Pentingnya Berinvestasi dalam Bidang Pelatihan dan Pengembangan Menyongsong Awal Dekade
Salah satu produk dari dunia kerja yang berubah dengan cepat di akhir dekade 2020 adalah fokus baru pada pelatihan dan pengembangan. Beberapa perusahaan harus segera melatih karyawan mereka untuk bekerja dan membentuk budaya kerja jarak jauh. Yang juga penting adalah pelatihan protokol terkait COVID di lingkungan kerja. Pelatihan menjadi urusan yang begitu penting disertai dengan cara baru yang radikal pada tahun ini.
Manajemen SDM, khususnya tim pelatihan dan pengembangan, harus bisa memanfaatkan sumber daya perusahaan mereka untuk melatih karryawan mereka dengan cepat di dunia yang terus berkembang. Dan bagi manajemen SDM, itu berarti berinvestasi pada solusi pelatihan yang lebih baik. Berikut beberapa argumen mengapa inilah saatnya untuk memodernisasi cara perusahaan menyelenggarakan pelatihan.
1) Pola Kerja jarak jauh membutuhkan pelatihan jarak jauh yang Baik.
Kondisi pandemi yang berkepanjangan, pola kerja jarak jauh banyak dilakukan oleh berbagai perusahaan, walaupun tidak pada semua bidang kerja. Bahkan setelah ancaman COVID-19 mereda, situasi tidak akan kembali seperti sedia kala, ini berarti pola kerja ini masih terus dipakai. bahkan jika organisasi berencana untuk melanjutkan operasional secara tatap muka, COVID membuat organisasi tetap memerlukan kemampuan pelatihan jarak jauh.
Akan berisiko bagi manajemen SDM jika cuma mengandalkan pelatihan tatap muka. Pelatihan online memungkinkan organisasi untuk dengan cepat membangun dan menerapkan pelatihan yang dibutuhkan segera. Pelatihan online mudah diadaptasi seiring berkembangnya kebutuhan atau pengetahuan. Pelatihan online juga hemat biaya. Tim SDM cukup membuatnya sekali, dan tidak ada batasan berapa banyak orang yang dapat mempelajarinya. Pelatihan online juga nyaman bagi karyawan, karena mereka dapat mempelajarinya kapan saja dari mana saja.
2) Budaya Perusahaan adalah pembeda, dan perlu dijaga.
Pelanggan semakin memilih perusahaan yang mudah, berkesan, dan menyenangkan bagi mereka. Merupakan tanggung jawab tim pelatihan untuk menjaga dan mentransfer praktik, tradisi, dan gaya yang menentukan pengalaman pelanggan. Seringkali, budaya perusahaan dihidupkan tetapi tidak diwariskan dengan sengaja dan terprogram. Budaya itu disebarkan cuma melalui interaksi antar karyawan yang dapat hilang selamanya saat karyawan senior keluar.
Tim pelatihan harus mencegah risiko kehilangan modal budaya yang berharga yang menjadi ciri khas organisasi mereka. Maka merupakan suatu kesalahan jika tidak berinvestasi dalam sistem pelatihan modern yang memudahkan untuk mengidentifikasi, mendistribusikan, dan melacak pengetahuan karyawan tentang cara khusus mereka bekerja.
3) Metode Pelatihan demokratis akan melipatgandakan kekuatan Pelatihan dan Pengembangan internal Perusahaan.
Peran tim pelatihan dan pengembangan adalah memfasilitasi pengembangan karyawan di organisasi mereka. Namun seringkali, pelatihan yang mereka buat membutuhkan waktu lama untuk diproduksi dan cepat menjadi tidak sesuai perkembangan kondisi.
Karyawan memiliki banyak pengetahuan terkini untuk dibagikan. Tetapi biasanya, mereka tidak memiliki cara untuk mempresentasikan pengetahuan itu. Merupakan beban tersendiri jika harus mempelajari cara mempresentasikan sesuatu di hadapan rekan kerja. Dengan demikian, tidak terlalu menyenangkan bagi karyawan untuk berbagi pengetahuan mereka, juga tidak menyenangkan bagi karyawan lain untuk memahaminya.
Manajemen SDM perlu membangun budaya belajar dan menggali potensi karyawan itu. Tim pelatihan menciptakan pembelajaran yang sekaligus membangun rasa kebersamaan, memotivasi, dan melibatkan karyawan mereka. Pembelajaran yang diciptakan karyawan merupakan keuntungan strategis bagi perusahaan. Jadi, sangat penting untuk berinvestasi dalam platform pelatihan online yang mendemokrasikan pelatihan.