Motivasi Kerja

Cara Melepaskan Scarcity Mindset dan Mengadopsi Abundance Mindset (1)

Bukan hal yang aneh bila mendengar pendapat bahwa pola pikir (mindset) mempengaruhi segalanya — tetapi apa sebenarnya arti pendapatini?

Meskipun berpikir positif bukan obat untuk semua kesulitan hidup, itu dapat membantu orang-orang menemukan lebih banyak kebahagiaan dan memperoleh makna kehidupan mereka. Dengan logika ini, mengadopsi Abundance Mindset dapat diterjemahkan ke dalam kehidupan yang menjandikan lebih banyak kelebihan.

Pada artikel kali ini kami menawarkan beberapa tips kepada Anda agar bisa meraih berbagai kelebihan terseburt.

Dalam bukunya, The 7 Habits of Highly Effective People, Stephen Covey menyatakan bahwa pola pikir sering kali terbagi dalam 2 jenis, Scarcity Mindset dan Abundance Mindset. Selanjutnya pada artikel ini kami sebut sebagai pola pikir kelangkaan dan pola pikir berkelimpahan.

Memiliki pola pikir berkelimpahan berarti percaya bahwa terdapat berlimpah sumber daya yang bisa digunakan di luar sana. Pola pikir kelangkaan, di sisi lain, banyak dipengaruhi oleh persaingan dan perasaan kekurangan. Jika Anda berpikir berdasar pola persaingan, Anda akan percaya bila ada orang lain mencapai sesuatu berarti Anda telah kehilangan sesuatu.

Sebagai ahli saraf dan penulis, Tara Swart, M.D., Ph.D., menjelaskan bahwa Pola pikir kelimpahan berarti bersedia mengambil risiko. Pola pikir kelimpahan memiliki asosiasi positif, optimis — Anda percaya ada cukup sumber daya di luar sana untuk semua orang. Sedangkan pola pikir kelangkaan adalah kebalikannya.

Terdapat pergumulan di otak kita antara kelimpahan dan kelangkaan sepanjang waktu. Berikut adalah beberapa contoh implementasi pola pemikiran kelangkaan vs. kelimpahan di kenyataan.

Di dunia investasi, pola pikir kelangkaan akan meyakinkan Anda bahwa saat Anda berinvestasi, hasil yang diharapkan tidak sepadan dengan risikonya. Di sisi lain, pola pikir kelimpahan akan meyakinkan Anda akan mendapatkan pengembalian hasil yang menguntungkan.

Dalam percintaan, jika sepertinya semua orang di lingkaran pertemanan Anda memiliki pasangan kecuali Anda, Anda merasa tidak akan pernah menemukan cinta, atau tidak ada cukup banyak orang baik di luar sana yang pantas Anda dekati. Itu adalah pola pikir kelangkaan. Seseorang dengan pola pikir berkelimpahan akan turut berbahagia dengan keadaan teman-temannya dan yakin bahwa cinta yang sesungguhnya akan datang kepadanya ketika waktunya tiba.

Secara umum, kelangkaan berasal dari alam bawah sadar dan ketakutan akan keselamatan dan kesejahteraan kita sendiri. Pemikiran “Saya masih butuh …” atau “Risiko itu terlalu berat bagiku” adalah contohnya. Kelimpahan, di sisi lain, adalah perwujudan rasa syukur dan keterbukaan, sehingga Anda dapat merasa puas dan menerima peluang di sekitar Anda.

Bila Anda mendapati seseorang di pekerjaan yang enggan berkolaborasi dengan orang lain, karena tidak yakin dengan kemampuan orang lain, atau karena enggan bila “jatahnya” berkurang, itu adalah salah satu bentuk pola pikir kelangkaan. Di sisi seberangnya adalah orang-orang yang suka berkolaborasi mengkonsolidasikan beragam potensi yang ada di sekitarnya.

Tantangan mengadopsi pola pikir berkelimpahan.

Menurut Swart, pola pikir berkelimpahan tidak mudah diterima semua orang, jadi Anda tidak perlu merasa putus asa jika Anda kesulitan melihat sisi baiknya. Anda juga tidak boleh merasa bahwa keadaan hidup yang negatif adalah kesalahan Anda; akibat dari Anda yang tidak cukup berpikir positif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *