Cara Membangun Koneksi Emosional di Perusahaan
Agar karyawan bekerja di level tertinggi dan berdedikasi untuk kesuksesan kolektif, mereka harus menyukai tempat mereka bekerja. Itu membutuhkan sesuatu yang lebih dan berkelanjutan dari sekadar menaikkan gaji, menawarkan bonus besar, atau berinvestasi berupa fasilitas terbaru.
Hal yang bisa memotivasi seseorang adalah hubungan emosional ketika mereka melihat bagaimana pekerjaannya secara positif memengaruhi hasil organisasi dan hal itu dihargai oleh manajer, kolega, dan lingkungan mereka.
Hubungan emosional adalah rasa kepuasan yang memotivasi dan keselarasan intelektual yang hanya bisa datang dari perasaan dihargai, jadi bagian tujuan bersama dan kebermaknaan.
Ketika karyawan merasa didukung oleh manajemen dan mampu menjadi diri sendiri, dan ketika karyawan saling terhubung secara mendalam, persepsi mereka tentang tempat kerja akan berubah. Ini menciptakan dinamika positif. Karyawan berada di tempat yang mereka sukai, karyawan berkeinginan untuk maju, dan ingin memberi lebih banyak.
Untuk memicu hubungan emosional, manajemen harus menggarap beberapa elemen berbeda.
- Menciptakan sistem kolaborasi yang baik.
Karyawan merasa menjadi bagian dari perusahaan ketika kolaborasi yang fungsional menjadi cara kerja internal organisasi dan proses pengambilan keputusan. Organisasi membangun jalur komunikasi yang terbuka,, yaitu jalur komunikasi yang mendorong informasi dan saran untuk menjadi lebih baik di masa depan disampaikan secara bebas dan terus-menerus.
- Mengembangkan pola pikir positif.
Manajemen memotivasi karyawan untuk berkembang, membudayakan rasa ingin maju, menumbuhkan inovasi dan semangat. Ketika karyawan sudah terbiasa dengan pola pikir tersebut maka dengan sendirinya di antara mereka akan terbentuk hubungan emosional. Seperti lingkaran, hubungan emosional itu selanjutnya akan menularkan pola pikir positif kepada karyawan lain.
- Membangun keselarasan nilai.
Manajemen mengembangkan organisasi yang menjunjung nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan keyakinan diri. Hubungan emosional terjalin ketika para pimpinan dan karyawan merangkul nilai-nilai yang sama, dan setiap orang bertanggung jawab atas terpeliharanya nilai itu.
Dalam aspek teknis, yaitu menjaga kesesuaian antara ucapan dan tindakan. Dalam praktik yang lebih kompleks secara konseptual salah satunya adalah menjalankan nilai-nilai dan etika yang dianut perusahaan.
- Saling menghormati.
Hubungan emosional lebih dalam girasakan pada lingkungan di mana rasa hormat diberikan secara timbal balik. Perusahaan menjadikan rasa hormat sebagai bagian dari etos organisasi dan proses manajemen bakat.
Merasa benar-benar dihormati adalah alasan utama mengapa karyawan menyukai tempat kerja mereka dan senang berada di dalamnya. Perasaan seperti itu adalah elemen yang mampu memunculkan kinerja terbaik mereka.
- Fokus pada prestasi.
Prestasi yang luar biasa memberikan kombinasi keuntungan finansial dan emosional yang berdampak baik pada karyawan. Karyawan harus diberdayakan untuk fokus pada pelanggan dan tujuan strategis, selain itu hal-hal kecil yang tidak relevan dihilangkan. Tujuan digambarkan dengan sederhana dan dibangun sistem persaingan yang sehat.
Hal ini memerlukan identifikasi elemen yang paling penting bagi organisasi dan memudahkan pembinaan eksekutif, kepemimpinan, dan pengembangan organisasi.
Penting juga untuk sering melakukan pengukuran perubahan yang terjadi dalam organisasi, menetapkan pola tindak lanjut yang konsisten, dan memastikan semua orang di perusahaan tetap terlibat. Ketika dinamika ini mulai bergerak di tempat kerja, semua orang selaras dan bersedia melakukan apa pun untuk melestarikan dan mengembangkan bisnis bersama.