Business Coaching

Empat Belas Poin Deming (4)

Poin-poin yang membicarakan berbagai langkah perbaikan kualitas proses dalam organisasi ini kami jabarkan dalam beberapa bagian, dan Ini merupakan kelanjutan dari penjabaran poin-poin sebelumnya.

7. Kepemimpinan Kelembagaan

Ini merupakan poin yang paling kontroversial dari 14 Poin Deming karena kebalikan dari yang dilakukan oleh kebanyakan manajer saat ini. Manajer hanya mendorong karyawan untuk mencapai target, bereaksi terhadap masalah ketika terjadi, dan kemudian meminta pertanggungjawaban karyawan ketika ada masalah. Gagasan manajer tentang perbaikan terus-menerus hanyalah penetapan target yang lebih tinggi setiap tahun.

Menurut Deming, hal ini merupakan manajemen, bukan kepemimpinan. Untuk menciptakan kepemimpinan di organisasi, perlu beberapa hal berikut:

Pemimpin harus paham pekerjaan. Bagaimana pemimpin memenuhi syarat untuk mempekerjakan dan melatih staf jika ia tidak memahami pekerjaan itu?

Pemimpin harus menghilangkan hambatan bagi pekerja tingkatan terbawah. Hilangkan hambatan untuk melakukan yang terbaik. Mereka adalah penggerak bisnis Anda.

Para pemimpin harus bekerja pada sumber-sumber perbaikan.

Contoh:

Misalkan Anda pengelola sebuah toko fashion. Para penjaga toko merupakan karyawan tingkat terendah di toko Anda. Untuk menghilangkan hambatan, Anda dapat membuat saluran umpan balik untuk staf ini dan segera menindaklanjuti saran mereka.

8. Menghilangkan Ketakutan

Budaya ketakutan tidak kondusif untuk pekerjaan besar. Karyawan tidak perlu takut menyatakan pendapat yang berbeda kepada pemimpin, diejek, menyampaikan berita buruk atau kesalahan, atau Mengambil tindakan bertujuan jangka panjang, bahkan jika harus melewatkan tujuan jangka pendek.

Menciptakan budaya tak kenal takut dan tak bersalah akan meningkatkan kualitas produk dan retensi karyawan.

Contoh:

Misalkan Anda ditugasi memimpin sebuah tim yang terlanjur memiliki budaya ketakutan. Maka berikut adalah beberapa tindakan Anda: mendorong orang lain menyampaikan ide yang berbeda dari Anda, ketika seorang anggota tim membuat kesalahan – Anda menekankan bahwa itu dikarenakan proses yang buruk, dan menjadi orang yang mudah didekati.

9. Menghancurkan Hambatan

Bukan hanya memperbaiki proses dalam tiap departemen, namun juga meruntuhkan hambatan antar departemen. Juga fokus pada peningkatan proses di seluruh departemen.

Caranya antara lain: menciptakan pelanggan internal dengan mengakui bahwa setiap departemen memiliki departemen lain sebagai pelanggannya, membangun visi bersama, dan menggunakan tim lintas fungsi.

Contoh:

Bayangkan Anda adalah seorang kepala bagian dengan beberapa departemen di bawah Anda. Anda khawatir departemen Anda memiliki tujuan yang bertentangan dan buruk dalam bekerja sama. Maka Anda melakukan langkah berikut: menciptakan gugus tugas lintas fungsi untuk membangun proses horizontal, dan menekankan konsep pelanggan internal untuk kemudian mengharuskan tiap departemen agar memperbaiki pelayanan kepada pelanggan internalnya.

10. Menghilangkan Slogan yang Tidak Jelas

Anda mungkin pernah menjumpai slogan-slogan seperti: “Banggalah dengan apa yang kamu lakukan.” atau “Selalu bekerja ekstra.”

Anda harus menyingkirkan jenis slogan ini karena dapat merusak kinerja dan kualitas. Karena kualitas ditopang oleh sistem, bukan karyawan, dan sistem adalah tanggung jawab manajemen.

Bukannya memperbaiki keadaan, slogan-slogan ini dapat menyebabkan frustrasi pada karyawan.

Contoh:

Anda adalah seorang manajer yang ingin meningkatkan moral dan retensi. Daripada membuat tempelan slogan, Anda menunjukkan contoh perilaku yang harus ditiru bawahan Anda, yaitu: menggunakan pemasok tunggal, membeli peralatan baru, dan Memberikan pelatihan yang lebih baik.

Dengan menunjukkan kepada tim Anda bahwa Anda mengambil tanggung jawab berkelanjutan agar tim bisa bekerja lebih cerdas dan tidak lebih keras, akan meningkatkan moral tim dan membuat mereka nyaman.

bersambung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *