Leadership

Pemimpin Sukses Punya Intuisi Kepemimpinan (3)

Pada tulisan sebelumnya, kita telah mengetahui bagaimana Schwarzkopf dapat menjalankan tugas yang sulit. Titik perbedaannya terletak pada hukum intuisi. Semua perwira mendapatkan manfaat dari pelatihan yang sama dalam taktik dan kedisiplinan militer. Dan mereka semua memiliki akses ke sumber daya yang sama. Schwarzkopf tidak lebih cerdas daripada rekan-rekannya. Yang dia pergunakan adalah intuisi kepemimpinan yang kuat. Dia melihat segalanya dengan kecenderungan kepemimpinan. Siapa Anda menentukan apa yang Anda lihat.
John C. Maxwell memberikan sebuah penggambaran terkait ide ini. Kita anggap saja ada seorang pria biasa yang sedang berlibur di suatu wilayah dekat danau kecil di hutan. Lalu datanglah pria lain yang dalam hal ini kita anggap sebagai pengusaha. Ketika kedua pria itu duduk di beranda villa mereka yang menghadap danau dan hutan yang indah, mereka mulai berbicara mengutarakan apa yang ada dalam pemikiran masing-masing. Pria pengusaha mengatakan bahwa ia melihat sumber daya yang belum dikembangkan . Ia melihat konsorsium pengembangan yang menghasilkan omzet miliaran berupa produk hutan. Ia melihat sebuah pabrik kertas. Mungkin tambang logam yang bernilai strategis – jika ada. Maka dengan begitu akan ada operasi pertambangan, sebuah kondominium di tepi danau dan fasilitas pengelolaan limbah. Pria yang merupakan orang biasa hanya melihat pohon-pohon. Dapat dijelaskan dalam cerita ini, pria biasa hanya melihat pohon-pohon karena dia berada di sana untuk menikmati pemandangan. Pria yang lainnya melihat peluang karena dia seorang pengusaha yang ingin menghasilkan uang. Bagaimana Anda melihat dunia di sekitar Anda ditentukan oleh siapa Anda.

Maxwell mengklasifikasikan 3 tingkat intuisi kepemimpinan. Sesungguhnya hampir semua orang mampu mengembangkan tingkat intuisi kepemimpinan, meski tidak memulainya dari kemampuan yang sama. Maxwell menemukan bahwa semua orang terbagi dalam tiga tingkat intuisi.

Pertama adalah mereka yang secara alami memahami. Beberapa orang dilahirkan dengan karunia kepemimpinan yang luar biasa. Mereka secara alami memahami orang-orang dan tahu bagaimana menggerakkan orang-orang itu dari titik A ke titik B. Bahkan ketika mereka masih anak-anak, mereka berperilaku sebagai pemimpin. Lihat mereka di tempat bermain, dan Anda bisa melihat bahwa semua anak mengikuti mereka. Orang dengan intuisi kepemimpinan alami bila mengembangkannya akan menjadi pemimpin kelas dunia dengan kualitas tertinggi. Kemampuan alami ini seringkali menjadi pembeda antara skor 9) dan skor 10 dalam kepemimpinan – yang mana skor 10 merupakan pemimpin kelas dunia.

Klasifikasi kedua adalah mereka yang dilatih untuk memahami. Tidak semua orang memulai dengan insting yang hebat, tetapi kemampuan apapun yang dimiliki orang dapat diajarkan dan dikembangkan. Kemampuan untuk berpikir seperti seorang pemimpin adalah intuisi yang dapat diinformasikan dan dilatih. Bahkan seseorang yang tidak memulai dengan bekal kepemimpinan alami dapat menjadi seorang pemimpin yang hebat. Orang-orang yang tidak mengembangkan intuisi mereka akan terjebak dalam stagnasi kemampuan kepemimpinannya untuk selamanya.

Yang terakhir adalah mereka yang tidak akan pernah memahami. Hampir setiap orang mampu mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan intuisi. Tetapi sesekali, terdapat orang yang tidak-mempunyai jiwa kepemimpinan dan tidak mempunyai minat untuk mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan untuk memimpin. Orang-orang itu tidak akan pernah berpikir sebagai apapun selain sebagai pengikut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *