Resensi Buku

Membatasi Pilihan untuk Meraih Kekuasaan 3

Ketika Ivan IV, yang kemudian dianggap sebagai tsar yang paling menakutkan, pertama kali naik takhta di Rusia, dia dihadapkan pada kenyataan yang tidak menyenangkan. Negara ini sangat membutuhkan perubahan, tetapi Ivan tidak memiliki kekuatan untuk mendorong reformasi tersebut. Otoritasnya dibatasi oleh kalangan bangsawan, para pangeran Rusia yang mendominasi negara dan menindas kaum tani.

Pada tahun 1553, saat Ivan berusia dua puluh tiga tahun, dia jatuh sakit parah. Selama masa sakitnya, dia meminta para bangsawan untuk bersumpah setia kepada putranya sebagai tsar baru. Namun, tidak semua bangsawan bersedia melakukannya, bahkan ada yang menolak. Ivan menyadari bahwa dia tidak memiliki kendali atas para bangsawan.

Beberapa tahun kemudian, situasi semakin rumit. Salah satu teman terdekat Ivan, Pangeran Andrey Kurbski, tiba-tiba berbalik melawannya dan membelot ke Lituania. Ini membuat Ivan semakin terancam, karena para bangsawan yang kuat mulai merencanakan penggulingan tsar.

Situasi semakin sulit karena ancaman dari berbagai arah. Para bangsawan yang membelot bergabung dengan Polandia dan Lituania, sementara Tartar mengancam dari timur. Di dalam negeri, para bangsawan yang tersisa juga menimbulkan masalah. Ivan merasa negara yang luas ini seperti memiliki banyak kepala hydra yang harus diatasi. Satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah dengan memiliki kekuasaan mutlak, yang sayangnya tidak dimilikinya.

Ivan merenung dan memikirkan solusi atas dilema ini. Pada tanggal 3 Desember 1564, ia membuat keputusan drastis. Ia meninggalkan Moskow tanpa alasan yang jelas. Warga Moskow terkejut dan takut bahwa Ivan sengaja meninggalkan mereka dalam bahaya di bawah keserakahan para bangsawan.

Selama sebulan penuh, ketidakpastian dan ketakutan melanda ibu kota. Toko-toko tutup dan massa yang cemas berkumpul setiap hari. Namun, pada tanggal 3 Januari 1565, Ivan mengirim surat yang mengguncang kepada rakyatnya. Dia menjelaskan bahwa dia tidak dapat lagi menanggung pengkhianatan para bangsawan dan telah memutuskan untuk turun takhta untuk selamanya.

Surat ini memiliki efek yang mengejutkan. Pedagang dan rakyat jelata menyalahkan para bangsawan atas keputusan Ivan. Mereka turun ke jalan dan menunjukkan kemarahan mereka, mengancam para bangsawan dengan kemarahan massa. Sebuah delegasi yang mewakili gereja, para pangeran, dan rakyat memohon agar dia kembali ke takhta atas nama tanah suci Rusia.

Setelah mendengarkan permohonan mereka, Ivan memberikan pilihan kepada rakyatnya. Mereka bisa memberinya kekuasaan mutlak untuk memerintah tanpa campur tangan para bangsawan, atau mereka bisa mencari pemimpin baru. Dalam menghadapi pilihan antara perang saudara atau kekuasaan mutlak, hampir setiap sektor masyarakat Rusia memilih adanya seorang tsar yang kuat.

Akhirnya, pada bulan Februari, Ivan kembali ke Moskow dengan sambutan meriah. Sekarang, dia memiliki kekuasaan mutlak yang dia inginkan.

Dalam kisah ini, Ivan menyadari bahwa tindakan keras adalah langkah terakhir yang dia miliki. Dia tidak akan menggunakan kekuasaannya untuk menghadapi musuh-musuhnya, karena tindakan semacam itu hanya akan memicu kebencian dan respons yang merugikan.

Ivan yang kreatif dalam menggunakan kekuasaannya akhirnya menyadari bahwa satu-satunya cara untuk mencapai kemenangan adalah dengan melepaskan kekuasaan sejenak dan memberikan “pilihan” kepada rakyatnya. Dengan cara ini, dia menghindari perang saudara yang akan menghancurkan negara dan membukakan kesempatan terbentuknya pemerintahan absolut yang dia idamkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *