Business Coaching

Teori Difusi Inovasi (2)

Menurut teori ini, sekelompok orang akan lebih siap untuk mengadopsi inovasi baru daripada yang lain. Menyambung bagian sebelumnya, berikut adalah kelanjutan pembahasan kelompok-kelompok tersebut.

2. Kelompok Pengadopsi Awal

Pengadopsi awal adalah pemimpin opini dan pemberi pengaruh. Mereka senang berbagi pandangan dan pendapat dengan orang lain, yang cenderung meminta nasihat dan bimbingan dari pengadopsi awal tersebut.

Mereka mungkin menyukai ide produk baru, tetapi tidak ingin menjadi orang pertama yang mencobanya. Mereka tidak cukup siap untuk mencoba ide baru sebagai inovator. Setelah inovator memberi mereka alasan yang baik untuk mengadopsi produk baru dan menunjukkan cara kerjanya, mereka akan menggunakannya. Pengadopsi awal ini kemudian akan membiarkan pengikut mereka tahu apa yang mereka pikirkan tentang hal itu. Pengadopsi awal akan mencoba suatu inovasi sebelum mayyoritas anggota sistem sosial mencobanya.

3. Kelompok Mayoritas Awal

Mayoritas awal adalah pengikut. Mereka tidak suka mengambil risiko yang tidak semestinya atau mencoba ide-ide baru.

Dibandingkan dengan inovator dan pengadopsi awal, mereka lambat mengadopsi inovasi baru karena mereka membutuhkan waktu lebih lama dalam membuat keputusan sebelum mencoba sesuatu.

Mereka mengandalkan bukti dari orang lain, biasanya pengadopsi awal yang pendapatnya mereka hargai, sebelum memutuskan apakah layak mengadopsi atau mengikuti suatu inovasi.

4. Kelompok Mayoritas Akhir

Mayoritas akhir memandang inovasi dengan sikap skeptis. Mereka akan mencoba sesuatu setelah rata-rata anggota suatu sistem sosial mencobanya.

Walau mayoritas akhir ingin mengetahui suatu inovasi, mereka tidak akan mengadopsinya sampai sebagian besar sistem sosial mereka telah mengadopsinya. Mereka perlu dibujuk tentang nilai suatu inovasi.

5. Kelompok Terbelakang

Kelompok terakhir ini ketinggalan tren dan tidak menyukai inovasi atau perubahan. Mereka tidak mungkin mengetahui adanya inovasi, konservatif, dan terikat oleh tradisi. Akibatnya, mereka adalah kelompok yang paling sulit dipengaruhi. Mereka bergabung hanya ketika mereka terpaksa.

Kelompok ini tidak memiliki kepemimpinan opini, dan ketika mereka mengadopsi suatu inovasi, itu mungkin sudah usang oleh inovasi baru yang digunakan oleh para inovator.

Titik Tipis

Poin penting yang perlu dipahami mengenai difusi inovasi adalah titik kritis. Ini adalah titik di mana perubahan kecil dalam adopsi sudah cukup untuk menyebabkan perubahan yang lebih besar dan lebih substansial.

Anda dapat menganggap titik kritis sebagai titik di mana adopsi mulai meledak, dan adopsi inovasi terjadi secara eksponensial dalam populasi.

Titik kritis terjadi ketika mayoritas awal mulai mengadopsi inovasi secara massal.

Atribut Inovasi

Orang-orang tidak secara otomatis mengadopsi produk dan inovasi baru. Mereka pasti punya alasan untuk melakukannya. Teori difusi inovasi memberikan lima alasan mengapa seorang individu mungkin memilih untuk mengadopsi suatu produk.

Keunggulan relatif: Produk baru dianggap lebih bermanfaat daripada produk yang sudah ada.

Kompatibilitas: Produk baru dianggap kompatibel dengan gaya hidup mereka. Inovasi yang berhasil mudah diadopsi, tidak memerlukan perubahan besar dalam cara melakukan sesuatu atau membeli produk tambahan untuk membuatnya bekerja.

Kompleksitas: Produk baru yang sangat mudah dipelajari penggunaannya akan mempermudah proses penerimaan, dibanding produk yang susah dipelajari.

bersambung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *