Leadership

Kepemimpinan yang Empatik (2)

Di bagian kedua dari tulisan ini kita akan membahas cara Menjadi Seorang Pemimpin yang Empatik. Meskipun ada beberapa orang yang mungkin tidak setuju, empati dapat dipelajari. Dan ada cara-cara untuk menjadi lebih empatik sebagai seorang pemimpin. Mari kita lihat cara-cara apa saja yang bisa dilakukan oleh para pemimpin agar dapat menerapkan lebih banyak empati di tempat kerja.

Cara yang pertama ialah mendengarkan dengan aktif. Para pemimpin yang empatik adalah mereka yang memahami bahwa pemikiran, pendapat, keyakinan, dan keputusan mereka tidak selalu yang terbaik. Sebaliknya, mereka mendengarkan dengan aktif, mendorong karyawan mereka untuk berbicara, dan mempertimbangkan sudut pandang orang lain. Mereka adalah pendengar yang baik, dan mereka menghargai umpan balik dari bawah. Mereka memahami bahwa hal tersebut membantu mereka mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka. Meskipun idealnya adalah memiliki sesi umpan balik langsung empat mata secara rutin, hal ini tidak selalu realistis. Selain itu, beberapa karyawan lebih suka memberikan umpan balik secara anonim. Untuk mengakomodasi hal tersebut, para pemimpin perlu mengadakan survei karyawan secara teratur. Serangkaian pertanyaan yang tepat dapat membantu mereka mengidentifikasi adanya kesenjangan dan mendapatkan data berharga tentang bagaimana menyempurnakan gaya kepemimpinan mereka.

Cara kedua adalah bertindak berdasarkan umpan balik. Meskipun banyak pemimpin sudah menggunakan survei untuk mengukur kondisi pikiran karyawan mereka, banyak dari mereka tidak bertindak berdasarkan umpan balik yang terkumpul. Sebagian besar dari mereka tidak mengambil tindakan karena mereka tidak yakin tentang bagaimana menggunakan data yang terkumpul tersebut. Idealnya, solusi survei Anda tidak hanya memberikan respons mentah, tetapi juga memberikan wawasan berharga dan rekomendasi yang dapat dilaksanakan untuk perbaikan. Solusi survei cerdas dengan analitik dan pelaporan yang kuat dapat membantu pemimpin memahami cara dan kapan mereka harus lebih banyak berempati dengan tim mereka. Sayangnya, dari beberapa riset menunjukkan hanya sekitar 1/5 karyawan yang percaya bahwa manajernya akan bertindak berdasarkan hasil survei.

Langkah berikut yang bisa dilakukan adalah mempelajari keterampilan komunikasi. Bagi para pemimpin yang empatik, memberikan umpan balik konstruktif yang negatif bisa menjadi sulit. Namun, dengan keterampilan komunikasi verbal dan non-verbal yang tepat, mereka dapat menemukan cara untuk memberikan umpan balik berharga tanpa merusak hubungan mereka dengan karyawan masing-masing.

Cara keempat adalah memberikan pengakuan keberhasilan. Para pemimpin yang empatik memahami nilai dari tindakan penghargaan terhadap orang-orang mereka. Pengakuan terhadap karyawan adalah salah satu faktor terbesar dalam memunculkan motivasi, keterlibatan, dan produktivitas karyawan. Namun, banyak karyawan masih merasa bahwa kerja mereka kurang dihargai, dan mereka menginginkan lebih banyak pengakuan dari atasan mereka. Berita baiknya adalah pengakuan itu tidak harus berupa materi. Banyak orang lebih peduli dengan kata-kata ucapan terima kasih daripada hadiah materi. Jadi, meskipun perusahaan Anda tidak memiliki anggaran tambahan untuk meluncurkan program pengakuan karyawan formal, Anda masih dapat melakukannya dengan kata-kata!

Cara yang terakhir adalah bertindak sebagai panutan. Sebagai pemimpin, tugas Anda juga adalah mempromosikan hubungan empatik dalam tim. Dengan berinteraksi dengan anggota tim dengan cara ini, Anda akan mendorong mereka untuk melakukan hal yang sama. Anda juga dapat memotivasi mereka melakukannya dengan mengusulkan dinamika dan kegiatan yang mempromosikan pembangunan tim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *