Ringkasan Buku – The Fifth Discipline (2)
Organisasi pembelajar fokus menyatukan kemampuan seluruh staf untuk menghasilkan sesuatu yang spektakuler. Dengan laju perubahan yang cepat terjadi di dunia saat ini, organisasi yang dapat beradaptasi memiliki keuntungan besar. Untuk melakukan ini, organisasi perlu mengembangkan kapasitas belajarnya. Sebagian besar mereka gagal menciptakan proses pembelajaran dan adaptasi. Hal ini karena ketidakmampuan belajar.
- Staf terlalu nyaman pada posisi dan pengetahuan mereka saat ini, kondisi ini menyebabkan perubahan membawa gesekan dan konflik.
- Staf melihat yang terjadi di luar dan tidak menyadari perubahan bertahap yang terjadi di perusahaan itu sendiri.
- Staf terlalu fokus pada detail masalah bisnis daripada menghasilkan solusi mendasar dalam proses penyelesaiannya.
- Staf lebih terikat pada pengalaman mereka sebelumnya, dan ada siklus respons yang panjang antara suatu tindakan dan hasilnya. Itu menyebabkan mereka tetap memilih cara lama karena mereka tidak merasakan adanya efek, ujung-ujungnya tidak menghasilkan cara baru.
Organisasi pembelajar memiliki beberapa karakteristik umum, yaitu:
- Fokus pada kemajuan, selalu mencari peningkatan berkelanjutan, dan selalu berusaha meraih hasil yang presisi.
- Dinamis, orang -orangnya bekerja sama meningkatkan pembelajaran sepanjang waktu.
- Produktif, orang -orangnya dapat mengeksploitasi kekuatannya untuk mengimbangi kelemahannya.
- Menciptakan masa depannya sendiri, selalu mengetahui ke mana mereka ingin menuju dan keterampilan apa yang perlu mereka kembangkan.
Selanjutnya kita akan lebih mendalami konsep 5 disiplin yang harus ada pada sebuah organisasi Pembelajar.
Disiplin Penguasaan Pribadi
Organisasi hanya dapat belajar jika di dalamnya terdapat orang-orang yang bersedia belajar. Oleh karena itu, pengembangan pribadi dan upaya menjadi relevan yang dilakukan terus -menerus adalah pilar pertama kedisiplinan ini. Orang dengan penguasaan pribadi hidup dalam suasana pembelajaran terus menerus. Dia harus terus -menerus mengklarifikasi dan menata kembali visi dan ambisinya.
Kedisiplinan ini didasarkan pada keterampilan dan kemampuan individu dalam tim. Hal ini juga termasuk dalam proses pertumbuhan pribadi, rasa memiliki, dan komitmen kepada perusahaan.
Seseorang yang berkomitmen dengan penguasaan pribadinya berfokus pada perjalanan dan pembelajaran, bukan tujuan akhir. Mengejar penguasaan pribadi adalah proses seumur hidup… Anda tidak pernah “menyelesaikan” pembelajaran. Oleh karena itu, ia memiliki kemauan untuk belajar terus-menerus.
Individu ini terus-menerus menciptakan kembali dirinya melalui peningkatan kompetensi, keterampilan, pertumbuhan spiritual, dsb. Semangat mereka untuk belajar dan berkembang turut membentuk organisasi yang menaunginya.
Penguasaan pribadi bukan hanya tentang keterampilan dan kemampuan, tetapi lebih dari itu. Membangun penguasaan pribadi berarti memahami kehidupan sebagai proses kreatif, bukan hanya proses reaktif. Dalam hal ini terdapat beberapa elemen yang harus dijalankan bila ingin mencapai penguasaan Pribadi. Elemen-elemen ini akan dibahas di bagian berikutnya.