Hindari Pemberian Gratis dalam Kekuasaan 3
Orang yang sangat pelit sering kali memiliki tingkat kebodohan yang tinggi, dan mereka yang menduduki posisi tinggi seharusnya tidak memiliki sifat buruk seperti keserakahan.
Dalam bukunya yang berjudul “Roman de la Rose,” Guillaume de Lorris (1200-1238) menyatakan bahwa seseorang yang pelit akan sulit meraih keberhasilan dalam menguasai wilayah atau suatu negeri, karena kurangnya dukungan dari teman-teman yang dapat bekerja sama dengannya. Bagi mereka yang ingin memiliki teman, penting untuk tidak mencintai kekayaan semata, melainkan membangun hubungan melalui sikap adil dan banyak memberi.
Penguasa selalu menyadari bahwa tawaran gratis seringkali berujung sebagai tipuan. Teman yang dengan murah hati menawarkan bantuan tanpa meminta bayaran pada akhirnya akan menginginkan sesuatu yang lebih berharga daripada uang yang seharusnya Anda bayarkan. Tawar-menawar membawa masalah terselubung, baik dalam hal materi maupun psikologis. Belajarlah untuk selalu membayar, lalu bayarlah dengan bijak. Di sisi lain, prinsip ini membuka pintu lebar-lebar untuk digunakan dalam penipuan dan kecurangan. Bergantung pada janji makan gratis adalah sama seperti berinvestasi pada perusahaan bodong.
Salah satu individu yang mahir dalam hal ini adalah ahli penipuan Joseph Weil, yang dikenal sebagai “The Yellow Kid.” Sejak kecil, The Yellow Kid telah mengetahui bahwa keserakahan manusia adalah bahan baku yang menjadi resep penipuannya. Menurut dia, “Nafsu untuk mendapatkan sesuatu tanpa bekerja keras telah merugikan banyak orang yang telah berurusan dengan saya ataupun penipu lainnya. Jika orang-orang mau belajar — meskipun saya ragu mereka akan melakukannya — bahwa mereka tidak bisa mendapatkan sesuatu tanpa usaha, kejahatan akan berkurang dan kita semua akan hidup dalam harmoni.”
Selama bertahun-tahun, Weil menggunakan berbagai cara memikat orang dengan menawarkan harapan mendapat kekayaan dengan mudah. Dia menawarkan real estat “gratis” — tentu siapapun akan tertarik dengan tawaran ini — dan kemudian para korban diminta menyerahkan sejumlah uang sebagai biaya pendaftaran. Meskipun properti itu semula dikatakan gratis, biaya pendaftaran yang cukup tinggi itu tampaknya masih dirasa sepadan bila dibandingkan harga properti yang akan diperoleh, dan The Yellow Kid akan menghasilkan uang besar dari pendaftaran palsu tersebut. Sebagai gantinya, ia akan memberikan informasi palsu kepada korban-korbannya. Pada kejadian yang lain, ia menawarkan keuntungan bertaruh di balapan kuda yang telah dipastikan pemenangnya, atau saham yang dijamin akan menghasilkan keuntungan 200 persen dalam beberapa minggu. Ketika ia menawarkan kebohongannya, ia melihat mata korban-korbannya berbinar-binar saat membayangkan betapa mudah mendapatkan uang besar secara singkat.
Pesan kisah ini sangat sederhana: lemparkan umpan penipuan yang berpotensi mendapatkan uang dengan mudah, umpan itu akan segera dilahap. Manusia pada dasarnya cenderung malas dan menginginkan kekayaan tanpa perlu bersusah payah ketika mendapatkannya. Bagi sejumlah kecil orang, mereka memanfaatkan ini dengan menawarkan cara menghasilkan kekayaan dengan cepat. Walau dalam prosesnya yang didapatkan hanya uang kecil, jumlah tersebut akan berlipat menjadi kekayaan ketika dikalikan dengan ribuan korban. Menarik orang dengan janji mendapat uang secara mudah membuka banyak peluang melakukan penipuan, karena pengaruh keserakahan cukup kuat hingga mengabaikan segala risiko.