Pertimbangan Pengukuran Kinerja Karyawan
Mengukur kinerja adalah fungsi penting dalam manajemen bisnis. Pemilik atau pengelola bisnis harus memiliki prosedur analisis kuantitatif atau kualitatif untuk meninjau operasional perusahaan. Analisis kuantitatif menggunakan perhitungan matematis untuk mengukur keluaran kinerja. Analisis kualitatif memungkinkan pemilik bisnis untuk membuat penilaian atau kesimpulan pribadi dari informasi bisnis.
Kinerja karyawan adalah roda penggerak utama kesuksesan perusahaan. Berbagai macam biaya yang berkaitan dengan SDM atau karyawan biasanya membukukan pengeluaran terbesar bagi perusahaan, dan pengukuran kinerja sangat penting untuk proses manajemen karyawan. Berikut adalah beberapa hal yang patut diperhatikan dalam proses pengukuran kinerja karyawan.
Data dan Fakta
Pemilik atau pengelola bisnis biasanya mengukur kinerja karyawan dengan menilai output produksi dari setiap karyawan. Output karyawan mewakili jumlah barang atau jasa yang dapat diproduksi oleh karyawan dalam jumlah waktu tertentu. Kinerja karyawan juga dapat berhubungan dengan seberapa efisien perusahaan menggunakan sumber daya ekonomi. Sumber daya ekonomi mencakup bahan langsung dan fasilitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk individu. Kinerja karyawan yang buruk dapat mengakibatkan pemborosan sumber daya dan biaya operasional bisnis yang lebih tinggi.
Fitur
Perusahaan biasanya memiliki proses tinjauan karyawan formal dalam sistem manajemen kinerja yang dipakainya. Proses formal ini mengevaluasi karyawan pada aspek keterampilan individu, pengetahuan tentang operasi bisnis, ketepatan waktu, kemampuan kerja tim dan fitur serupa lainnya. Pemilik atau pengelola bisnis sering menyimpan informasi ini dalam file karyawan sehingga perusahaan memiliki catatan historis kinerja karyawan. Pengelola bisnis dapat membandingkan kinerja karyawan saat ini dengan tahun-tahun sebelumnya untuk menentukan apakah karyawan tersebut membaik atau menurun.
Fungsi
Kinerja karyawan yang buruk dapat menurunkan keunggulan kompetitif perusahaan di lingkungan bisnis. Keunggulan kompetitif adalah ketika satu perusahaan dapat menghasilkan barang atau jasa lebih efisien dan efektif daripada bisnis lain. Usaha kecil biasanya mengandalkan karyawan untuk menghadirkan citra positif perusahaan di pasar ekonomi. Karyawan sering mewakili perusahaan dalam fungsi layanan pelanggan, seperti kasir, resepsionis, agen layanan pelanggan, dan posisi serupa lainnya.
Penggunaan Teknologi
Teknologi bisnis dapat membantu pemilik atau pengelola usaha meningkatkan kinerja karyawan mereka. Perangkat lunak bisnis dapat mengotomatiskan proses manual tradisional dan menghilangkan kesalahan entri data dalam fungsi tertentu. Teknologi juga dapat meningkatkan hasil produksi untuk karyawan yang bekerja di departemen tertentu. Misalnya, staf departemen akuntansi sering kali dapat memproses lebih banyak tagihan atau faktur menggunakan perangkat lunak akuntansi. Daripada menghabiskan banyak waktu memilah dan merinci perhitungan buku besar kertas atau jurnal manual untuk mencatat informasi ini, akuntan cukup memasukkan informasi faktur ke dalam perangkat lunak akuntansi untuk kemudian diproses otomatis.
Kesalahpahaman
Karyawan secara individu tidak selalu harus bertanggung jawab atas kinerjanya yang buruk. Pengelola bisnis yang menggunakan sistem manajemen yang terlalu ketat dapat menciptakan lingkungan kerja yang sulit. Pemilik atau pengelola bisnis mungkin mengharuskan karyawan untuk selalu mendapatkan persetujuan sebelum membuat keputusan dalam pekerjaan mereka. Hal ini dapat memperlambat proses produksi perusahaan dan menghambat karyawan untuk mencapai kinerja yang maksimal. Karyawan yang kurang terlatih juga dapat menurunkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.