Jangan Berbicara Melebihi Kebutuhan (2)
KUNCI KEKUATAN Kekuasaan adalah permainan penampilan, ketika Anda berkata lebih sedikit dari yang seharusnya, Anda terlihat lebih berwibawa dan lebih kuat dari yang sebenarnya. Keheningan Anda akan membuat orang lain merasa tidak nyaman. Manusia adalah makhluk yang selalu memaknai segala sesuatu dan selalu butuh penjelasan; tiap manusia ingin tahu apa yang dipikirkan manusia lain. Ketika Anda terlalu sedikit berbicara, orang lain tidak dapat mendeteksi niat atau makna terdalam di diri Anda. Jawaban singkat dan keheningan Anda akan menarik orang lain mengisi keheningan dengan segala macam komentar yang akan mengungkapkan informasi berharga tentang dirinya dan kelemahannya. Dia akan meninggalkan pertemuan dengan perasaan seolah-olah dia telah ditelanjangi, lalu pulang sambil merenungkan setiap perkataan Anda. Perhatian ekstra pada perkataan Anda, yang hanya beberapa tersebut, semakin menambah kekuatan Anda.
Bukan hanya untuk para pemimpin besar dan negarawan saja, pada sebagian besar bidang kehidupan, semakin sedikit kata-kata yang muncul dari mulut Anda, semakin dalam dan misterius penampilan Anda.
Andy Warhol (1928-1987) adalah seorang seniman, sutradara film, dan pelukis Amerika Serikat yang dikenal karena karyanya dalam seni pop dan gerakan seni kontemporer. Warhol dikenal karena gaya hidup glamor dan inovatifnya yang merupakan simbol dari kebebasan berekspresi dan revolusi sosial di tahun 1960-an. Andy Warhol percaya bahwa bicara tidak selalu berhasil membuat orang melakukan apa yang diinginkan. Oleh karena itu, ia menggunakan strategi diam dan tidak jelas dalam wawancaranya. Ia mengambil inspirasi dari Marcel Duchamp yang menyadari semakin sedikit yang ia katakan tentang karya seninya, semakin banyak orang membicarakannya dan semakin berharga karya seninya.
Dengan mengatakan lebih sedikit dari yang diperlukan, Anda menciptakan tampilan kedalaman makna dan mengesankan kekuatan yang tersembunyi. Juga, semakin sedikit Anda berbicara, semakin kecil risiko Anda untuk mengatakan sesuatu yang bodoh, bahkan berbahaya.
Di tahun 1825, tsar baru, Nicholas I, mulai bertahta di Rusia. Pemberontakan segera merebak, dengan digawangi oleh kaum liberal yang menginginkan agar negara itu melakukan modernisasi supaya industri dan struktur sipil Rusia dapat mengejar ketertinggalan dari Eropa.
Penguasa berhasil meredam api gejolak ini. Nicholas I menjatuhkan hukuman mati kepada salah satu pemimpinnya, Kondraty Ryleyev. Pada hari eksekusi Ryleyev telah berdiri di panggung tiang gantungan. Penutup lobang hukuman terbuka —tetapi saat Ryleyev menggantung, talinya putus, membuatnya jatuh ke tanah.
Pada saat itu, peristiwa seperti ini dianggap sebagai tanda takdir atau kehendak surgawi, dan seseorang yang terselamatkan dari eksekusi dengan cara ini biasanya diampuni. Saat Ryleyev berdiri, dia berseru kepada orang banyak, “Kalian perlu tahu, di Rusia bahkan penguasa tidak tahu bagaimana melakukan sesuatu dengan benar, termasuk bagaimana membuat tali!”
Seorang utusan segera pergi ke Istana dengan berita tentang hukuman gantung yang gagal ini.
Gusar oleh kenyataan yang mengecewakan ini, Nicholas I tetap menandatangani surat pengampunan. “Apakah Ryleyev mengatakan sesuatu setelah keajaiban ini?” tanya sang tsar kepada utusan itu kemudian.
Sesudah mendengar cerita sang utusan, tsar lalu berkata, “Kalau begitu, mari kita buktikan ucapannya,” dan dia merobek pengampunan itu. Keesokan harinya Ryleyev digantung lagi. Kali ini talinya tidak putus.