Mungkinkah Membangun Hubungan Bawahan-Atasan yang Sangat Dekat
Seberapa besar semangat yang dimiliki karyawan dan tingkat keterlibatan karyawan memang sulit diukur, tetapi dua hal itu dapat menjadi pendorong besar bagi peningkatan produktivitas organisasi.. Selain itu, juga dapat membuat karyawan lebih lama bertahan di organisasi. Membina hubungan yang kuat di antara tim adalah cara yang bagus untuk meningkatkan moral dan tingkat kontribusi karyawan. Hubungan itu, selain sesama anggota tim, juga mencakup atasan dan anggota tim. Tapi bisakah bos bersikap terlalu ramah dengan staf mereka? Hasil pPenelitian menunjukkan bahwa hal itu bisa dilakukan.
Bahaya dari Hubungan yang Terlalu Dekat
Kebijakan konvensional yang selama ini kita pahami menyatakan bahwa salah satu cara terbaik untuk membuat seorang bawahan bersedia mengungkapkan saran dan mempertahankan perhatian mereka adalah dengan membangun rasa saling percaya,saling menghormati, dan meningkatkan kepercayaan diri. Tapi ppara pemimpin juga harus menyadari bahwa ada batasan kemanfaatan ketika membangun hubungan kerja yang sangat dekat dengan karyawan mereka.
Dalam sebuah penelitian yang paling mutakhir, studi itu menemukan bahwa para pemimpin yang membina hubungan yang terlalu dekat dengan karyawan mereka sebenarnya malah dapat membuat para anggota timnya tidak aktif berkontribusi bagi keberhasilan perusahaan. Itu ditunjukkan dengan keengganan mengekspresikan ide dan saran inovatif mereka bagi perusahaan.
Kutipan di atas kedengarannya berlawanan dengan kebijakan konvensional yang sudah umum kita pahami; Mengapa hubungan yang sangat dekat antara karyawan dan pimpinan bisa membuat karyawan cenderung tidak berbagi ide dan saran inovatif?
Tampaknya adalah masalah perbedaan kekuatan hubungan antara karyawan, pimpinan, dan perusahaan. Yaitu saat hubungan antara karyawan dengan atasan lebih kuat daripada hubungan antara karyawan dengan organisasi secara keseluruhan.
Menjaga Jarak demi Kemanfaatan Hubungan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika hubungan antara bos dan karyawan semakin mengalami pertumbuhan, karyawan bisa jadi mulai menempatkan hubungan mereka dengan atasan mereka lebih penting dan di atas tanggung jawabnya terhadap organisasi.
Dengan kata lain, karyawan mungkin mulai cenderung untuk mempertahankan hubungan personal yang telah berlangsung sangat baik dengan atasannya. Akibat berikutnya adalah karyawan makin kurang memberikan perhatian pada konseptualisasi serta penyampaian ide yang dapat membantu perusahaan. Apalagi jika ide yang dimilikinya itu pada kenyataannya berbeda dengan ide yang dimiliki atasannya, terlebih jika ide tersebut bertentangan dengan ide dari sang bos.
Terbentuknya chemistry tim adalah manfaat yang dibutuhkan oleh organisasi apapun, sedang pimpinan jelas merupakan bagian penting dari tim tersebut. Namun, meskipun ikatan yang kuat antara bos dan karyawan itu penting, penting juga untuk tidak membiarkan ikatan itu menjadi lebih penting daripada ikatan yang dimiliki karyawan dengan organisasi secara keseluruhan.