Resensi Buku

Ringkasan Buku Good to Great – Konsep ke-5 Budaya Disiplin

Untuk mengingatkan kembali, terdapat tiga prinsip kedisiplinan dalam organisasi yang hebat, yaitu: orang, pemikiran, dan tindakan yang disiplin. Orang yang disiplin mampu menghilangkan kebutuhan akan hierarki, sedangkan memiliki disiplin berpikir membuat semua orang tetap pada jalurnya. Sekarang kita mulai membahas disiplin tindakan, yang mana dapat menghilangkan kebutuhan akan birokrasi. Ini berarti tidak perlu mengontrol tindakan orang-orang dalam organisasi secara berlebihan.

Kebanyakan perusahaan gagal bukan karena kurangnya kesempatan, tetapi karena terlalu banyak kesempatan, dan mereka terlalu banyak memanfaatkan kesemjpatan itu.

Budaya disiplin berarti memiliki organisasi yang diisi oleh orang-orang yang konsisten mengambil tindakan dengan prinsip landak. Sebagian besar eksekutif memiliki pemahaman yang keliru tentang kedisiplinan: menganggap kontrol sebagai kedisiplinan.

Sebagai manajer, untuk memperkuat budaya disiplin, Anda perlu melakukan lima hal:

Membangun budaya kebebasan dan tanggung jawab tetapi masih dalam kerangka kerja yang sudah ditentukan.

Anda bisa lebih menghemat waktu jika Anda sudah menetapkan batasan dan membiarkan tim Anda memutuskan sendiri bagaimana bertindak dalam batasan itu. Yang perlu Anda lakukan adalah mengelola sistem tersebut.

Agar bisa memahami hal ini, kita bisa menilik pola kerja lalu lintas penerbangan komersial. Pilot maskapai dipandu oleh kontrol lalu lintas udara. Tetapi pilot memiliki tanggung jawab utama dalam sistem itu untuk keselamatan pesawat, penumpangnya, dan awaknya.

Rekrut orang yang tepat dalam organisasi. Yaitu mereka yang memiliki rasa tanggung jawab.

Hal ini adalah sesuatu yang sudah kita bahas, yaitu orang yang disiplin, pemikiran yang disiplin, dan tindakan yang disiplin. Organisasi yang hebat membutuhkan: Orang yang tepat, kesiapan Menghadapi segala kenyataan, menjalankan Konsep Landak, kemudian memiliki kedisiplinan untuk melakukan apa yang perlu dilakukan demi mencapai tujuan organisasi.

Membangun budaya yang kuat, bukannya kediktatoran.

Maksudnya bukan bagaimana mengendalikan sebuah tim terus-menerus. Namun lebih tentang bagaimana menciptakan budaya yang ingin dicapai oleh tim. Konsep Landak akan membantu untuk hal ini karena itu membuat semua orang tetap fokus.

Melatih fokus maksimal dalam menjalankan Konsep Landak

Jika ingin menjadi perusahaan yang biasa saja, mulailah dengan mencoba menjadi hebat dalam banyak hal. Perusahaan yang hebat tetap fokus pada Konsep Landaknya dan menghindari urusan yang lain. Ternyata cara ini sebenarnya dapat menciptakan lebih banyak peluang pertumbuhan daripada jika Anda mencoba melakukan segalanya.

Membuat daftar apa yang harus dihindari

Buat daftar hal-hal yang perlu dihentikan sehingga organisasi dapat lebih fokus pada Konsep Landaknya. Ubah cara perencanaan. Alih-alih memikirkan proyek mana yang harus dikerjakan dan memerlukan personel yang mana, tentukan proyek mana yang paling sesuai dengan Konsep Landak organisasi. Alokasikan dana ke proyek itu. Sedangkan proyek yang tidak sesuai dengan konsep landak organisasi, bisa dikurangi dananya, atau bila mungkin dihentikan saja.

Pelajaran utama dari bab ini adalah bahwa disiplin saja tidak cukup. Ada banyak contoh sejarah yang memperlihatkan organisasi yang dengan disiplin bergerak menuju bencana. Kunci untuk berubah dari sekadar bagus menjadi Hebat adalah kedisiplinan dalam berbagai hal, mulai dari merekrut orang yang tepat, terlibat dalam pemikiran kritis, kemudian mengambil tindakan yang selaras dengan Konsep Landak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *