Resensi Buku

Raihlah Kemenangan Melalui Tindakan, Bukan Argumentasi (1)

Buku The 48 Laws of Power karya Robert Greene menuliskan 48 strategi meraih atau mempertahankan kekuasaan yang disarikan dari berbagai peristiwa sejarah dan karya sastra. Di dalamnya terdapat prinsip-prinsip yang bisa diterapkan di dunia manajemen. Salah satu prinsip yang ditawarkan adalah pastikan ketika meraih kemenangan, itu diperoleh dari tindakan, bukannya melalui argumen.

Menang dalam sebuah argumen sebenarnya hanya akan menjadi kemenangan sementara, karena kemenangan seperti itu adalah kemenangan semu; kemenangan yang menghabiskan lebih banyak sumber daya daripada imbalan yang didapat. Tindakan penuh kebencian dan niat buruk yang Anda bangkitkan saat berargumentasi akan bertahan lebih lama dan lebih kuat daripada perubahan pendapat sementara yang mungkin berhasil Anda raih. Lebih baik untuk membuat orang lain setuju dengan Anda melalui tindakan, bukan dengan kata-kata. Tunjukkan pada mereka apa yang Anda maksud, jangan hanya menjelaskan dengan kata-kata.

Sir Christopher Wren, seorang arsitek yang terkenal di Inggris pada masa Renaisans, memiliki pengetahuan luas dalam berbagai ilmu seperti matematika, astronomi, fisika, dan fisiologi. Meski begitu, ia sering diminta untuk membuat perubahan pada desainnya oleh pelanggannya, yang sebenarnya malah tidak praktis. Namun, Wren tidak pernah menolak atau menyindir, ia memiliki cara tersendiri untuk membuktikan maksud di balik desainnya.

Pada tahun 1688, Wren merancang balai kota yang indah di kota Westminster. Namun, walikota merasa cemas dan tidak puas dengan desainnya karena takut lantai dua tidak aman dan bisa runtuh menimpa kantornya di lantai pertama. Walikota menuntut Wren menambahkan dua kolom batu untuk penyangga tambahan. Meskipun Wren tahu bahwa tambahan ini tidak akan berguna, ia tetap membangunnya sesuai permintaan walikota.

Beberapa tahun kemudian, para pekerja yang membangun bangunan tersebut menyadari bahwa kolom-kolom itu tingginya tidak sampai menyentuh langit-langit dan sebenarnya tidak memiliki fungsi. Meski begitu, kedua pihak berhasil mendapatkan yang mereka inginkan. Walikota bisa merasa tenang, dan Wren yakin bahwa generasi berikutnya akan memahami bahwa desain aslinya berhasil tanpa perlu kolom-kolom tersebut.

Di sisi lain, terdapat individu tipe pendebat yang dapat ditemukan di mana saja di masyarakat. Jenis orang ini tidak menyadari bahwa kata-kata tidaklah netral – kata apapun bisa memunculkan kesan tidak menyenangkan. Mereka biasanya menilai lebih rendah kecerdasan orang lain, termasuk saat mereka berdebat dengan atasannya. Mereka juga tidak memiliki kemampuan memahami orang yang sedang mereka hadapi. Karena pada dasarnya ia merasa dirinya selalu benar, argumen apapun tidak akan memengaruhi dirinya. Bahkan ketika seorang pendebat terjepit, ia cenderung untuk terus berdebat dan memperburuk situasi. Keahlian Socrates dalam berargumen sekalipun ternyata tidak dapat menyelamatkan dirinya ketika ia membuat orang lain merasa tidak aman.

Ini bukan hanya masalah menghindari konflik dengan mereka yang memiliki kekuasaan yang lebih besar dari kita. Secara Alamiah kita semua percaya bahwa kita ahli beropini dan melakukan penalaran. Karena itu, perlu diingat bahwa penting untuk belajar menunjukkan kebenaran ide-ide Anda secara tidak langsung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *