Hukum Proses dalam Kepemimpinan (1)
Anne Scheiber adalah seorang wanita lanjut usia yang berhasil membangun kekayaannya hingga senilai $22 juta. Scheiber tinggal di sebuah apartemen studio yang kumuh dan kecil di Manhattan, di mana ia hidup dengan mengandalkan tunjangan sosial dari pemerintah dan dana pensiun bulanan yang kecil. Meskipun memiliki gelar hukum dan bekerja dengan baik, Scheiber tidak pernah dipromosikan saat bekerja di Internal Revenue Service, dan dia pensiun dengan penghasilan tahunan sebesar $3.150 pada usia lima puluh satu tahun. Setelah pensiun, Scheiber menginvestasikan $5.000 yang telah berhasil dia simpan selama bekerja di IRS ke dalam saham. Dia membeli 1.000 saham Schering-Plough Corporation senilai $10.000 pada tahun 1950, dan dia mempertahankan saham tersebut, membiarkan nilainya terus bertambah. Saat ia meninggal di tahun 1995, saham asli tersebut telah dibagi berkali-kali hingga menghasilkan 128.000 saham senilai $7,5 juta. Scheiber menjadi contoh ketekunan dalam membangun kekayaan selama bertahun-tahun dengan pemikiran jangka panjang. Dia menghabiskan seluruh hidupnya untuk membangun kekayaannya dan tidak pernah menjual sahamnya dengan maksud untuk mencairkan investasinya. Dia memahami dan menerapkan Hukum Proses dalam keuangan, yaitu menginvestasikan kembali dividen yang diterima demi memperoleh keuntungan kembali yang lebih besar. Pada akhir hayatnya, Scheiber meninggalkan hampir seluruh warisannya senilai $22 juta kepada Yeshiva University. Warisan ini membuatnya jadi legenda dalam semalam dan menunjukkan bahwa membangun kekayaan memerlukan ketekunan dan kesabaran dalam memikirkan jangka panjang.
Kepemimpinan bisa diibaratkan seperti berinvestasi. Seperti halnya investasi di pasar saham, menjadi pemimpin sukses juga membutuhkan waktu dan usaha yang konsisten. Tidak mungkin untuk menjadi pemimpin yang sukses dalam waktu singkat. Kunci kesuksesan dalam kepemimpinan adalah konsistensi dalam mengembangkan diri dan keterampilan kepemimpinan setiap hari. Seorang pemimpin yang sukses memiliki kesamaan, yaitu rahasia kesuksesannya terletak pada agenda harian yang dilakukannya. Jika Anda terus berinvestasi dalam diri dan pengembangan kepemimpinan Anda, hasilnya akan terlihat dari waktu ke waktu.
Banyak orang bertanya apakah kepemimpinan merupakan bakat bawaan atau bukan. Meskipun beberapa orang mungkin memiliki bakat alami yang lebih besar daripada yang lain, kemampuan untuk memimpin sebenarnya bisa dipelajari dan ditingkatkan. Namun, proses tersebut tidak terjadi dalam semalam. Kepemimpinan memiliki banyak aspek yang bersifat abstrak, seperti rasa hormat, pengalaman, kekuatan emosional, keterampilan interpersonal, dan sebagainya. Itulah mengapa pengalaman sangat penting dalam menjalankan kepemimpinan dengan efektif.
Menurut Warren Bennis dan Burt Nanus, para ahli di bidang kepemimpinan, kemampuan untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan adalah apa yang membedakan pemimpin dari pengikutnya. Pemimpin yang sukses adalah pembelajar sejati dan proses pembelajaran tersebut harus berkelanjutan, didukung dengan disiplin dan ketekunan. Setiap harinya harus dijadikan kesempatan untuk menjadi lebih baik dan menciptakan kemajuan relatif dibanding hari sebelumnya. Oleh karena itu, kepemimpinan memang rumit, namun jika Anda terus berinvestasi dalam pengembangan diri, hasilnya akan terlihat dari waktu ke waktu.