Belajar dari Prinsip Cara Kerja Toyota (3)
Artikel bagian ini membahas 14 Prinsip Manajemen TOYOTA Way.
Prinsip ke-1: Dasarkan keputusan Anda pada Filosofi Jangka Panjang. Prinsip ini adalah dasar dari semua prinsip lainnya dan tercakup dalam misi Toyota: melakukan hal yang benar bagi perusahaan, karyawan, pelanggan, dan masyarakat secara keseluruhan .
Prinsip ke-2: Membuat Aliran Proses Berkelanjutan. Menurut taiichi ohno, aliran ini menerapkan cara yang memungkinkan semua jenis kesalahan produksi dibawa ke permukaan. Dengan menerapkan one-piece-flow, proses yang optimal, persediaan di tiap operasi yang menyembunyikan permasalahan dikurangi. Kesalahan kualitas terdeteksi lebih awal dalam one-piece flow yang mengurangi jumlah pekerjaan terbuang.
Prinsip ke-3: Gunakan sistem Pull untuk menghindari produksi berlebih. Sayangnya, tidak setiap bagian dari proses dapat dilakukan one-piece flow. Misalnya, tidak akan efisien bagi pemasok untuk mengirimkan satu baut di setiap pengiriman. Tetapi juga tidak efisien jika truk diisi dengan baut sebanyak mungkin pada setiap pengiriman. Hal terbaik adalah hanya menyediakan material tepat pada saat dibutuhkan, tidak pernah kehabisan tapi juga tidak melakukan penumpukan berlebih.
Prinsip ke-4: Meratakan beban kerja (Heijunka) untuk mencapai keseimbangan. Membuat beberapa produk dengan jumlah yang sama dengan memproduksinya bergantian memiliki banyak manfaat dibandingkan membuat satu jenis produk selama mungkin demi mengurangi pergantian. Selain mengurangi risiko produk yang tidak terjual dan menjadi lebih fleksibel dalam memproduksi sesuai permintaan pelanggan, meratakan beban kerja menciptakan keseimbangan penggunaan tenaga kerja dan mesin, serta kelancaran permintaan proses hulu dan pemasok.
Prinsip ke-5: Hentikan dan perbaiki masalah Untuk membangun kualitas. Metode untuk mendeteksi cacat ketika terjadi dan secara otomatis menghentikan produksi (Jidoka) harus ada. Lebih baik menghentikan produksi dan memperbaiki akar penyebab masalah, daripada melanjutkan produksi dengan risiko menciptakan lebih banyak cacat.
Prinsip ke-6: Bekerja dengan standar. Pekerjaan standar terdiri dari waktu, urutan pekerjaan, dan jumlah standar yang harus dipenuhi. Ketika setiap karyawan melakukan tugas dengan cara yang sama, lebih mudah untuk melakukan perbaikan pada sebagian cara itu.
Prinsip ke-7: Membuat masalah menjadi visual. Sistem 5S (Sort, Straighten, Shine, Standardize and Sustain) merupakan salah satu metode yang sesuai dengan prinsip ini.
Prinsip ke-8: Hanya gunakan teknologi yang telah teruji dan handal.
Prinsip ke-9: Kembangkan pemimpin Anda dari internal. Penting bagi perusahaan untuk menumbuhkan generasi pemimpin berikutnya dari internal agar memastikan mereka menganut Filosofi yang sama dengan para pemimpin saat ini. Pemimpin yang tumbuh dari internal memiliki lebih banyak pengetahuan mendalam tentang pekerjaan yang dilakukan dalam organisasi. Mereka harus dilatih menjadi manajer yang bisa melatih karyawan dalam timnya.
Prinsip ke-10: Kembangkan SDM dan tim yang luar biasa. Promosikan kerja tim dan pastikan tim melakukan sesuatu, bukan cuma membicarakan sesuatu. Pemimpin tim harus menjadi fasilitator timnya. Karena semua anggota tim berpartisipasi dalam perbaikan terus-menerus.
Prinsip ke-11: Hormati mitra Jaringan Anda. Bekerjalah dengan mitra Anda, fokus pada kemitraan jangka panjang dan tumbuh bersama mencapai tujuan bersama. Anda pertama-tama membutuhkan hubungan yang stabil dengan mitra Anda sebelum Anda dapat menjadi lean organization. Seseorang tidak dapat mengoptimalkan rantai pasokan jika hubungan bisnis tidak jujur, tidak dapat diandalkan, atau ketika harapan tidak jelas.
Prinsip ke-12: Lihat sendiri Jangan pernah mendasarkan keputusan pada data dari layar Anda. Selalu datangi lantai produksi demi melihat sendiri permasalahan dan berbicara dengan operator yang mengalami masalah dan memfasilitasi mereka dalam memperbaikinya. Sebagai seorang pemimpin, panggilan dari lantai pabrik lebih penting daripada panggilan dari manajemen puncak.