Teori Gaya Kepemimpinan Lewin (bag 2)
Pada bagian sebelumnya, kita telah membahas gaya kepemimpinan otokratis menurut teori Lewin dan sebagian gaya kepemimpinan demokratis. Berikut ini merupakan kelanjutan pembahasan gaya kepemimpinan demokratis dari teori ini.
Kekurangan Kepemimpinan Demokratis
- Pengambilan keputusan yang lambat: Kerugian yang jelas terlihat dari kepemimpinan demokratis adalah keputusan yang seringkali membutuhkan waktu lama untuk dibuat. Ini bisa menjadi masalah ketika pergerakan pertama yang cepat menjadi penentu keberhasilan.
- Pemimpin disembunyikan dalam kelompok: jika pemimpin tidak yakin atau lemah, ia sering kali bersembunyi dengan mengizinkan kelompok membuat semua keputusan./li>
Kapan saat tepat menggunakan kepemimpinan demokratis? Kepemimpinan Demokratis sangat berguna di perusahaan yang mempraktekkan perbaikan proses berkelanjutan, karena setiap orang didorong untuk ikut serta dalam proses itu. Hal ini juga berguna dalam industri yang sangat kompetitif dan kompleks karena memungkinkan ide-ide terbaik muncul, dan memfasilitasi pembentukan pemimpin masa depan dalam organisasi.
Pemimpin Laissez-Faire (alias Pemimpin Kendali Bebas)
Dengan gaya kepemimpinan ini pemimpin tidak memimpin secara langsung, tetapi membiarkan kelompok untuk mengarahkan dirinya sendiri sepenuhnya.
Keuntungan dari Kepemimpinan Laissez-Faire
- Kebebasan mengarahkan: ketika karyawan termotivasi mencapai kesuksesan, gaya kepemimpinan ini dapat memberi mereka fleksibilitas yang dibutuhkan agar berhasil tanpa campur tangan dari pemimpin.
- Lebih sedikit pekerjaan bagi pemimpin: dengan semua tanggung jawab berada pada kelompok, maka lebih sedikit pekerjaan bagi pemimpin untuk melakukan interaksi dengan kelompok, dan dengan demikian pemimpin dapat menghabiskan waktunya untuk menambah nilai bagi organisasi./li>
Kekurangan Kepemimpinan Laissez-Faire
- Tingkat stres yang lebih tinggi: karyawan dapat merasa tertekan jika mereka tidak cukup kuat dengan kemampuannya sendiri karena kurangnya ketersediaan pemimpin untuk penguatan positif.
- Kurangnya kepemilikan: tidak ada yang bertanggung jawab atas kesalahan jika ada kegagalan atau menerima pujian dalam keberhasilan.
Kapan saatnya menggunakan kepemimpinan Laissez-Faire? Penggunaan gaya kepemimpinan Laissez-faire biasanya hanya sesuai untuk tim profesional yang sangat efektif dengan reputasi hasil pekerjaan yang sangat baik.
Kesimpulan
Jika Anda membayangkan garis lurus dengan kepemimpinan otokratis di satu ujung, dan kepemimpinan laissez-faire di ujung lainnya, sedangkan kepemimpinan demokratis di tengah – sebut saja sebagai garis kepemimpinan, ada baiknya untuk memikirkan di titik manakah posisi yang paling Anda sukai. Juga harus jelas bagi Anda sekarang bahwa berbagai jenis proyek, organisasi, dan situasi memerlukan gaya kepemimpinan yang berbeda, misalnya, di bawah tenggat waktu yang ketat dan banyak tuntutan, kepemimpinan otokratis sering kali paling efektif.
Faktanya, situasi yang berbeda dapat menyebabkan kita memimpin secara berbeda. Lewin mengungkapkan hal ini melalui sebuah persamaan, yang dikenal sebagai persamaan Lewin: B = f(P, E).
Persamaan ini mengatakan bahwa Perilaku adalah fungsi dari Pribadi dan Lingkungannya. Prinsip kunci yang bisa diambil dari ini semua adalah untuk menjadi pemimpin terbaik sejauh yang Anda bisa, sudah selayaknya bila Anda mengubah gaya kepemimpinan tergantung pada situasi yang Anda hadapi. Ini akan memiliki variasi kesulitan bagi Anda tergantung dari seberapa jauh gaya yang Anda coba adopsi dari gaya yang secara alami Anda sukai di garis kepemimpinan.
Terdapat jenis gaya kepemimpinan lain selain yang dijelaskan di atas, tetapi ini tidak diidentifikasi oleh Lewin, jadi kami akan membahasnya di artikel yang lain.