasaan.
Index Individualisme: Dimensi ini menjelaskan bagaimana kedekatan orang-orang dalam kelompok saat mengambil keputusan dan menikmati keuntungan bersama. Tingkat yang tinggi menunjukkan masyarakat yang cenderung individual dan lebih berorientasi pada diri sendiri daripada kelompoknya. Keputusan yang diambil cenderung bias dan orang-orang enggan bersama hingga memungkinkan terjadinya terhentinya pertumbuhan. Sedangkan tingkat yang rendah menunjukkan anggota kelompok yang lebih menghargai kolektifitas, sehingga keputusan apapun yang diambil, anggota kelompok ini tetap bersatu.
bersambung