Resensi Buku

Bagian ke-6 Resensi Buku “The Art of Possibility”

Kita kembali melanjutkan membahas buku “The Art of Possibility” karya Rosamund Stone Zander dan Benjamin Zander. Kali ini kita membahas konsep kepemimpinan yang unik dan mendalam, bagaimana memimpin dari posisi manapun dan menemukan kekuatan pemimpin yang tak terlihat. Zander berpendapat bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang posisi atau kekuasaan, tetapi tentang kemampuan untuk menginspirasi, memberdayakan, dan mendukung orang lain untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Kepemimpinan Tak Terbatas pada Posisi

Zander memulai dengan membahas peran konduktor dalam orkestra. Dia menyinggung bahwa konduktor, meskipun tampak memegang kendali penuh, sebenarnya tidak menghasilkan suara apa pun. Kekuatan konduktor berasal dari kemampuannya untuk memotivasi dan mengarahkan para pemain menciptakan musik yang indah.

Kepemimpinan dalam dunia korporat juga dapat bekerja dengan cara yang sama. Seringkali, pemimpin yang dianggap “superior” justru cenderung menekan suara orang-orang yang mereka pimpin. Sebaliknya, pemimpin yang efektif adalah mereka yang mampu melihat potensi dalam setiap individu dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang.

Memberikan Nilai “A” kepada Semua Orang

Zander mengusulkan sebuah praktik yang disebut “memberikan nilai A”. Praktik ini berfokus pada pengakuan dan penghargaan terhadap setiap individu, tanpa memandang posisi atau prestasi mereka. Ini adalah tindakan untuk menciptakan kepercayaan dan rasa aman, yang pada akhirnya akan memicu kreativitas dan kinerja yang lebih baik.

Contohnya, Zander menceritakan tentang kelas musiknya di mana dia memberikan nilai A kepada semua siswa sejak awal. Dia meminta mereka untuk menulis surat yang dibayangkan dari masa depan, di mana mereka telah mencapai semua tujuan dan menjadi diri mereka yang terbaik. Hasilnya menakjubkan: siswa merasa lebih percaya diri, kreatif, dan mampu mengambil risiko dalam bermain musik.

Memimpin dari “Kursi Belakang”

Zander menekankan bahwa kepemimpinan tidak harus selalu berasal dari posisi yang tinggi. Bahkan dari “kursi belakang”, seperti seorang pemain biola dalam orkestra, seseorang dapat memimpin dengan memberikan inspirasi dan dukungan kepada orang lain.

Dia menceritakan kisah tentang seorang pemain biola bernama Tanya yang tampak tidak bersemangat dalam latihan. Zander, dengan memahami passion Tanya untuk musik Mahler, berinisiatif untuk memperlambat tempo sedikit demi sedikit, sehingga Tanya dapat “masuk” ke dalam musik dan bermain dengan penuh semangat.

Menjadi “Konduktor Hening”

Zander mengajak kita untuk menjadi “konduktor hening”. Konsep ini berfokus pada mendengarkan dengan penuh perhatian, melihat potensi dalam setiap orang, dan memberikan kepercayaan serta dukungan yang diperlukan untuk membantu mereka mencapai potensi terbaiknya.

Zander memberikan contoh tentang anak-anak di sebuah sekolah yang dianggap “gagal”. Dengan memberikan perhatian dan kesempatan kepada anak-anak tersebut, dia berhasil membantu mereka untuk menemukan kecintaan mereka pada musik dan bahkan memimpin orkestra dengan penuh semangat.

Penutup

Zander dalam hal ini menekankan bahwa kepemimpinan bukanlah tentang kekuatan atau kekuasaan, tetapi tentang kemampuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, inspiratif, dan memungkinkan setiap orang untuk mencapai potensi terbaiknya, baik dalam musik maupun dalam kehidupan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *