Motivasi Menurut Teori Harapan bag 2
Teori harapan ketika melihat motivasi dipengaruhi 3 variabel. Bagian sebelumnya telah membahas variabel pertama, yaitu harapan. Berikutnya adalah 2 variabel berikutnya.
2. Instrumentalitas
Dalam variabel ini, Anda menilai seberapa besar kemungkinan Anda menerima hadiah jika Anda mencapai target yang telah ditetapkan.
Pada variabel ini, Anda membuat penilaian berdasarkan sejumlah faktor, di antaranya:
- Apakah terdapat korelasi yang jelas antara kinerja dan penghargaan (hasil).
- Seberapa besar kepercayaan Anda terhadap orang yang memutuskan pemberian penghargaan itu.
- Seberapa transparan proses pengambilan keputusan mengenai siapa yang layak mendapat penghargaan itu?
Contoh instrumentalitas adalah saat Anda berpikir, “Jika saya mencapai semua target yang sudah ditetapkan, maka saya yakin saya akan mendapatkan promosi”.
3. Valensi
Sejauh ini Anda sudah memiliki target untuk dikejar dan Anda memahami penghargaan seperti apa yang dijanjikan jika bisa mencapainya. Bagian terakhir dari bangunan motivasi menurut teori ini adalah valensi. Valensi merupakan nilai yang dirasakan atas pencapaian dari sudut pandang Anda secara pribadi.
Variabel ini bisa bernilai negatif jika Anda secara sengaja ingin menghindari pencapaian yang dijanjikan, bernilai nol jika tidak termotivasi, atau bernilai satu jika memang termotivasi oleh pencapaian yang dimaksud.
Dalam hal penentuan nilai valensi, seorang karyawan biasanya akan mempertimbangkan pro dan kontra atas suatu pencapaian. Misalnya,
“Apakah saya benar-benar menginginkan sebuah promosi?”
“Apakah setelah mendapat promosi dan tanggung jawab ekstra berdampak mengurangi waktu saya bersama keluarga?”
“Apakah benar-benar layak untuk melakukan upaya serius selama setahun penuh demi memperoleh promosi dan kenaikan gaji 10%?”
Menggabungkan tiga variabel di atas memberi kita rumusan teori pengharapan sebagai berikut.
Kekuatan Motivasi M(otivational Force) = Harapan x Instrumentalitas x Valensi
Dalam teori ini istilah motivational force di singkat jadi MF dan secara sederhana berarti Kekuatan Motivasi, yang dapat Anda anggap sebagai motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu.
Rumus ini hanya menyatakan apa yang telah kita bahas. Artinya, agar bisa termotivasi, seseorang harus berpikir bahwa target yang sudah ditetapkan untuknya secara logis dapat dicapai, ia harus memahami dengan jelas imbalan apa yang mungkin ia terima, dan ia harus benar-benar menghargai imbalan itu.
Lalu bagaimana cara menggunakan model ini di tempat kerja? Sebagai seorang manajer, Anda dapat menggunakan teori ini untuk membantu memotivasi tim Anda.
Teori Harapan dapat membantu kita untuk memahami bagaimana anggota tim membuat keputusan tentang alternatif perilaku di tempat kerja.
Manfaat yang paling jelas dari aplikasi Teori Motivasi Harapan Vroom adalah bahwa:
- Penghargaan harus dikaitkan langsung dengan kinerja.
- Bagaimana imbalan seseorang ditentukan harus transparan.
- Penghargaan harus memenuhi standar kelayakan.
- Penghargaan yang ditawarkan harus benar-benar diinginkan.
Pada contoh berikut ini, kita akan mempelajari penerapan Teori Harapan dalam organisasi.
Skenarionya adalah Anda merupakan manajer baru dari suatu tim kecil dengan catatan prestasi yang relatif rendah. Anda mencari akar penyebab rendahnya kinerja tim ini dan ingin memulai tim ini ke arah yang benar di bawah manajemen Anda.
Tindakan yang mulai Anda lakukan adalah berbicara dengan masing-masing anggota tim dan tim secara keseluruhan, lalu Anda menyadari bahwa tim ini memiliki semangat kerja yang sangat rendah.
Langkah apa lagi yang harus dilakukan?
bersambung