Ringkasan Buku The Lean Startup oleh Eric Ries (2)

Buku ini menawarkan sebuah metodologi yang sesuai bagi sebuah startup. Lean Startup membahas tentang proses mempelajari apa yang benar-benar diinginkan pelanggan Anda — dan mempelajarinya dengan cepat. Ini adalah proses terus menguji apa yang menurut Anda diinginkan oleh pelanggan, kemudian beradaptasi berdasarkan hasil pengujian itu, dan melakukannya sebelum Anda kehabisan modal.

Artikel bagian ini mulai memasuki pembahasan terpenting dari buku ini.

Putaran Berkesinambungan Build-Measure-Learn

Putaran Berkesinambungan Membangun-Menguji-Mempelajari. Tujuan Anda menggunakan Lean Startup adalah untuk belajar, mempelajari secepat mungkin apa yang diinginkan pelanggan Anda dan apa yang akan menciptakan bisnis yang berkelanjutan.

Pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan suatu eksperimen. Ini dilakukan dengan disiplin, menggunakan Putaran Berkesinambungan Build-Measure-Learn.

Tujuan kita adalah melewati seluruh Putaran Berkesinambungan Build-Measure-Learn secepat mungkin. Dengan belajar secepat yang kita bisa, kita menghindari membuang-buang waktu dan uang.

Mari kita melalui satu putaran dari proses ini untuk melihat cara kerjanya.

Semua startup memiliki hipotesis mengapa mereka dilahirkan. Ini adalah opini atau asumsi tentang apa yang diinginkan pelanggan Anda. Anda ingin memulai dengan memilih asumsi Anda yang paling berisiko atau paling kritis terlebih dahulu.

Setiap startup memiliki dua hipotesis inti:

• Hipotesis nilai: apa yang diinginkan pelanggan Anda.
• Hipotesis pertumbuhan: bagaimana startup Anda akan tumbuh.

Penting untuk menguji asumsi Anda yang paling berisiko terlebih dahulu. Ini biasanya termasuk:

• Apakah pelanggan benar-benar menginginkan sesuatu yang rencananya akan Anda tawarkan?
• Apakah pelanggan bersedia membayarnya?

Setelah Anda memilih hipotesis untuk diuji, langkah selanjutnya adalah membangun “Produk Minimum yang Layak” (Minimum Viable Product-MVP). Ini memungkinkan Anda untuk menguji hipotesis Anda dengan jumlah waktu dan usaha minimum.

Keistimewaan MVP adalah kemampuan menguji perilaku pelanggan. Misalnya, jika Anda meminta calon pelanggan untuk menyelesaikan survei, 100% dari mereka mungkin memberi tahu Anda bahwa mereka bersedia membeli produk Anda saat sudah siap. Namun, hasil ini sering berubah ketika Anda meminta mereka membelinya. MVP memungkinkan Anda untuk mendapatkan hasil nyata karena orang benar-benar harus mengeluarkan isi dompet mereka.

MVP memungkinkan Anda mengukur perilaku pelanggan yang sebenarnya, bukan hanya opini mereka. Tindakan pelanggan nyata adalah bentuk data terbaik.

Selanjutnya, Anda memasuki tahap measure, pengujian, dengan menjalankan eksperimen. Ini berarti mengekspos pelanggan ke produk Anda dan mengumpulkan data tentang perilaku mereka.

Akhirnya, Anda memasuki tahapan Learn, mempelajari. Anda menganalisis data yang telah terkumpul dan kemudian mencoba menjawab beberapa pertanyaan penting:

• Apakah hipotesis Anda benar?
• Jika meleset, berapa banyak?
• Pelajaran apa yang bisa kita ambil?
• Apakah kita perlu mengubah elemen strategi? Atau bahkan seluruh strategi?

Semakin cepat Anda melewati seluruh tahapan, semakin cepat Anda akan belajar. Pikirkan berapa banyak lagi yang akan Anda pelajari dengan membuat 100 prototipe dalam 200 hari. Tiap prototipe merupakan perbaikan kecil dari yang sebelumnya. Bandingkan dengan mencoba membangun prototipe yang berfungsi penuh dalam 200 hari. Dengan menggunakan pengulangan Build-Measure-Learn, Anda tidak hanya akan belajar lebih banyak, tetapi juga belajar lebih cepat.

Jika Anda tidak memahami apa yang diinginkan pelanggan Anda, maka Anda mungkin akan membuang banyak waktu dan uang untuk membangun sesuatu yang tidak akan dibeli oleh siapa pun.

Perhatikan bahwa terkadang biaya MVP lebih dari sekadar membangun fitur. Karena dalam banyak hal membangun MVP membutuhkan kerja ekstra. Anda harus membangun kemampuan untuk mengukur keberhasilannya. Anda harus mendapatkan pelanggan untuk menggunakannya.