Manajemen Kinerja

Mengenal Metodologi Scrum 3

Metodologi scrum dikembangkan sebagai tanggapan terhadap pendekatan manajemen proyek yang kurang dinamis yang tidak sesuai dengan kebutuhan tim pengembangan produk di masa kini, terkhusus dengan tim pengembang perangkat lunak yang membutuhkan fleksibilitas. Dalam kesempatan ini kita akan menjelajahi metodologi scrum secara mendalam melalui serangkaian artikel.

Apa Saja Aktifitas dalam Proses Scrum?

Aktifitas-aktifitas ini membantu kolaborasi tim dan memastikan terjaganya komunikasi terus-menerus di antara anggota tim Scrum selama siklus pengembangan produk.

Perencanaan Sprint: Dengan menggunakan daftar prioritas produk (product backlog), tim mulai dengan mengambil item yang memiliki prioritas tertinggi dan menentukan cara mencapai tujuan tersebut. Sebaiknya saat merencanakan sprint, lakukan tindakan hati-hati dan mulailah dengan item yang sudah siap. Ingatlah bahwa perencanaan ini adalah proses singkat, jadi jangan terlalu terperinci. Langsung saja kerjakan untuk mencapai tujuan, dan selalu menjadikan perencanaan ini kolaboratif. Tim juga harus mengajukan pertanyaan kepada pemilik produk dan pemangku kepentingan.

Pertemuan Harian Scrum: Ini adalah pertemuan selama 15 menit di mana setiap anggota tim Scrum berbicara tentang tugas-tugas yang akan mereka kerjakan selama hari itu dan membagikan hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi. Tidak perlu membuat pertemuan harian Scrum ini menjadi panjang, karena ada pertemuan lain.

Tinjauan Sprint: Anda di sini melihat kembali apa yang berhasil dan apa yang tidak selama sprint berjalan. Anda kemudian bisa mengambil informasi dari sini dan menerapkannya pada sprint berikutnya untuk mengulangi hal positif dan mengurangi hal negatif.

Retrospeksi Sprint: Pertemuan retrospeksi sprint memberikan ruang bagi tim Scrum untuk merenungkan sprint sebelumnya dan menentukan apa yang berjalan baik dan apa yang tidak. Umpan balik dari pemangku kepentingan dan pelanggan juga dikumpulkan untuk memprioritaskan cerita pengguna (user stories) dan meningkatkan kinerja produk.

Merawat Daftar Prioritas Produk: Setelah melalui siklus ini, proses dimulai lagi dengan kembali ke daftar prioritas produk dan mengambil item berikutnya yang sudah siap di bagian paling atas daftar prioritas. Merawat daftar prioritas produk ini melibatkan perbaikan proses Scrum melalui pemrioritasan pekerjaan berdasarkan pengalaman sebelumnya dan terus memperbaiki pekerjaan untuk membuatnya lebih efisien.

Apa Saja Peran Utama dalam Tim Scrum?

Seperti halnya dalam manajemen proyek, metodologi Scrum memerlukan peran-peran tertentu agar dapat dijalankan. Untuk itu, Scrum mendefinisikan tiga peran utama: seorang Scrum Master, seorang Pemilik Produk Scrum, dan sebuah Tim Pengembangan yang terdiri dari beberapa anggota tim.

Scrum Master: Scrum Master, seperti namanya, adalah seorang ahli dalam metodologi Scrum. Dia memastikan bahwa semua orang dalam tim Scrum memahami bagaimana kerangka kerja ini berfungsi dan membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan yang agile. Dia memimpin pertemuan-pertemuan Scrum.

Pemilik Produk Scrum: Pemilik Produk Scrum mengelola daftar prioritas produk dan mengawasi perencanaan sprint, serta aktif berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan Scrum. Secara tidak langsung, mereka bertindak seperti seorang manajer proyek karena mereka memimpin perawatan daftar prioritas produk dan memprioritaskan cerita pengguna untuk membantu tim bekerja lebih baik.

Tim Pengembangan Scrum: Tim Pengembangan Scrum terdiri dari semua anggota tim yang mengembangkan produk. Mereka harus bekerja sama dengan Pemilik Produk dan mengikuti saran dari Scrum Master.

Keuntungan Metodologi Scrum

Terdapat banyak keuntungan unik yang ditawarkan oleh Scrum yang dapat menggoda Anda jika Anda mempertimbangkan menggunakan Scrum untuk tim Anda.

Fleksibilitas: Jika proyek Anda sering mengalami perubahan, Scrum menyediakan fleksibilitas yang tidak dimiliki metode lain. Mudah untuk berubah tanpa kehilangan pekerjaan penting yang telah Anda lakukan.

Visibilitas: Para pemangku kepentingan merasa lebih terlibat karena mereka dapat melihat kemajuan secara bertahap daripada hanya pada poin-poin pemeriksaan yang ditentukan dalam proyek.

Efisiensi: Tujuannya adalah untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan cara yang paling efisien, sebuah tujuan yang sering tercapai dalam sprint.

Kekurangan Metodologi Scrum

Terdapat tantangan dalam setiap metodologi manajemen proyek, dan Scrum tidak terkecuali.

Cakupan yang Melebar: Ketidakpastian tanggal akhir proyek dapat mengakibatkan penggunaan sumber daya yang melebihi perkiraan awal.

Memerlukan tim kecil yang berkomitmen: Sulit untuk mencapai kesuksesan dengan Scrum jika Anda memiliki tim besar atau jika anggota tim tidak berkomitmen pada kesuksesan proyek.

Tidak cocok untuk semua proyek: Jika Anda memiliki cakupan proyek yang tetap dan jadwal yang tidak dapat berubah, kemungkinan besar jenis proyek ini tidak cocok dengan metodologi Scrum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *