Kepemimpinan Harus Berdasar pada Kepercayaan (3)
Komunikasi karakter adalah cara yang penting dalam kepemimpinan. Karakter seorang pemimpin mampu menyampaikan suatu bentuk kehormatan. Tanpa memiliki kekuatan di dalam diri, Anda tidak akan mendapatkan penghormatan. Dan penghormatan sangat penting untuk kepemimpinan yang bertahan lama. Bagaimana seorang pemimpin mendapatkan penghormatan? Dengan membuat keputusan yang tepat, mengakui kesalahan mereka ketika mereka membuatnya, dan memberikan yang terbaik bagi para pengikut dan organisasi mereka di atas kepentingan pribadinya.
Sebuah film tentang Resimen Infanteri Massachusetts ke-54 dan kolonelnya, Robert Gould Shaw bisa kita ambil sebagai contoh. Film ini mengambil latar perang sipil Amerika Serikat yang berkaitan dengan perbudakan dan kesetaraan hak sipil. Meskipun beberapa bagian ceritanya fiksi, kisah perjalanan Shaw dengan anak buahnya dan rasa hormat yang dia terima dari mereka adalah kisah nyata. Film tersebut menceritakan pembentukan unit pertama dalam tentara Union yang terdiri dari tentara Afrika-Amerika. Shaw, seorang perwira kulit putih, mengambil komando resimen tersebut, melakukan rekrutmen, memilih perwira (kulit putih), melengkapi mereka, dan melatih mereka sebagai tentara. Dia memotivasi mereka dengan keras, menyadari bahwa penampilan mereka dalam pertempuran akan memengaruhi pandangan orang-orang kulit putih Utara tentang nilai tentara dan warga negara kulit hitam. Dalam prosesnya, baik tentara maupun Shaw saling mendapatkan rasa hormat satu sama lain.
Beberapa bulan setelah selesai menjalani pelatihan, anggota kesatuan ini mendapatkan kesempatan untuk membuktikan kemampuan mereka dalam serangan Union di Benteng Wagner milik Konfederasi di South Carolina. Menurut penulis biografi Shaw, Russell Duncan, dalam serangan tersebut ia meneriakkan: “Inilah peringatan terakhir untuk pembuktian dirimu,” Shaw berada di barisan depan dan memerintahkan pasukannya untuk maju. Meskipun mereka bertempur dengan penuh keberanian, mereka tidak berhasil merebut Benteng Wagner. Shaw sendiri, dengan gagah berani memimpin anak buahnya menuju tembok benteng dalam serangan pertama, tewas bersama sebagian pasukannya. Hampir setengah dari enam ratus orang dari Resimen ke-54 yang terlibat dalam pertempuran itu terluka, ditangkap, atau tewas. Tindakan Shaw pada hari terakhir tersebut semakin memperkuat rasa hormat yang telah dimiliki oleh anak buahnya terhadapnya.
Setelah pertempuran, Albanus Fisher, seorang sersan di unit tersebut, mengatakan, “Saya merasa lebih bersemangat untuk berjuang daripada sebelumnya.” Seorang tentara kembali mengingat bahwa resimen tersebut bertempur dengan keras karena Shaw berada di barisan depan, bukan di belakang. Satu-satunya hal yang tidak terkubur bersama jenazah dan tetap hidup adalah karakter seseorang. Hal ini benar adanya. Karakter seseorang yang kuat dan berkesan dalam yang dapat bertahan. Karakter seperti itu tidak akan pernah bisa dikubur. Karakter Shaw, yang kuat hingga akhir, telah membangkitkan rasa hormat kepada anak buahnya yang bahkan melebihi kehadiran dirinya.