Cara Memulai Perbaikan Berkelanjutan
Apakah peningkatan berkelanjutan hanya relevan untuk perusahaan manufaktur yang perlu memotong biaya? Jawaban singkatnya adalah tidak. Peningkatan berkelanjutan merupakan bukti konsistensi dalam membuat perubahan, baik yang besar maupun kecil, setiap hari. Terkadang perubahan itu kecil dan organisasi yang menerapkannya besar, sehingga dampaknya hanya terlihat setelah implementasi. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa peningkatan berkelanjutan sering disalahpahami dan diremehkan.
Dalam postingan ini, kita ingin membahas kesalahpahaman umum tentang peningkatan berkelanjutan, yaitu bahwa peningkatan berkelanjutan hanya relevan bagi perusahaan manufaktur yang perlu memotong biaya. Namun, kenyataannya, perusahaan di berbagai industri juga mendapat manfaat dari budaya peningkatan berkelanjutan. Peningkatan berkelanjutan adalah pola dasar yang sehat dan umum dalam indeks kesehatan organisasi. Menurut penelitian McKinsey yang melibatkan hampir 2.000 perusahaan, sekitar 83 persen perusahaan teknologi media/telekomunikasi, 76 persen perusahaan perbankan, dan lebih dari 50 persen perusahaan produk konsumen mengidentifikasi perusahaan mereka sebagai organisasi yang meningkat secara berkelanjutan.
Bagi perusahaan yang memiliki budaya perbaikan berkelanjutan, mengurangi biaya hanyalah efek samping dari tujuan yang lebih besar, yaitu memberdayakan karyawan untuk mencapai efisiensi dan pertumbuhan penjualan melalui inovasi produk dan layanan. Sebagai contoh, sebuah jaringan bisnis teater/bioskop internasional – yang memanfaatkan jasa McKinsey – melakukan transformasi peningkatan berkelanjutan dengan tujuan menciptakan “pengalaman hiburan yang menginspirasi setiap pelanggan” di tengah persaingan yang semakin ketat karena layanan streaming telah mengubah perilaku konsumen dalam mengonsumsi hiburan. Untuk mewujudkan visi ini, perusahaan memanfaatkan sumber daya terbesarnya, yaitu karyawan teater/bioskop garis depan, yang memberikan banyak wawasan dan inovasi.
Berikut adalah beberapa cara yang mereka tempuh, dan Anda bisa belajar dari cara-cara ini.
Demi memastikan visi perusahaan yang menarik dapat dihubungkan dengan tugas harian karyawan, tim kepemimpinan melakukan roadshow ke seluruh jaringan perusahaan. Mereka mengkomunikasikan nilai-nilai inti seperti memberikan pengalaman yang menyenangkan pada pelanggan, berusaha lebih mendekatkan diri pada pelanggan, dan meningkatkan pengalaman pelanggan melalui pemecahan masalah dalam waktu sesingkat mungkin. Visi dan nilai-nilai ini ditekankan melalui acara tahunan, di mana para karyawan mengambil bagian dalam tantangan harian yang terkait dengan pekerjaan mereka dan menghubungkannya dengan pengalaman sehari-hari mereka. Para karyawan juga berbagi cerita tentang bagaimana Perusahaan berarti bagi mereka.
Perusahaan membuat beberapa kemudahan bagi karyawan untuk berinovasi dan berbagi umpan balik. Para pemimpin perusahaan memberi setiap karyawan tiga token per hari yang dapat diberikan kepada pelanggan dalam bentuk makanan ringan atau fitur tambahan. Ini memunculkan efek penciptaan tujuan yang jelas dan dapat dicapai – setidaknya tiga interaksi pelanggan per hari dan menunjukkan kepercayaan implisit atas penilaian karyawan untuk menggunakan token ini seperti yang mereka inginkan. Dalam prosesnya ini memberi karyawan kepercayaan diri untuk melampaui jumlah token dalam hal memberikan nginspirasi bagi pelanggan.
Perusahaan juga menerapkan strategi yang mudah dengan menyediakan beberapa cara bagi karyawan untuk berbagi ide inovatif, berkolaborasi mengatasi tantangan umum, dan memberikan umpan balik langsung kepada tim kepemimpinan tentang arah dan visi perusahaan. Ini dilakukan melalui penggunaan iPad, survei, dan komunitas Google. Dengan menyediakan tablet di setiap lokasi, perusahaan telah membuat pengumpulan umpan balik menjadi lebih mudah dan memungkinkan untuk terjadi kemajuan besar bagi perusahaan.
Manajemen memberikan penghargaan kepada karyawan yang menghasilkan inovasi dalam pekerjaaanya. Perusahaan menata kembali para karyawan garis depan, menganggap mereka sebagai “tokoh utama representasi perusahaan yang memiliki hasrat ingin memberikan pengalaman hiburan yang menginspirasi bagi para pelanggan” dan mendorong karyawan untuk menghasilkan ide -ide inovatif bagaimana menyenangkan para tamu. Untuk memunculkan penokohan ini, perusahaan menggunakan cerita, misalnya, menggunakan kisah tentang seorang karyawan bioskop yang membantu seorang anak kecil menemukan boneka beruang yang hilang dalam materi pelatihan internal demi menghidupkan visi menyajikan pelayanan terbaik untuk pelanggan. Kisah -kisah ini dilengkapi dengan insentif seperti kartu tanda terima kasih yang unik disertai penghargaan kejutan dan bonus kepada tim pengelola bioskop yang berprestasi.
Upaya -upaya kecil ini membawa dampak besar pada kepuasan karyawan dan tamu. Perusahaan mengalami pengurangan 50 persen dalam hal tingkat absensi karyawan serta peningkatan kualitas dan jumlah pelamar yang stabil. Setelah menjalani transformasi budaya perbaikan berkelanjutan ini, perusahaan mendapati peningkatan 80 persen dalam kinerja operasi, peningkatan 13 persen jumlah pelanggan, skor promotor bersih yang lebih baik di semua pasar, dan merebut kembali posisi pasar teratas di beberapa lokasi.