Manajemen Kinerja

Mungkinkah Menetapkan Banyak Target?

Menetapkan target untuk karyawan itu penting. Target dapat membangun ekspektasi dan menentukan pedoman yang jelas, membuat pemberi kerja dan karyawan memiliki pemahaman yang sama, dan komponen utama dari bentuk komunikasi yang benar.

Karena itu, beberapa perusahaan mencoba menjelaskan target untuk karyawannya sedetail mungkin. Mereka menetapkan target sangat tinggi, disertai detail komponenpenyusunnya, hampir seperti item yang harus dilakukan untuk mencapai target itu. Mereka mencoba mengomunikasikan ekspektasi dengan jelas.

Namun, penting untuk diperhatikan bahwa penetapan target bisa menjadi terlalu rumit dan akhirnya menjadi kontraproduktif. Jika terdapat terlalu banyak target atau terlalu banyak detail, itu bisa menjadi bumerang.

Sekalipun target atau detail tersebut bermaksud baik, itu bisa membuat karyawan kewalahan. Karyawan mungkin akan menyerah jika mereka merasa tidak dapat memenuhi semua target. Dengan kata lain, jika mereka tidak dapat memenuhi semua target, mereka mungkin tidak lagi memiliki motivasi untuk mencapai target itu.

Mereka yang mencoba mencapai semua target cenderung merasa terforsir.

Karyawan mungkin merasa bahwa perusahaan masih meragukan kemampuan mereka dalam mencapai target perusahaan yang lebih luas, yang mengakibatkan kepercayaan terhadap perusahaan terkikis. 

Hal ini bisa terasa seperti manajemen mikro, yang cenderung membuat karyawan merasa tidak nyaman.

Terlalu banyak detail target dapat membuat karyawan merasa tidak ada waktu untuk melakukan apa pun selain memastikan daftar target sudah terpenuhi, yang bisa membuat karyawan frustasi.

Ini dapat menciptakan situasi di mana karyawan kehilangan fokus pada item lain — yang tidak terdapat dalam detail target tetapi item lain itu mungkin sama pentingnya.

Semangat karyawan menjadi berkurang ketika target tampak terlalu sulit atau tidak realistis.

Seorang pemberi kerja mungkin berpikir akan bisa membantu dengan memberikan banyak batasan, tetapi itu bisa dianggap sebagai manajemen mikro dan menunjukkan kurangnya kepercayaan. Ini mengikis otonomi karyawan dan tidak memungkinkan karyawan melakukan pekerjaan sesuai keinginan mereka.

Masalah Kinerja: Solusi Alternatif

Jika Anda berada dalam situasi di mana karyawan tidak menyelesaikan tugas sesuai harapan, ada cara yang lebih baik untuk memperbaiki situasi tersebut. Sebagai contoh:

  • Pastikan target yang lebih umum dikomunikasikan dengan jelas dan ringkas tanpa petunjuk yang terlalu detail.
  • Uraikan bagaimana target individu disesuaikan dengan tujuan dan visi organisasi.
  • Tangani masalah kinerja sebagai masalah disipliner, bukan dengan memberikan persyaratan yang lebih rinci. Ini akan memungkinkan karyawan masih memiliki otonomi.
  • Sering-seringlah melakukan peninjauan terhadap karyawan untuk melihat keadaan, dan memberi koreksi arah jika perlu.
  • Dapatkan masukan dari karyawan tentang apa yang menghalangi mereka mencapai target.
  • Memberi penghargaan kepada karyawan atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik, yang dapat memotivasi mereka untuk terus memenuhi ekspektasi.

Saat menetapkan target untuk individu, pastikan target tersebut disusun sedemikian rupa sehingga target keseluruhan menjadi jelas. Ketika target perusahaan dipahami karyawan, dengan sendirinya menjelaskan mengapa target yang harus ia penuhi diperlukan dan memungkinkan karyawan merasa bahwa mereka mencapai sesuatu yang penting untuk kesuksesan organisasi.

Apa pengalaman Anda ketika karyawan tidak memenuhi target? Bagaimana Anda memperbaiki situasinya?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *