3 Kunci Sukses dalam Inovasi
Menurut Peter Drucker, terdapat tiga hal penting yang membantu inovasi mencapai kesuksesan, yaitu kerja keras, kekuatan, dan dampak. Ia menegaskan bahwa inovasi adalah hasil dari usaha yang terus menerus difokuskan pada bidang tertentu. Meskipun Anda memiliki banyak ide brilian, Anda perlu memvalidasi ide tersebut dengan kenyataan. Ide Anda harus membuat perubahan besar, dan cara untuk membuat hal ini terjadi adalah dengan memanfaatkan kekuatan Anda dan menguji ide Anda. Ini ditulis oleh Peter Drucker dalam bukunya, “The Essential Drucker: The Best of Sixty Years of Peter Drucker’s Essential Writings on Management”.
Lebih lanjut, inilah yang menjadi kunci keberhasilan inovasi:
Kondisi ke-1, Inovasi adalah pekerjaan.
Inovasi merupakan pekerjaan, membutuhkan pengetahuan, seringkali membutuhkan kecerdikan yang luar biasa. Selain itu, inovator jarang bekerja di lebih dari satu bidang. Contohnya, dengan semua kemampuan inovatifnya yang luar biasa, Nikola Tesla hanya bekerja di bidang kelistrikan.
Begitu pula dengan perusahaan, bila ingin menjadi inovator di bidang keuangan, perusahaan bank, misalnya, tidak mungkin memulai inovasi di bidang ritel atau perawatan kesehatan. Dalam inovasi, seperti halnya dalam pekerjaan lain, dibutuhkan bakat, kecerdikan, dan kecenderungan. Tetapi ketika semuanya diucapkan dan dilakukan, inovasi menjadi kerja keras, fokus, terarah yang menghasilkan tuntutan berupa ketekunan, dan komitmen yang sangat besar.
Kondisi ke-2, Inovator mengembangkan potensinya.
Inovator berkaitan dengan peluang potensial. Inovator perlu mengetahui apa saja yang ia punya. Supaya berhasil, inovator harus membangun sesuatu berdasarkan potensi terkuat yang ia miliki. Inovator yang sukses melihat peluang dalam rentang yang luas. Tetapi kemudian mereka bertanya, Manakah dari peluang ini yang cocok untuk saya? Manakah yang cocok untuk perusahaan ini? Ia akan menerapkan apa yang kita (atau ia) kuasai dan telah menunjukkan kapasitas kinerja terbaiknya.
Dalam hal ini, tentunya inovasi tidak berbeda dengan pekerjaan lainnya. Tetapi bisa jadi lebih penting bila inovasi dibangun dalam bidang yang paling dikuasai seseorang, karena risiko yang dimiliki inovasi dan hasil yang premium pada pengetahuan dan kapasitas kinerja.
Dalam inovasi, seperti dalam usaha lainnya, juga harus ada kesesuaian. Perusahaan tidak akan berhasil pada sesuatu yang tidak ia hargai. Tidak ada perusahaan farmasi yang berhasil dalam hal yang “remeh” seperti “lipstik atau parfum”, karena harus dijalankan oleh orang-orang yang berpikiran ilmiah dan melihat diri mereka sebagai orang yang “serius”.
Para inovator juga perlu menyesuaikan diri dengan peluang inovatif. Inovasi itu harus penting bagi mereka dan masuk akal bagi mereka. Jika tidak, mereka tidak akan mau melakukan pekerjaan dengan gigih, keras, yang juga membuat frustrasi, yang mana selalu dibutuhkan di setiap inovasi yang sukses.
Kondisi ke-3, Memunculkan Efek dalam masyarakat.
Inovasi harus menawarkan efek pada masyarakat, perubahan perilaku pelanggan, atau orang pada umumnya. Inovasi bisa juga menawarkan perubahan dalam suatu proses – misalnya dalam cara orang bekerja dan menghasilkan sesuatu. Oleh karena itu, inovasi harus selalu dekat dengan pasar, terfokus pada pasar, dan benar-benar digerakkan oleh pasar.
intinya:
Inovasi tidak tergantung pada keberuntungan, melainkan hasil dari usaha yang terfokus dan berkelanjutan. Hanya memiliki ide baik saja tidak cukup, Anda harus menerapkan dan menguji ide tersebut dalam dunia nyata.
Orang yang sukses dalam inovasi memanfaatkan keahlian mereka dan lebih mungkin melakukan inovasi dalam bidang yang mereka kuasai. Inovasi yang berhasil mempermudah hal-hal yang kompleks dan memiliki dampak besar, mengubah cara kita berpikir dan bertindak serta mempengaruhi masyarakat dan ekonomi. Namun, harus waspada terhadap “efek sampingnya”.