Saling Percaya di Tempat Kerja – Mengapa Penting dan Bagaimana Membangunnya (5)
Menciptakan rasa saling percaya di organisasi menawarkan banyak nilai tambah. Namun bagaimana manajemen mengembangkan budaya tersebut. Apa saja yang bisa dilakukan?
Mengembangkan kepemimpinan yang autentik dan mudah didekati
Menurut studi dari Edelman, sebanyak 71% pekerja sepakat bahwa penting sekali bagi seorang CEO untuk merespons dan membicarakan tentang masa-masa sulit serta topik yang sensitif. Contohnya, pandemi COVID-19 yang telah kita alami. Karenanya, membina kepercayaan dimulai dari kepemimpinan.
Baru-baru ini, Harvard Business Review melakukan studi yang menemukan bahwa ada tiga faktor utama yang memengaruhi kepercayaan terhadap kepemimpinan: konsistensi, penilaian yang baik, dan hubungan yang positif. Studi ini melibatkan 87.000 penilaian kepemimpinan dengan menggunakan metode 360 derajat. Pemimpin yang mendapat penilaian minimal 60 dari nilai maksimal 100 untuk ketiga faktor tersebut memperoleh skor kepercayaan sebesar 80 secara keseluruhan. Di sisi lain, jika tiga faktor tersebut tidak dipenuhi sama sekali, maka skor kepercayaan hanya mencapai 20. Oleh karena itu, pemimpin yang mampu membina hubungan secara emosional yang menunjukkan orisinalitas dan memiliki visi yang jelas lebih mungkin dipercaya dan mendapatkan dukungan dari seluruh anggota di tempat kerja. Selain itu, ketika kata-kata dan tindakan pemimpin tidak sejalan, karyawan cenderung kurang antusias dan tidak berkomitmen pada organisasi.
Menciptakan tujuan
Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, karyawan mencari kepastian. Oleh karena itu, bisnis sekarang dapat mengambil sikap dan mendorong diskusi yang terinformasi tentang tujuan organisasi. Menurut penelitian Edelman, satu dari empat karyawan mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah bekerja di organisasi yang tidak memiliki tujuan yang lebih besar atau gagal memberikan dampak sosial yang bermakna. Sebanyak 71% dari mereka mencari tujuan yang lebih besar, sementara 71% lagi ingin melakukan pekerjaan yang memiliki makna yang lebih dalam. Selain itu, 42% karyawan mengungkapkan bahwa mereka memerlukan gaji yang lebih tinggi jika mereka harus bekerja di organisasi yang tidak memiliki tujuan yang lebih besar dan tidak memberikan makna sosial. Tanpa upaya untuk membangun kepercayaan ini, pemberi kerja berisiko kehilangan bakat terbaik dan merusak budaya tempat kerja mereka secara keseluruhan.
Libatkan karyawan Anda dalam manajemen perubahan dan upaya transformasi digital
Dalam proses perubahan di tempat kerja, pengusaha harus bermitra dengan karyawan mereka. Meskipun banyak karyawan yang menolak perubahan, pemberi kerja harus melibatkan mereka sebanyak mungkin dan mendapatkan kepercayaan dari mereka. Pengusaha harus jelas dan inspiratif tentang tujuan organisasi di masa depan, mengatasi kekhawatiran karyawan, dan memberikan pelatihan yang memungkinkan karyawan saat ini menjadi karyawan masa depan. Namun, memimpin transformasi di tempat kerja bukanlah hal yang mudah dan komunikasi yang efektif dengan karyawan adalah kunci keberhasilan perusahaan dalam bertransformasi. Namun, hanya 38% karyawan yang telah mengalami perubahan di tempat kerja yang mengatakan bahwa perusahaan mereka berkomunikasi dengan efektif tentang perubahan tersebut, dan hanya 36% yang mengatakan bahwa perusahaan mereka jujur tentang perubahan yang dihadapi organisasi. Oleh karena itu, pengusaha harus berkomunikasi secara transparan dan melibatkan karyawan sebanyak mungkin untuk membangun kepercayaan dan sukses dalam memimpin transformasi di tempat kerja.
Mengadopsi pendekatan yang berorientasi pada manusia dan meningkatkan pemberdayaan karyawan
Untuk mencapai keberhasilan dalam konteks perubahan dan transformasi, diperlukan informasi yang cukup untuk membuat karyawan merasa terlibat dan menjadi bagian dari kesuksesan. Perusahaan yang berfokus pada karyawan cenderung memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi. Agar karyawan percaya pada visi dan tujuan organisasi serta bekerja sama menuju kesuksesan, perusahaan harus memberikan perhatian khusus pada karyawan dan memberdayakan mereka. Jika harapan karyawan lebih tinggi daripada realitas yang dihadapi, maka akan terjadi ketidakcocokan yang dapat merusak kepercayaan dan membuat karyawan merasa tidak berdaya. Hanya dengan mengatasi kesenjangan ini, perusahaan dapat membangun kepercayaan karyawan dan memotivasi mereka untuk bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan.