Inovasi dalam Memanfaatkan Jaringan
Di dunia yang serba terkoneksi saat ini, tidak ada perusahaan yang melakukan semua urusannya sendiri. Inovasi jaringan menyediakan cara bagi perusahaan untuk memanfaatkan proses, teknologi, penawaran, saluran, komponen bisnis apapun yang bisa Anda bayangkan, dari perusahaan lain. Inovasi-inovasi ini berarti sebuah perusahaan dapat memanfaatkan kekuatan-kekuatannya sendiri sambil memanfaatkan kemampuan dan aset dari perusahaan lain.
Inovasi jaringan memungkinkan perusahaan berbagi risiko dalam mengembangkan penawaran atau inisiatif baru. Kolaborasi-kolaborasi ini bisa bersifat singkat atau berlangsung lama, dan bisa terbentuk antara sekutu dekat atau bahkan pesaing yang kuat.
Pendekatan inovasi seperti pemberian insentif terbuka atau crowdsourcing sangat mewakili betapa terhubungnya kita semua saat ini. Inovasi tersebut telah membantu perusahaan untuk merekrut beberapa orang terpilih dari berbagai bagian belahan dunia dalam menyelesaikan tantangan yang sulit – dari urusan penerbangan antariksa, kecerdasan buatan, hingga merekomendasikan film yang sempurna secara otomatis.
Contoh inovasi jaringan diantaranya termasuk menciptakan pasar sekunder agar bisa terhubung dengan konsumen alternatif. Bentuk inovasi jaringan yang lain misalnya membangun waralaba untuk memberikan lisensi pemikiran, kemampuan, dan konten perusahaan yang bersifat eksklusif kepada mitra pembayar.
Inovasi jaringan yang dimaksud di sini bukan hanya sebatas pada jaringan internal atau jaringan IT. Kita menggunakan istilah ini untuk menunjukkan hubungan eksternal, kemitraan, konsorsium, dan afiliasi.
Bagaimana cara mengidentifikasi potensi inovasi jaringan? Cobalah menjawab beberapa pertanyaan berikut sebagai gambaran.
Apakah perusahaan bekerja dengan pihak lain yangtidak tidak pernah diduga sebelumnya demi mengembangkan sesuatu yang baru yang itu membuat bisnis tidak lagi seperti biasa?
Apakah dengan aset unik yang dimiliki, perusahaan memungkinkan pihak lain melakukan penawaran yang tidak pernah ada sebelumnya?
Apakah perusahaan membentuk kemitraan yang tidak biasa – misalnya, dengan perusahaan yang tidak terkait dengan bisnis saat ini, atau dengan pesaing?
Apakah perusahaan bekerja sama dengan pemasok dan/atau pelanggannya untuk mengembangkan, menguji, atau memasarkan produk baru?
Berikut ini adalah beberapa contoh kasus pemanfaatan inovasi jaringan yang mungkin memberi Anda ide baru terkait tema ini.
Toko Target pertama dibuka di Minnesota pada tahun 1962. Ini adalah bagian dari strategi ritel toko diskon dari Dayton Company, sebuah perusahaan retail regional. Target memiliki visi menjadi “toko berkualitas dengan barang berkualitas dengan harga diskon”. Pada tahun 1999, Target bermitra dengan arsitek Michael Graves, yang menciptakan serangkaian peralatan dapur eksklusif untuk toko tersebut. Sejak saat itu, perusahaan telah bekerja dengan banyak desainer produk dan desainer fashion ternama untuk menciptakan barang-barang yang hanya tersedia di Target. Ini meningkatkan reputasi dan jangkauan kedua belah pihak. Target juga membangun toko-toko pop-up yang hanya buka untuk jangka waktu singkat. Ini adalah strategi yang disengaja untuk menciptakan pusat perhatian, dan strategi ini meningkatkan laba bersih perusahaan. Inovasi Jaringan ini telah membantu Target tidak hanya bertahan tetapi berkembang – meskipun banyak persaingan dari retailer besar lainnya.
Sementara, Glaxosmithkline mengembangkan hubungan inovasi bersama dengan membuka tantangan R&D di berbagai bidang pengobatan dan memanfaatkan bantuan dari pihak lain. Natura, raksasa kosmetik dari Brasil, memiliki jaringan hubungan yang luas dengan 25 universitas di seluruh dunia untuk mengatasi tantangan dalam berbagai bidang. UPS dan Toshiba bekerja sama dengan mengadakan kesepakatan di mana teknisi UPS memperbaiki laptop Toshiba di pusat pengiriman UPS, sehingga memotong waktu layanan bagi Toshiba dan memberikan sumber pendapatan baru bagi UPS.
Bagaimana, sudah mendapatkan gambaran inovasi jaringan bagi usaha Anda?