4 Warna Jenis Perilaku Manusia (1)
Saat berinteraksi dengan orang lain di tempat kerja atau dalam konteks sosialisasi yang lain, Anda mungkin sering merasa kalau sebagian mereka itu adalah orang-orang bodoh yang tidak bisa diajak ngobrol. Ada sebagian mereka yang mengasyikkan menurut Anda. Namun ada pula sebagian lain yang membuat Anda jengkel, tidak nyambung, selalu tidak sepakat, selalu bertabrakan dalam maksud atau keinginan, dan sebagainya.
Tetapi apakah benar mereka yang tidak mengasyikkan itu berarti bodoh? Mungkin itu bukan perkara bodoh atau tidak, tapi letak permasalahannya pada bagaimana cara Anda berkomunikasi dengan orang-orang itu.
Seorang ahli komunikasi dari Swedia, Thomas Erikson, menggolongkan jenis perilaku menjadi 4 jenis, yaitu orang -orang berwarna merah, kuning, biru atau hijau. Perbedaan inilah yang menyebabkan interaksi berlangsung tidak sesuai harapan. Dengan teori penggolongan ini dimaksujdkan agar kita mengetahui bagaimana berkomunikasi secara efektif dengan masing -masing karakter dalam bisnis, khususnya, dan dalam kehidupan, umumnya.
Thomas Erikson mengutarakan teorinya dalam buku Surrounded by Idiots. Teori ini sesuai bagi para profesional di bidang manajemen SDM; pembagian kategori ini memudahkan Anda mengelola karyawan di perusahaan Anda. Namun bukan hanya di dunia bisnis, di hidup keseharian teori ini bisa dimanfaatkan siapa saja untuk membantu kelancaran dalam berinteraksi.
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, kegagalan Anda berkomunikasi ini bukan karena orang lain bodoh atau tidak, Anda hanya tidak mampu berkomunikasi dengan mereka dengan benar. Anda tidak tahu bahwa orang memiliki profil perilaku yang berbeda. Anda tidak dapat berkomunikasi dengan semua orang dengan cara yang sama.
Berangkat dari hal ini, Erikson merumuskan metode yang menggambarkan adanya perbedaan berkomunikasi dalam masyarakat. Metode ini disebut sistem disa atau disc, akronim yang menyingkat istilah Dominance, Inducement, Submission, dan Analytic/Compliance. Empat istilah ini melukiskan tipe perilaku utama yang menggambarkan bagaimana orang melihat dirinya dalam hubungan dengan lingkungan di sekitarnya – dominasi, insirasi, penyerahan, dan analitik/kepatuhan. Namun untuk bagian terakhir teori ini cenderung menggunakan istilah analitik daripada kepatuhan. Dan masing -masing jenis perilaku ini dikaitkan dengan warna: merah, kuning, hijau, dan biru.
Tetapi sebelum kita melangkah lebih jauh membahas sistem ini dan aplikasinya, merupakan sebuah ide yang baik bila kita terlebih dahulu melakukan perjalanan sejarah singkat. Maksud dari perjalanan ini adalah untuk memperlihatkan bahwa para pemikir di jaman lampau telah melakukan kategorisasi perilaku manusia.
Meskipun kategorisasi pada manusia menjadi beberapa profil perilaku teoritis tampak seperti penemuan modern, bahwasanya dalam semua budaya, selalu ada kebutuhan untuk mengkategorikan orang. Dan menariknya, banyak dari kategorisasi ini dapat dianggap sebagai bahan-bahan penyusun sistem disa. Erikson membandingkan teorinya dengan dua teori lama yang menurutnya paling mirip, yaitu teori yang berasal dari Yunani kuno dan teori yang dilahirkan bangsa Aztec.