Ringkasan Buku The Lean Startup oleh Eric Ries (3)
Pada bagian sebelumnya kita membahas metode Lean Startup, yaitu Putaran Berkesinambungan Build-Measure-Learn. Untuk itu kita perlu mengadakan eksperimen dengan menawarkan “Produk Minimum yang Layak” (Minimum Viable Product-MVP) kepada calon pelanggan. Pada bagian ini secara khusus kita akan membahas tentang MVP, yaitu adanya beberapa jenis MVP.
1. MVP Video
Alih-alih membangun prototipe yang benar-benar berfungsi, Anda dapat membuat video yang menunjukkan cara kerja sebuah produk. Anda kemudian menunjukkan video tersebut kepada calon pelanggan untuk melihat apakah produk dalam video tersebut memenuhi kebutuhan mereka dan apakah mereka menginginkan produk tersebut saat Anda membuatnya. Anda bahkan dapat meminta calon pelanggan membayar di muka untuk produk tersebut, biasanya ditambah dengan godaan dengan memberikan diskon besar.
Contoh MVP Video
Contoh MVP Video yang paling terkenal adalah Dropbox. Pendiri Dropbox, Drew Housten, menggunakan video berdurasi 4 menit untuk menjelaskan produknya yang kompleks. Hasilnya kemudian, ia menerima umpan balik positif serta sejumlah dana untuk pengembangan.
Dengan menggunakan MVP Video Drew mengetahui bahwa ada permintaan yang nyata terhadap produknya, bukan hanya berharap ada permintaan terhadap produknya.
2. MVP Concierge
Concierge adalah petugas yang melayani seorang tamu hotel – ketika tamu masuk hotel hingga meninggalkan hotel. MVP ini didasarkan pada gagasan bahwa ketika Anda baru memulai, Anda tidak perlu dapat menangani ribuan pelanggan, Anda hanya perlu membuat satu pelanggan senang. Pelayanan kepada pelanggan dilakukan secara manual. Ini mungkin tidak terukur, tetapi intinya adalah untuk membuktikan keunggulan layanan Anda sebelum Anda membangunnya.
Contoh MVP Concierge
Food on the Table adalah perusahaan yang membuat daftar belanjaan mingguan dan resep berdasarkan makanan apa yang disukai oleh keluarga pelanggannya. Bisnis ini memiliki proses yang rumit, tetapi ketika bisnis ini dimulai, mereka tidak memiliki teknologi dan hanya melayani satu pelanggan yang mereka layani secara maksimal.
Alih-alih berinteraksi dengan aplikasi, pelanggan pertama itu mendapat kunjungan dari si CEO setiap minggu. Pelanggan akan meninjau apa saja yang dijual di toko pilihannya, kemudian membuat resep berdasarkan bahan-bahan yang tersedia dan disesuaikan seleranya. Pelanggan kemudian akan mendapatkan resep setiap minggu secara langsung dan dimintai umpan balik.
Meskipun perusahaan ini pada awalnya tidak memiliki produk, juga tidak membangunnya, setiap minggu mereka belajar lebih banyak tentang bagaimana membuat produk mereka sukses. Tim terus menambah pelanggan secara manual sampai tidak bisa tertangani dan terus bertambah. Pada titik ini, mereka mulai membangun produk sendiri.
3. MVP “Wizzard of OZ”
MVP ini tidak ada hubungan langsung dengan cerita anak yang dimaksud. Dalam MVP ini, pelanggan percaya bahwa mereka berinteraksi dengan suatu produk teknologi; namun, kenyataannya adalah bahwa di balik layar ada manusia yang melakukan pekerjaan itu.